Ramadan 2024

Roti Canai Karmen Jadi Buruan Saat Berbuka di Surabaya, Ratusan Porsi Ludes Hanya dalam 2 Jam

Roti yang terkenal di kawasan Asia Tenggara, Roti Canai menjadi salah satu kuliner di Surabaya yang menjadi obyek buruan selama Ramadhan.

Penulis: Bobby Koloway | Editor: Januar
TribunMadura/ Bobby Constantine Koloway
Roti Canai Karmen sebagai salah satu penjual roti Canai di Surabaya menjadi salah satu jujugan favorit masyarakat untuk berburu kuliner menjelang berbuka. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Roti yang terkenal di kawasan Asia Tenggara, Roti Canai menjadi salah satu kuliner di Surabaya yang menjadi obyek buruan selama Ramadan 2024.

Tak khayal hanya dalam tiga jam, Roti Canai Karmen sebagai salah satu penjual roti ini di Surabaya berhasil menjual ratusan porsi.

Sesuai namanya, Roti Canai Karmen dapat dijumpai di kawasan street food, Jalan Karang Menjangan (Karmen), Surabaya. Kawasan ini berada di daerah Gubeng atau belakang kampus B Universitas Airlangga (Unair).

Pemilih usaha ini, Dewi Agustiningrum bercerita memulai usaha ini sejak 2013 lalu. "Awalnya, usaha ini dimulai oleh Almarhum suami saya. Sebelum memulai usaha ini, beliau lama di Malaysia," kata Dewi ditemui di sela kegiatan ia berjualan.

Roti ini awalnya mendapatkan pengaruh India yang dapat ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara. Di antaranya, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura dengan sebutan berbeda.

Roti ini sangat pipih karena dibuat dengan cara diputar hingga tipis, kemudian dilipat dan digoreng dengan minyak. Biasanya, roti ini juga bisa disantap sebagai makanan pendamping kuliner berat lainnya.

Mengadopsi cara membuat roti Canai dari asalnya, India dan Malaysia, Dewi lantas memodifikasi rasa. Dari yang awalnya hanya sekitar 6 rasa saja, kini pelanggan bisa menikmati hingga 26 rasa. Di antaranya, tiramisu, keju, susu, hingga berbagai rasa lainnya.

Pelanggan juga bisa memesan roti canai kosong yang biasanya disantap dengan kuah kari maupun susu kental manis. "Paling favorit di sini justru milo-keju, milo-susu, roti susu, dan sebagainya. Itu biasanya yang sering dicari," katanya.

Dalam satu harinya, ia bisa menghabiskan 10 kg gandum. Dari total bahan baku tersebut, ia bisa membuat 150 porsi roti Canai. Jumlah tersebut sebenarnya tak berbeda jauh dari hari biasa.

"Bedanya mungkin bisa habis lebih cepat. Kalau biasanya setengah 8 (19.30 WIB) baru selesai, sekarang Magrib begitu sudah habis setelah dibuka sekitar pukul 16.00 WIB" katanya.

Untuk bisa mendapatkan kue ini, setiap pelanggan harus rela mengantre. Tak jarang, antrean pun mengular menjelang waktu saat-saat berbuka.

Selain dari rasa, salah satu starteginya untuk tetap eksis selama lebih dari 10 tahun ada pada harga. Dengan kisaran di angka Rp8-13 ribu, roti Canai cukup bikinanya terjangkau dibanding produsen lainnya.

Sekalipun berdekatan dengan kampus, nyatanya pelanggannya tak hanya datang dari kawasan ini. "Kalau libur kampus pun, Alhamdulillah biasanya juga masih ramai," katanya.

Dari usahanya ini, ia kini dibantu oleh tiga karyawan tiap harinya. Tak hanya berjualan di kawasan Karmen, ia juga melayani pesanan berbagai even seperti pernikahan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved