Berita Terkini Pamekasan

Alasan Utama Pendakian Puncak Waru Pamekasan yang Viral Ditutup Sementara

Baru viral, pendakian Puncak Waru di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura resmi ditutup

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Taufiq Rochman
Tangkapan layar TikTok
PUNCAK WARU - Postingan pengunjung menyuguhkan keindahan Puncak Waru di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura yang diunggah di aplikasi TikTok. Saat ini lokasi tersebut ditutup sementara, Sabtu (31/5/2025). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Baru viral, pendakian Puncak Waru di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura resmi ditutup.

Puncak dengan ketinggian 550 MDPL ini ditutup sejak Kamis (29/5/2025) malam.

Penutupan pendakian menyerupai bukit gunung itu dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan pemerintah Desa Waru Timur sebagai bentuk antisipasi terhadap kekhawatiran sosial dan moral yang berkembang di tengah masyarakat.

Kepala Desa Waru Timur, Sholehoddin, membenarkan adanya penutupan sementara tersebut. 

Kata dia, kebijakan penutupan pendakian Puncak Waru itu diambil karena kekhawatiran akan munculnya perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama setempat.

“Benar, dilakukan penutupan sementara. Karena dikhawatirkan akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kejadian tidak senonoh, yang bukan muhrim dan sebagainya," kata Sholehoddin, Sabtu (31/5/2025).

"Untuk informasinya belum terjadi, cuma dikhawatirkan takut sampai terjadi, dan merusak budaya-budaya yang ada di sana,” sambungnya.

Pengamatan Sholehoddin, jumlah pengunjung yang datang ke pendakian Puncar Waru Pamekasan belakangan ini meningkat drastis. 

Meningkatnya pengunjung ini seiring viralnya tempat pendakian tersebut di berbagai media sosial yang diunggah di beberapa platform media sosial.

Bahkan, pada hari sebelum penutupan, tercatat sekitar 60 motor mendatangi kawasan tersebut, termasuk pengunjung dari luar daerah seperti Jember.

“Ya, banyak. Terus yang paling membludak itu kemarin. Informasinya sekitar 60 motor yang ke sana. Bahkan ada yang dari Jember katanya. Kendaraan dititipkan di rumah warga yang ada di bawah,” ungkapnya.

Saat ini, telah dipasang banner yang bertuliskan larangan masuk di sekitar lokasi pendakian. 

Penutupan ini juga selaras dengan sikap keagamaan warga setempat yang masih sangat kuat dan memegang teguh nilai-nilai moral.

“Sebenarnya saya sebagai Kepala Desa mendukung adanya lokasi seperti ini. Tapi di Waru Timur ini masyarakatnya masih kental dengan keagamaannya."

"Sesuatu yang menjurus ke hal-hal yang tidak diinginkan itu sangat dilarang, walaupun belum sampai terjadi,” jelasnya.

Sholehoddin mengaku akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sebelum memutuskan apakah pendakian Puncak Waru akan dibuka kembali untuk umum atau tidak.

Sebelumnya, para tokoh masyarakat Waru Timur menggelar deklarasi penutupan sementara pendakian Puncak Waru

Dalam deklarasi tersebut, mereka menyampaikan tiga alasan utama penutupan, yakni kegiatan pendakian yang dianggap mendekati kemaksiatan, lalu lintas pendaki yang meresahkan warga, dan kekhawatiran akan kerusakan moral generasi muda.

Berikut kutipan isi deklarasi masyarakat:

“Kami lapisan tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar Gunung Waru Pamekasan menyatakan sikap bahwa untuk sementara Gunung Waru tertutup untuk umum."

"Maka dari itu, mulai saat ini, Kamis malam Jumat, tanggal 29 Mei 2025, yang memiliki agenda untuk mendaki Gunung Waru Pamekasan agar dibatalkan."

"Dengan alasan pertama, 80 persen mendekati kemaksiatan. Kedua, hilir mudik pendaki meresahkan masyarakat."

"Ketiga, khawatir merusak moral pemuda dan pemudi warga sekitar.”

Hingga berita ini terbit, belum ada kepastian kapan pendakian Puncak Waru akan kembali dibuka. 

Pemerintah desa dan tokoh masyarakat masih menunggu evaluasi lanjutan sembari memantau situasi di lapangan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved