Haji 2025

Sosok Hasbullah Ihsan, Kakek 72 Tahun Hampir Sebulan Hilang saat Haji, Keluarga Pasrah: Selamat

Kakek hasbullah Ihsan hampir sebulan menghilang saat menunaikan ibadah haji bersama anaknya, Siti Latifah.

Editor: Mardianita Olga
Banjarmasin Post/Dok.Keluarga/Muhammad Syaiful Riki
JEMAAH HAJI HILANG - Siti Latifah (kiri) mengkhawatirkan ayahnya yang hilang saat menjalankan ibadah haji pada 17 Juni 2025. Hingga kepulangan Siti ke Tanah Air, Hasbullah Ihsan (kanan) belum juga ditemukan. 

TRIBUNMADURA.COM - Misteri hilangnya jemaah haji asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, belum juga menemukan titik terang.

Dia adalah Hasbullah Ihsan, pria berusia 72 tahun yang berangkat haji bersama anaknya, Siti Latifah.

Hampir satu bulan jemaah haji hilang. Terakhir kali, Hasbullah terlihat di hotel pada Selasa, 17 Juni 2025 sekira pukul 03.00 waktu setempat.

Seharusnya kini dia sudah pulang bersama sang anak dan sampai di Bandara Internasional Syamsudin Noor, Kamis (26/6/2025) malam.

Baca juga: Jemaah Haji Lumajang Melahirkan Bayi Prematur di Tanah Suci, Diberi Nama Nuaim

Keluarga pun pasrah dan siap menerima kabar apapun.

Meski begitu, pencarian sang kakek tetap dilakukan oleh Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi.

Menurut pantauan CCTV, Hasbullah terlihat berjalan meninggalkan hotel seorang diri.

Hal itu mengkhawatirkan karena lansia itu memiliki riwayat demensia.

Siti Latifah mengatakan dirinya tak menempati kamar yang sama selama menginap di hotel.

Sebab itu dia tak tahu ayahnya keluar kamar secara diam-diam pada dini hari.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Baca juga: Sosok Rachma, Petugas Haji Pisah 2 Bulan dengan Bayinya, Bersyukur Bisa Kirim ASI: Ada Orang Baik

“Dugaan kami, beliau keluar sendiri, ketemu dengan jemaah haji dari kloter lain, dan minta diantar ke lobi,” ujar Latifah.

Namun, usai tiba di lobi, jemaah lain itu pergi, meninggalkan Hasbullah yang diketahui memiliki riwayat dimensia.

Diduga, karena kebingungan dan kehilangan arah, Hasbullah kemudian keluar dari hotel tanpa diketahui ke mana arah tujuannya.

Upaya pencarian langsung dilakukan. Bahkan rekaman CCTV hotel telah diperiksa.

“Di rekaman terlihat keluar ke arah kiri dari lobi, tapi setelah itu tidak terpantau lagi karena area tersebut tidak terjangkau CCTV,” jelas Latifah.

Baca juga: Jelang Mendarat di Bandara Juanda, 2 Jemaah Haji Bangkalan Meninggal dalam Waktu hampir Bersamaan

Pencarian terus dilakukan, seperti pernyataan dari Ketua PPIH Debarkasi Banjarmasin, Muhammad Tambrin.

“Proses pencarian ini dilakukan di berbagai tempat, termasuk rumah sakit sekitar Makkah dan Jedah,” kata Tambrin, Selasa.

Kepala Kanwil Kemenag Kalsel ini mengungkapkan bahwa sejumlah tempat yang sudah ditelusuri. Seperti Jabal Khandamah, Jabal Tsur, Kamar Mayat RS An-Noor Makkah, kawasan Arafah dan Muzdalifah, serta perbatasan Makkah dan al-Lith.

“Petugas juga menyusuri sejumlah tempat di sekeliling hotel tempat tinggal jemaah, serta mengecek berbagai CCTV,” tuturnya.

Tambrin mengatakan, proses pencarian akan terus dilakukan hingga akhir masa operasional haji 2025 atau pada 12 Juli mendatang.

“Jika masih belum ketemu maka pencarian akan dilanjutkan oleh pihak KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia),” ujarnya.

PPIH Embarkasi/Debarkasi Banjarmasin mengajak masyarakat Kalsel untuk ikut membantu doa terhadap pencarian Hasbullah.

“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat di banua, serta jemaah haji Embarkasi Banjarmasin baik yang masih di Tanah Suci maupun yang sudah kembali ke Tanah Air, untuk mendoakan agar Pak Hasbullah dapat segera ditemukan dalam keadaan yang sehat,” ajaknya.

Baca juga: Ibadah Haji 2025, Jemaah Haji Asal Sumenep Saat Ini Siap Jalani Wukuf di Arafah

PPIH Embarkasi Banjarmasin juga telah melakukan komunikasi lanjutan dengan keluarga jemaah, melalui putrinya Siti Latifah.

Keluarga menyatakan telah menerima keadaan dan menyerahkan sepenuhnya proses pencarian kepada pihak yang berwenang, meski tetap berharap Hasbullah ditemukan dalam kondisi selamat.

Sementara itu, WNI asal Madura, Jawa Timur, meninggal dunia karena nekat lakukan haji ilegal.

Dilansir dari Serambinews, seorang WNI ditemukan meninggal dunia di tengah gurun pasir di kawasan Jumum, Makkah dalam perjalanan untuk berhaji tanpa izin resmi.

WNI berinisial SM tersebut dilaporkan meninggal dunia akibat dehidrasi.

SM dilaporkan hendak pergi ke Tanah Suci bersama dua rekannya berinisila J dan S.

Kedua rekan SM juga mengalami dehidrasi sehingga mesti dirawat di rumah sakit.

Dari informasi yang dihimpun, SM merupakan seorang dosen di salah satu Universitas Islam di Madura.

SM merupakan warga Dusun Sumber Batu, Desa Blumbungan, Pamekasan.

Kabar meninggalnya SM menyisakan duka mendalam bagi pihak keluarga.

SM meninggal secara tragis saat berusaha mewujudkan niatnya berangkat haji melalui jalur ilegal.

Dia diketahui melewati jalur ilegal bersama dua orang lainnya.

Jalur ekstrem diduga kuat menjadi penyebab. Konsul Jenderal RI di Jeddah membenarkan peristiwa tersebut.

Tiga WNI tersebut sebelumnya sudah terjaring razia petugas Arab Saudi karena kedapatan hendak menunaikan ibadah haji secara ilegal.

Korban tewas berinisial SM dan 10 WNI lainnya sempat terjaring razia aparat keamanan Arab Saudi karena hendak menunaikan ibadah haji menggunakan visa non-haji.

Baca juga: Nasib 5 Artis Daftar Haji Furoda, Arab Saudi Tidak Terbitkan Visanya, Ruben Onsu: Saya Baru Tahu

Setelah tertangkap, mereka dipulangkan ke Jeddah.

 Namun, SM memilih tidak menyerah.

Bersama J dan S, SM kembali mencoba memasuki wilayah Makkah dengan memanfaatkan jasa taksi gelap.

Kali ini jalur yang mereka pilih lebih berisiko, melalui gurun pasir.

Perjalanan yang sudah berat itu berubah menjadi lebih berbahaya ketika sopir taksi secara tiba-tiba menghentikan kendaraan di tengah gurun dan memaksa mereka turun karena takut tertangkap patroli keamanan.

Patroli udara aparat Saudi yang menggunakan teknologi drone menemukan ketiganya di tengah hamparan gurun yang gersang.

Saat ditemukan, SM sudah meninggal dunia, diduga kuat akibat dehidrasi parah dan suhu panas yang ekstrem.

Sementara itu, J dan S segera dievakuasi ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis.

 “Setelah dirawat, J dan S kembali diusir ke Jeddah oleh otoritas Saudi,” kata Yusron dalam keterangan resminya.

Jenazah SM berada di rumah sakit di Makkah untuk menjalani prosedur visum.

Konsulat Jenderal RI di Jeddah telah berkoordinasi dengan keluarga almarhum di Madura.

Proses pemakaman akan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku di Arab Saudi.

Konsul Jenderal RI Yusron B Ambary mengingatkan kembali bahwa upaya untuk berhaji melalui jalur tidak resmi sangat berbahaya dan melanggar hukum.

“KJRI Jeddah mengimbau kepada seluruh WNI agar tidak terlibat dalam aktivitas haji nonprosedural dan selalu mematuhi peraturan yang berlaku di Arab Saudi,” tegasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan risiko besar yang dihadapi para pelaku haji ilegal. Tidak hanya menghadapi ancaman deportasi, tetapi nyawa pun bisa menjadi taruhannya.

Pemerintah Indonesia melalui KJRI Jeddah terus mengedukasi masyarakat untuk tidak tergoda iming-iming berhaji tanpa antre yang seringkali berujung pada tragedi.

----- 

Berita viral dan berita seleb lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved