Hikmah Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa, dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati

Kajian tasawuf kini sedang tren. Tiba-tiba muncul banyak orang mengaku sufi dengan konotasi bermacam-macam.

Editor: Taufiq Rochman
Via Tribun Jateng
HIKMAH RAMADAN - Menteri Agama Prof Dr KH Nasaruddin Umar, MA menulis artikel Hikmah Ramadan 2025 berjudul "Merawat Kemabruran Puasa, dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati" tayang pada Kamis (27/3/2025). 

Dia gampang tersinggung dan marah, serta cenderung membeda-bedakan kelas sosial-ekonomi jamaahnya.

Dia lebih respek dan lebih mudah memberikan pelayanan terhadap kelas masyarakat atas serta cenderung menyepelekan jamaah yang tidak berkelas.

Dia memiliki mobilitas tinggi dalam melayani permintaan orang atau jamaah khususnya, sementara murid-murid di padepokannya cenderung ditelantarkan.  

Sufi sejati membimbing dan mengajar dengan hati dan rohani, sehingga dirasakan betul di dalam hati para murid dan jamaahnya.

Segala sesuatu darinya bersumber dari hati nurani sehingga meyakinkan para muridnya, persis seperti qaul yang mengatakan:  

"Segala yang keluar dari hati akan mendarat di hati" (kullu ma kharaja minal qalb waqa’a fil qalb).  

Sedangkan sufi palsu pintar membolak-balik kata-kata, berpenampilan menarik dan memukau, tetapi sayang, seperti kata qaul:  

"Ucapannya masuk di telinga kanan, keluar dari telinga kiri," tanpa ada yang tersimpan.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved