Berita Bangkalan

Kasus Dugaan Pencabulan Siswi oleh Pengasuh Pesantren di Bangkalan, Polisi Dalami Bukti Chat WA 

Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bangkalan mulai mendalami bukti-bukti screenshot

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Warga memelototi screenshot atau tangkapan layar berisikan percakapan WA antara seorang oknum pengasuh ponpes di Kabupaten Bangkalan dengan santriwatinya. Pihak keluarga santriwati melaporkan oknum pengasuh ponpes atas perkara dugaan pencabulan, Kamis (24/10/2024) malam 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bangkalan mulai mendalami bukti-bukti screenshot atau tangkapan layar percakapan WhatsApp (WA) atas perkara dugaan pencabulan terhadap siswi berinisial N (13).

Tangkapan-tangkapan layar chat WA berisikan ajakan tak senonoh itu sebelumnya beredar secara masif di kalangan masyarakat.

Perkara dugaan pencabulan ini menyeret pria berinisial SF (45), warga Kecamatan Socah selaku pengasuh pesantren yang berstatus sebagai terlapor. Setelah orang tua korban N mendatangi Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) pada Kamis (24/10/2024) malam.  

KBO Satreskrim Polres Bangkalan, Iptu Herly mengungkapkan, penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Bangkalan hingga saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap satu orang saksi korban atas nama N.

“Masih satu orang pelapor, tiga saksi yang terdiri dari pelapor orang tua, saksi korban, dan saksi lain. Kami juga tengah memfaktakan bukti-bukti chat, apakah betul chat itu memang dari terlapor?, apa betul handphone yang digunakan milik terlapor?,” ungkap Herly kepada Tribun Madura, Senin (28/10/2024).  

Seperti diketahui, tangkapan-tangkapan layar chat WA yang beredar, tertulis nama ‘Aba Syaifullah’ lengkap dengan foto profil WA seorang pria berpakaian gelap sambil menggenggam sepucuk senjata api jenis FN warna hitam di tangan kirinya.  

Dalam percakapan berbahasa Madura, sosok pria itu tampak memaksakan kehendaknya kepada santriwati tersebut. ‘Engko riyah aslinah kebayang terus, ayo pole sekalean aggik…male cellep tang ateh, male lok peggel’ (Saya ini sebenarnya terbayang terus, ayo sekali lagi..biar tenang hati ku, biar tidak kesal).

Kalimat ajakan itu kemudian dibalas santriwati dengan kata, ‘Enteen baa’ (tidak aba). Namun penolakan secara halus itu tampaknya tidak menyurutkan hasrat si Aba untuk kembali memaksa santriwati.

‘Sekalean aggik, male beres peggeleh tang ateh, lok taoh pole hedeh mik lakar lebur e kapeggel engkok’ (Sekali lagi, biar kesal hati ku mereda, tidak tahu lagi kalau kamu memang senang membuat ku marah).

“Kami juga tengah mendalami, apakah handphone yang menerima chat WA itu adalah milik korban?. Kan masih difaktakan dulu,” jelas Herly.

Selain tangkapan layar percakapan, beredar juga dua rekaman voice note berbahasa Madura suara seorang pria diduga si Aba yang diteruskan berkali-kali. Salah satunya berbunyi, ‘Ketomanan hedeh, buk rembuk gilok mareh e pate’eh hp. Lok ngargeih sekaleh hedeh, kenga’ih yeh, laknat hedeh, mander e laknatdeh bik Allah’.

“Bukti chat WA itu bisa menjadi alat bukti petunjuk apabila didukung oleh alat bukti yang lain. Kami juga masih menunggu hasil dari visum yang belum keluar,” pungkas Herly.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved