Berita Viral

Guru SDN Curhat Dana BOS Kepotong Gegara Siswa Sedikit, SPMB 2025 Cuma Dapat 1: Terpaksa Iuran

Meski terpaksa patungan gegara dana BOS dipotong, para guru SDN Wijilor tidak mengeluh.

Editor: Mardianita Olga
Kompas.com/Dani Julius
DANA BOS KEPOTONG - Tahun ajaran baru ini, SDN Wijilor di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya mendapat 1 siswa. Hal ini menjadi masalah karena dana BOS kepotong sampai-sampai guru terpaksa iuran. 

TRIBUNMADURA.COM - Fenomena sekolah negeri kesulitan mendapat siswa baru sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini.

Hingga tahun 2025, masalah ini belum menemukan titik terang dan masih berlanjut.

Hal itu dialami oleh sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

SDN Wijilor yang terletak di wilayah pinggiran kabupaten pun hanya mendapat satu siswa pada SPMB 2025.

Secara keseluruhan, siswa SDN Wijilor juga sangat sedikit.

Bak sudah jatuh tertimpa tangga, para guru lantas merasakan adanya masalah dana sampai-sampai harus iuran.

Ya, dana BOS kepotong gegara siswa sedikit.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Baca juga: Sudah Rugi Rp100 Juta, Nasib Casis Gugur Seleksi TNI Usai Ketahuan Pakai Jasa Oknum Anggota: Pidana

Curhatan itu diungkap oleh kepala sekolah, Theresia Sriyati.

Sriyati awalnya membenarkan bahwa sekolahnya hanya mendapat satu siswa untuk tahun ajaran baru.

“Benar bahwa sekolah kita menerima satu siswa saja tahun ini. Namun, nanti akan ada juga satu tambahan dari murid pindahan,” kata Sriyati saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, Kamis (3/7/2025).

Lebih lanjut, Sriyati menjelaskan bahwa sekolahnya sepi murid secara keseluruhan.

Dari kelas 1 hingga kelas 6, mereka hanya memiliki 29 siswa aktif dengan jumlah murid per kelas hanya 4 sampai 5 orang.

Fenomena ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun penurunan jumlah siswa kini kian terasa drastis.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1970-an ini berlokasi di wilayah persawahan dan hanya berdekatan dengan satu padukuhan, Temanggal.

Sementara  itu, sekolah-sekolah lain yang letaknya dekat permukiman cenderung lebih diminati masyarakat.

Baca juga: Beredar Isu Polisi Terapkan Tipiring ke Tersangka Penganiaya Kurir JNT, Kapolres Tegas Bicara Pasal

Kepala Sekolah Dasar Negeri Wijilor di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Theresia Sriyati. Dia menjelaskan siswa baru yang diterima sekolahnya hanya satu orang.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Wijilor di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Theresia Sriyati. Dia menjelaskan siswa baru yang diterima sekolahnya hanya satu orang. (Kompas.com/Dani Julius)

“Dengan jumlah siswa yang semakin banyak, sekolah bisa menyeleksi anak sesuai bakat, minat, dan potensi untuk mengejar prestasi,” tambah Sriyati.

Minimnya siswa berdampak langsung pada besaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima SDN Wijilor.

Alokasi anggaran yang kecil membuat pengembangan fasilitas dan kegiatan sekolah menjadi terhambat.

Tak jarang, para guru harus iuran untuk menutup kebutuhan dasar sekolah.

“Sering sekali kami terpaksa patungan untuk kegiatan di sekolah, misalnya untuk perayaan 17-an,” ungkap Sriyati.

Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah agar sekolah-sekolah kecil seperti SDN Wijilor tetap bisa bertahan.

Berita lain seputar SPMB 2025 berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur.

Ratusan calon siswa 'kena prank' akibat sistem eror.

Baca juga: Deklamasi Puisi Sikap Cuek Ayah dalam Renungan Malam Perkemahan Kuras Air Mata Siswa SD Bangkalan

Mereka sempat dinyatakan lolos SMA Negeri saat pagi dan dinyatakan gagal SPMB saat siang.

Kekecewaan itu juga dirasakan oleh orang tua mereka.

Salah seorang wali murid, Ervina Arman kecewa karena sudah kena prank.

Dia menceritakan bahwa anaknya diterima di SMAN itu pada Selasa (1/7/2025) pagi.

Akan tetapi, anaknya tak bisa melakukan daftar ulang di sekolah saat siang.

Kepada wali murid, pihak sekolah beralasan bahwa terjadi kesalahan sistem yang mengakibatkan 123 nama dinyatakan diterima lewat jalur pagu atau kuota.

Padahal kuota yang tersedia di sekolah tersebut hanya untuk tiga siswa.

"Kami merasa kena prank. Anak saya dinyatakan diterima tadi jam 07.30 WIB, tapi pukul 11.00 WIB kami dapat informasi bahwa pemberitahuan itu hilang," kata Ervina dikutip dari Kompas.com.

Padahal, Ervina yang merasa senang bukan kepalang hingga menangis terharu.

Karena anaknya diterima itu berupaya segera melengkapi berbagai berkas yang diperlukan untuk keperluan daftar ulang.

Baca juga: Fasih 4 Bahasa Asing, Iqbal Tak Lolos Tes TNI, Nasibnya Kontras dengan Calon Siswa Lainnya

Potret dua dari 120 orang tua siswa yang menunjukkan bukti bahwa anaknya diterima di SMA Negeri Giri Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (1/7/2025) pagi. Seolah kena prank, mereka tiba-tiba dinyatakan tak lolos pada Selasa siang.
Potret dua dari 120 orang tua siswa yang menunjukkan bukti bahwa anaknya diterima di SMA Negeri Giri Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (1/7/2025) pagi. Seolah kena prank, mereka tiba-tiba dinyatakan tak lolos pada Selasa siang. (Kompas.com/Fitri Anggiawati)

Termasuk di antaranya tes kesehatan yang menyatakan sang anak bebas narkoba.

Setelah menyelesaikan semuanya, dia pun pergi ke sekolah tersebut sembari membawa bukti pernyataan bahwa anaknya diterima.

"Saya sudah bawa karena memang di sistem disuruh cetak untuk diserahkan ke sekolah. Tapi tiba-tiba ada pemberitahuan tidak diterima," terang Ervina.

Ervina mengaku shock menerima kabar tersebut, begitu pun anaknya yang semula gembira selama perjalanan itu langsung murung karena kecewa.

Kini, ia pun kebingungan sebab PIN yang digunakan untuk mendaftar telah otomatis terkunci saat sang anak dinyatakan diterima di SMAN 1 Giri.

"Kami minta solusi sekolah karena PIN tidak bisa dipakai lagi untuk mendaftar, hari ini pun hari terakhir mendaftar di SMA Negeri, besok terakhir mendaftar di SMK Negeri, bagaimana nasib anak saya, sekolah di mana," ucapnya.

Dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMAN 1 Giri, I Ketut Renen mengakui adanya kesalahan teknis pada sistem SPMB.

Karena insiden itu, pihaknya kemudian segera berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.

Namun ketika ditanya siapa yang bertanggungjawab atas kekacauan yang ditimbulkan, Ketut tak dapat mengurai banyak.

"Saya tidak punya kapasitas menjawab itu," tutupnya.

----- 

Berita viral dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved