Warga Seperti Perang Berebut Air, Dedi Mulyadi Turun Tangan, TF Rp36 Juta, Kirim 6 Tangki Tiap Hari

Permasalahan krisis air bersih yang terjadi di Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, akhirnya menemui jalan keluar

Editor: Taufiq Rochman
KOLASE Kompas.com/Farida/Dok DPR RI
KRISIS AIR BERSIH - Warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat antre untuk mengambil air di satu-satunya sumur yang masih berair, Jumat (28/6/2025). Kampung Kiarajaya tengah dilanda kekeringan. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turun tangan beri bantuan. 

Sudah 20 Tahun Kekeringan

Kekeringan musiman selama lebih dari dua dekade terus membelenggu warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Setiap musim kemarau, sekitar 300 keluarga di kampung yang berada persis di belakang kawasan industri Karawang International Industrial City (KIIC) itu kesulitan air bersih.

Pada Jumat (27/6/2025), puluhan warga terlihat antre panjang di satu-satunya sumur yang masih memiliki air, yang terletak di area kuburan RT 007, 012, dan 013.

Sumur tersebut kini menjadi satu-satunya sumber kehidupan bagi sekitar 500 warga.

Mereka bergiliran menimba air dengan ember dan tali, untuk diisikan ke jeriken dan galon.

“Kalau musim kemarau begini, air sumur kering. Kalau musim hujan, airnya malah kotor. Kulit jadi gatal-gatal, dan air harus direbus dulu,” ujar Imas, salah seorang warga, dengan senyum lelah.

Alternatif lainnya adalah membeli air bersih.

Namun, biaya yang harus dikeluarkan cukup besar.

Satu tangki air bersih dihargai Rp 20.000 hingga Rp 50.000, sedangkan air isi ulang bahkan bisa mencapai Rp 500.000.

“Uangnya itu susah kan. Jadi enggak ada buat sekolah anak-anak. Beli kebutuhan buat nyuci,” kata Dasem (49), yang harus membeli air tangki tiga kali dalam seminggu.

Ketua RT Kampung Kiarajaya, Siti Fadhilah (30), menyebut kekeringan ini sudah berlangsung selama 20 tahun tanpa solusi yang memadai.

Ia menekankan bahwa warga harus berebut air setiap hari dan berharap pemerintah turun tangan segera.

“Mohon kepada pemerintah terkait tolong dibantu untuk kesulitan air,” ujar Siti.

“Pak Gubernur pernah janji satu bulan akan mengalir air, tapi sampai sekarang belum ada,” tambahnya, menyinggung janji Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat pembentukan Satgas Premanisme di KIIC.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved