Berita Viral

Nikahi Kekasih, Pengantin Pria di Ponorogo Beri Mahar 50Kg Beras, Singgung Lonjakan: Inisiatif Saya

Pengantin pria di Ponorogo memberikan mahar 50 kilogram beras ke kekasih yang dinikahinya. Dia pun menyinggung lonjakan harga.

Editor: Mardianita Olga
Kompas.com/Muhlis Al Alawi
Pengantin pria di Ponorogo memberikan beras 50 kg sebagai mahar pernikahan. Dia pu menyinggung lonjakan harga pada kebutuhan pokok tersebut. 

TRIBUNMADURA.COM - Akhirnya menikahi kekasih, pengantin pria di Ponorogo menyerahkan 50 kg beras sebagai mahar.

Menurut keterangan pengantin pria, beras dipilih lantaran adanya lonjakan harga.

Namun, alasan lain juga terkuak.

Alasan tersebut bahkan terdengar romantis.

Lantas, seperti apa kisah pengantin pria tersebut?

Baca juga: Resepsi Baru Mulai 5 Menit, Pengantin Pria Tetiba Dijemput Polisi, Calon Istri Sakit Hati: Hak Saya

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Seorang pria di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menikahi pasangan hidupnya dengan mahar beras.

Sebab, harga beras di pasaran sedang mahal.

Irwan Sokip (29) warga Desa Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, memberikan mahar 50 kilogram beras saat menikahi Ikrima Zakiyah (26), warga Desa Grogol, Kecatamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.

Irwan Sokip yang dikonfirmasi usai menikahi kekasih hatinya mengatakan, mahar 50 kilogram beras itu untuk menjadikan pernikahanya berkesan.

Selain jatuh pada tanggal kabisat, harga beras saat ini mahal dan terus melonjak.

Tak hanya itu, beras yang diberikan kepada mempelai wanita adalah hasil usaha bertaninya sendiri.

"Beras sebanyak 50 kilogram yang saya berikan sebagai mahar itu merupakan hasil saya menanam sendiri. Prosesnya saya tanam, rawat dan hasilnya saya berikan kepada istri saya sebagai mahar,” kata Irwan.

Menurut Irwan, saat ini harga beras terus melonjak di pasaran.

Nampak dua karung beras seberat 50 kilogram menjadi salah satu mahar pernikahan Irwan Sokip dan Ikrima Zakiyah di Desa Grogol, Kecatamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (29/2/2024).
Nampak dua karung beras seberat 50 kilogram menjadi salah satu mahar pernikahan Irwan Sokip dan Ikrima Zakiyah di Desa Grogol, Kecatamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (29/2/2024). (KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI)

Baca juga: Keluar Mahar Ratusan Juta, Pengantin Pria Syok saat Aib Istrinya Bocor, Video Pribadi Tersebar

Selain itu beras pun sulit didapatkan.

Untuk itu, Irwan memberikan beras sebagai mahar dalam perkawinannya.

Keluarga mempelai perempuan sudah menyetujuinya.

“Saya memang berinisiatif menggunakan beras sebagai mahar. Dan saya makin yakin karena keluarga calon istri saya juga menyetujui dengan apa yang akan saya berikan,” kata Irwan.

Tak hanya beras, Irwan juga memberikan perhiasan emas seberat 1,5 gram, seperangkat alat shalat dan uang tunai Rp 2,4 juta.

Pernikahan Irwan dan Zakiyah yang dipimpin penghulu dari KUA Sawoo, Meky Hasan Tachrudin, berlangsung khidmat dan lancar di mushala milik keluarga mempelai wanita.

Saat akad nikah berlangsung, hanya mempelai pria Irwan Sokip bersama keluarga dan orangtua mempelai wanita, Bambang Margono, serta dua saksi pernikahan.

Proses akad nikah pun menggunakan Bahasa Arab.

Di sisi lain, pengantin anyar di Malaysia memberikan bumbu dapur sebagai seserahan.

Modal yang dikeluarkan pun hanya Rp450 ribu.

Menurut pengakuan sang pengantin, keputusan itu nekat lantaran sempat ditentang oleh pihak keluarga.

Akan tetapi, mereka tak mau berutang demi melangsungkan perniakahan.

Kesederhanaan yang dipamerkan pengantin anyar ini lantas menyita perhatian publik sampai-sampai viral di media sosial.

Usut punya usut, kisah ini dibagikan langsung oleh sang pengantin wanita, Siti Masnida Abdul Malek (34).

Wanita yang biasa dipanggil Nida ini mengambil langkah berbeda dengan memilih bumbu dapur sebagai hantaran.

Nida menghabiskan RM50, sekira Rp166 ribu, untuk membelanjakan bumbu dapur sebagai seserahan kepada pengantin pria.

Sementara itu, suaminya, Yusri (35), membalas seserahan dengan isi serupa senilai RM85 atau sekira Rp283 ribu.

“Keputusan membuat konsep bumbu dapur sebagai hantaran ini adalah persetujuan bersama dengan suami,” ujar Nida, mengutip dari mStar, Senin (8/1/2024).

Selain lebih murah dari seserahan lainnya, Nida juga senang memasak sehingga memilih bumbu dapur.

“Karena saya suka memasak, jadi kami memilih menggunakan bumbu dapur berbahan kering agar mudah dan tak boros.

“Kami bukannya tak mau membeli barang-barang pribadi yang harganya mahal untuk seserahan. Tapi kami sudah ada semuanya,” kata Nida menjelaskan.

Tak hanya seserahan, akad nikah juga dilakukan secara sederhana.

Baca juga: Pengantin Wanita Nyesal Dijodohkan Orangtua, Tak Henti Nangis saat Nikah, Pasangan Janji: Bahagiakan

Acara sakral ini hanya dilakukan satu kali di kediaman Nida di Manchis, Kabupaten Bentong, Negara Bagian Pahang, Malaysia.

Momen itu diunggah Nida ke TikTok hingga viral.

Seserahan dihadirkan langsung saat akad, berisi bawang, kentang, bunga kantan, kunyit, lengkuas, dan jeruk nipis.

Pada keranjang hantaran lainnya, bumbu dapur saset juga hadir, seperti kecap, kerisik, dan bubuk kari.

Tak hanya itu, ada pula kaleng sarden, teh hijau, asam jawa, santan, rempah ratus, minyak, dan tepung.

Demi menekan biaya pernikahan, Nida juga tak menyewa make up artist (MUA) dan fotografer untuk mengabadikan pernikahannya pada 31 Desember 2023 lalu.

Nida juga tak melangsungkan pesta pernikahan secara mewah. 

Mereka hanya berkumpul dengan keluarga dan teman usai akad nikah dan makan bersama.

“Kami hanya menyelenggarakan persandingan sekali saja. Pihak suami turut menambahkan belanja untuk barang-barang seusai akad.

“Hantaran dan pelaminan kami buat sendiri. Menu makanan juga dibuat secara rewang oleh tetangga dan keluarga.

“Layanan make up dan fotografer dari kalangan teman sendiri. Untung-untung ada teman yang punya ponsel mahal bisa mengambil foto saat acara,” ujar Nida.

pernikahan sederhana di malaysia, seserahan pakai bumbu dapur
Nida dan suami, Yusri, menggunakan bumbu dapur sebagai seserahan. Mereka juga tak menyelenggarakan pesta pernikahan demi menekan biaya.

Setelah dihitung, seluruh biaya acara perkumpulan, minus seserahan, menghabiskan biaya Rp16 juta.

“Semua lumayan untuk menekan biaya. Total RM5.000 dihabiskan untuk acara kumpul-kumpu,” kata Nida.

Selain itu, pakaian yang ia dan suami gunakan dibeli dari sebuah butik dengan merogoh RM600 atau Rp2 juta.

Akan tetapi, di balik kesederhanaan ini, Nida dan Yusri harus betah mendengar cercaan keluarga, entah itu dari pihaknya ataupun suami.

Ya, keputusan ini sempat mendapat penolakan dari kedua belah pihak keluarga.

Untungnya, setelah dijelaskan baik-baik, keluarga berakhir menyetujui.

Nida menjelaskan kepada keluarga bahwa kehidupan setelah pernikahan yang paling membutuhkan banyak biaya.

“Awalnya sulit untuk diterima pihak keluarga, baik dari lelaki maupun perempuan. Tapi usai diberi penjelasan, mereka baru menerima dengan baik. Sebetulnya masih ada yang mengomel, tapi saya tulikan telinga saja,” kata Nida membeberkan.

Baca juga: Akhir Sedih 2023, Pengantin Pria Terpaksa Sendirian di Acara Pernikahan, Istri Absen Sebab 1 Hal

Berkat pernikahan sederhana ini, Nida mengaku masih memiliki tabungan sekalipun sudah melakukan bulan madu dengan suami.

“Masih ada uang lebih dan kami simpan sebagai dana darurat. Kami baru saja kembali berbulan madu di Sabah. Senang rasanya bisa berlibur dan Alhamdulillah masih punya uang dan tabungan. Lebih penting, kita tak berutang,” tutur Nida.

Lebih lanjut, Nida memberikan pesan kepada calon-calon pengantin yang ingin mengikuti jejaknya.

“Saran saya bagi mereka yang terinspirasi tapi takut untuk mengikuti ide-ide kami, kalian harus sedikit bertekad melawan arus ini. Ubah mentalitas yang mengatakan menikah menghabiskan banyak biaya sementara kita bisa menekan biaya itu,” pungkas Nida.

----

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved