Berita Terkini Persik Kediri

Fakta di Balik Stadion Brawijaya Mati Lampu Diungkap Ketua Panpel Persik Kediri: masih Konvensional

Laga Persik Kediri melawan Persis Solo di Stadion Brawijaya, Kediri, Jumat (14/2/2025) malam, mengalami gangguan teknis setelah mati lampu.

Tangkapan layar Vidio/Tribun Jatim Network/Luthfi Husnika 
POTRET LAGA PERSIK KEDIRI VS PERSIS SOLO - (kiri) Laga Persik Kediri vs Persis Solo terhenti sementara waktu karena Stadion Brawijaya mati lampu, Jumat (14/2/2025). Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persik Kediri, Tri Widodo saat ditemui di Stadion Brawijaya Kota Kediri. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Melia Husnika

TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Pertandingan antara Persik Kediri melawan Persis Solo di Stadion Brawijaya, Kediri, Jumat (14/2/2025) malam, mengalami gangguan teknis setelah terjadi insiden mati lampu pada menit ke-87.

Akibat insiden ini, laga sempat tertunda beberapa saat sebelum akhirnya dilanjutkan kembali setelah lampu kembali menyala.

Meskipun lampu stadion padam, layar papan LED tetap menyala, dan para suporter yang hadir di tribun spontan menyalakan lampu flash dari ponsel mereka.

Tidak hanya itu, mereka juga menyanyikan lagu-lagu dukungan hingga melantunkan sholawat dan takbiran selama listrik padam.

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persik Kediri, Tri Widodo, memastikan bahwa pihaknya selalu bekerja sama dengan PLN untuk menjamin kelancaran suplai listrik selama pertandingan berlangsung.

"Kita selalu bekerjasama dengan PLN. Ada empat petugas PLN yang berjaga di trafo besar dan stadion," jela Tri Widodo, Sabtu (15/2/2025).

Tri Widodo mengatakan, setelah dilakukan pengecekan, penyebab padamnya lampu stadion diketahui karena MCCB (Molded Case Circuit Breaker) terlepas.

"Sebetulnya dalam dua menit listrik sudah tersambung kembali. Tapi karena lampunya masih konvensional, bukan LED, butuh waktu maksimal 10 menit untuk kembali menyala," jelasnya.

Tri Widodo menambahkan bahwa MCCB yang terlepas itu bisa terjadi karena daya yang terlalu berlebih atau karena faktor lain.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan MCCB sengaja dilepas, Tri Widodo menanggapi dengan bijak bahwa bisa saja hal itu disebabkan oleh beban listrik yang terlalu berat.

"Bisa saja karena bebannya berat, panas, akhirnya lepas. Tapi selama ini belum pernah lepas, sejak tahun 2004 baru kali ini MCCB ini lepas," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa sistem kelistrikan di Stadion Brawijaya saat ini sudah menggunakan dua penyulang.

Jadi, kalau salah satu padam, masih ada satu yang menyala.

MCCB sendiri merupakan alat pemutus arus listrik yang biasa digunakan untuk tegangan rendah, dengan kapasitas 600 hingga 2500 Ampere dan mampu menangani gangguan hingga 150 kA.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved