Berita Persebaya

Pelatih Persebaya Kenang Mendiang Rudy William Keltjes, Niat Persembahkan Kemenangan Lawan PSM

Pelatih Persebaya, Paul Munster mengenang sosok mendiang Rudy William Keltjes, legenda sepak bola Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia

Penulis: Khairul Amin | Editor: Januar
TribunMadura/ Khairul Amin
Mendiang Rudy William Keltjes (kanan) bersama rekan pemain yang juga pernah menjadi pelatih Timnas Indonesia kelompok usia, Fakhri Husaini. 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Khairul Amin

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pelatih Persebaya, Paul Munster mengenang sosok mendiang Rudy William Keltjes, legenda sepak bola Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia yang meninggal dunia di usia 72 tahun, pada Rabu (23/10/2024) siang.

Tanggal tersebut merupakan hari dimana Persebaya menjamu PSM Makassar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

"Saya dapat itu (kabar duka) dari ruang ganti. Pernah bertemu dengannya (Almarhum Rudy Keltjes)," kata Paul Munster.

Bagian upaya menghormati sosok legenda tim. Paul Munster berkeinginan meraih kemenangan atas PSM Makassar, kemudian dipersembahkan untuk mendiang Rudy William Keltjes.

Perbuatan mulia itu tidak bisa dilakukan, karena Persebaya hanya bermain imbang 1-1 dari PSM Makassar.

"Kami sebenarnya ingin mempersembahkan kemenangan sehingga almarhum di atas sana bisa melihat dan mendukung Persebaya," kata Paul Munster.

Sosok Rudy Keltjes tidak asing bagi penggila sepak bola Indonesia, terutama di Surabaya.

Lahir di Situbondo 1952 dan besar di Surabaya, ia mengawali karier sepak bola dan besar bersama Niac Mitra Surabaya yang bermain di kompetisi Galatama pada 1970 hingga 1980-an.

Bersama Niac Mitra, Rudy Keltjes yang bermain sebagai gelandang, sukses meraih gelar juara Galatama musim 1980-1982 dan 1982-1983. Juara Tugu Muda Cup di Semarang 1981, juara Aga Khan 1979 di Bangladesh.

Selain bermain bersama Niac Mitra, Rudy Keltjes juga membela Persebaya Surabaya yang berkompetisi di Perserikatan.

Bersama tim Bajul Ijo, ia sukses membawa Persebaya juara 1977 sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik saat itu.

Berkat performa menawan bersama Persebaya, ia dipanggil memperkuat Timnas Indonesia.

Saat berseragam Timnas Indonesia, Rudy yang tidak lain ayah dari pelatih Gresik United Steefan Kltjes ini ikut berkiprah di sejumlah ajang internasional, seperti SEA Games 1979 dan 1983, serta turnamen laainnya.

Setelah gantung sepatu sebagai pemain, Rudy Keltjes melanjutkan karir sebagai pelatih, dimulai pada 1980.

Niac Mitra menjadi tim pertama yang dilatihnya sebagai asisten pelatih Muhamad Basri. Karier kepelatihannya langsung bersinar dengan membawa Niac Mitra juara pada musim 1987-1988.

Setelah kompetisi Galatama berhenti, Rudy Keltjes melanjutkan kiprahnya kariernya di klub-klub besar Indonesia. Ia tercatat pernah menjadi pelatih Persebaya, PSMS Medan, Persipura Jayapura dan PSM Makassar dengan torehan prestasi yang cukup bagus.

Mendiang Rudy Keltjes juga pernah tercatat sebagai pelatih Timnas Indonesia Junior, seperti Timnas U-22 dan U-19.

Rudy Keltjes juga pernah menjadi pelatih tim Kalimantan Timur (Kaltim) di PON Riau 2012, berhasil juara. Ia terakhir menjadi pelatih Jawa Timur di PON Papua 2021 yang dibawanya lolos semifinal.

Sebagai bentuk penghormatan berpulangnya Rudy William Keltjes, semua pemain, ofisial, wasit dan perangkat pertandingan Persebaya Vs PSM Makassar di Stadion GBT menggunakan pita hitam di lengan.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved