Liga Italia

Bawa Inter Raih Trofi Piala Super Italia, Simone Inzaghi Sah Sandang Status Raja Supercoppa Italiana

Simone Inzaghi menegaskan statusnya sebagai pelatih spesialis Supercoppa Italiana alias Piala Super Italia.

Editor: Taufiq Rochman
Tuttomercatoweb.com
Pelatih Inter Milan asal Italia Simone Inzaghi membawa trofi usai memenangi pertandingan sepak bola final Piala Super Italia antara Napoli dan Inter Milan di Stadion Al-Awwal Park di Riyadh, pada 22 Januari 2024. 

TRIBUNMADURA.COM - Simone Inzaghi menegaskan statusnya sebagai pelatih spesialis Supercoppa Italiana alias Piala Super Italia.

Simone Inzaghi berhasil mengantarkan Inter Milan meraih trofi Piala Super Italia setelah menaklukkan Napoli di Stadion Al Awal Park, Riyadh, Arab Saudi, Selasa (23/1) dini hari.

Keberhasilan tersebut membawa Simone Inzaghi mengukuhkan dirinya sebagai raja Supercoppa Italiana.

Inzaghi menjadi pelatih pertama yang memenangkan lima edisi Piala Super Italia.

Termasuk saat masih melatih Lazio, Inzaghi telah memenangkan lima dari tujuh edisi terakhir Supercoppa Italiana, lebih banyak dari Marcello Lippi dan Fabio Capello yang masing-masing meraih empat gelar, mencetak rekor baru sepanjang masa.

"Saya puas, namun yang terpenting adalah untuk para pemain saya yang telah bekerja sangat keras dan klub yang dalam tiga tahun ini memastikan bahwa kami tidak pernah kekurangan apa pun," tutur Inzaghi.

Baca juga: Rencana Baru AS Roma di Bawah Komando De Rossi, Pemain Terpinggirkan Era Mourinho Masuk Tim Inti

"Saya memiliki dedikasi khusus untuk para pendukung kami, yang telah melakukan perjalanan jauh untuk datang ke sini."

"Kami ingin menikmati momen ini bersama mereka dan saat mencetak gol, semua pemain, termasuk mereka yang berada di bangku cadangan, berlari untuk merayakannya bersama para penggemar," katanya.

Inzaghi juga mencatatkan rekor lain sebagai pelatih Inter yang paling banyak memenangkan final dalam sejarah klub.

Dia berhasil meraih lima kemenangan, melewati Helenio Herrera dan Roberto Mancini, yang sama-sama meraih empat kemenangan.

"Tidak ada rahasia, Anda membutuhkan tim yang hebat, yang saya miliki di Inter dan sebelumnya bersama Lazio."

"Saya optimistis, namun hanya pada tingkat tertentu, karena biasanya anda memiliki waktu satu minggu atau lebih untuk mempersiapkan diri menghadapi sebuah final dan kami tidak memilikinya di sini," katanya di Football Italia.

Baca juga: Daya Tarik Jose Mourinho di Liga Italia Belum Pudar, The Special One Diminati Napoli

"Saya ingin memuji para pemain yang masuk dari bangku cadangan, mereka tampil efektif dalam membangun serangan untuk mencetak gol."

"Hal ini menegaskan bahwa kami membutuhkan semua pemain untuk memberikan kontribusinya pada musim ini," ujarnya.

Kedua tim tampil hati-hati di laga final ini. Inter mendominasi, namun tak ada peluangnya yang berbuah gol.

Skor tanpa gol bertahan hingga turun minum babak pertama.

Babak kedua, Napoli mulai berusaha lebih agresif.

Beberapa kali bintang mereka, Khvicha Kvaratskhelia menebar ancaman ke gawang lawan.

Sialnya, di menit ke-60 mereka harus bermain dengan sepuluh pemain.

Giovanni Simeone mendapat kartu kuning kedua sehingga harus meninggalkan lapangan.

Unggul jumlah pemain dimanfaatkan Inter untuk menekan.

Gol yang ditunggu-tunggu tercipta saat injury time.

Lautaro Martinez bergerak dengan cepat menyambut umpan tarik Benjamin Pavard dari kanan.

Sontekannya menjebol gawang Napoli, yang memastikan La Beneamata menjuarai Piala Super Italia dalam tiga musim beruntun, sejak 2021, 2022, dan 2023.

Si Ular Besar juga kini sudah mengumpulkan delapan trofi Piala Super Italia, hanya kalah satu dari Juventus.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Ikuti berita seputar Liga Italia

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved