Berita Jatim

Soal Polemik Bendera One Piece, GP Ansor Jatim: Biarkan Rakyat Berekspresi 

- PW Gerakan Pemuda Ansor Jatim meminta agar fenomena bendera one piece tak ditanggapi berlebihan.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Januar
Istimewa/ dok pribadi
BENDERA ONE PIECE - Ketua PW GP Ansor Jatim Musaffa Safril saat kegiatan beberapa waktu lalu. Dalam pernyataan terbaru, Musaffa Safril meminta agar fenomena bendera one piece tak ditanggapi secara berlebihan. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - PW Gerakan Pemuda Ansor Jatim meminta agar fenomena bendera one piece tak ditanggapi berlebihan.

Organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama ini menilai fenomena tersebut bukan merupakan ancaman melainkan semata kreativitas warga negara.

"Negeri ini butuh ruang publik yang sehat di mana kreativitas dan persatuan bisa hidup berdampingan. Selama simbol negara dihormati, biarkan rakyat berekspresi," kata Ketua PW GP Ansor Jatim Musaffa Safril kepada Tribun Jatim.com saat dikonfirmasi dari Surabaya, Kamis (7/8/2025). 

Bendera One Piece adalah simbol fiktif dari anime dan manga populer One Piece karya Eiichiro Oda. Bendera ini dikenal sebagai Jolly Roger milik Bajak Laut Topi Jerami yang dipimpin oleh Monkey D Luffy. Fenomena tentang bendera one piece belakangan ini memang menjadi perdebatan. 

Ajakan aksi pengibaran bendera bajak laut fiksi dari serial One Piece ini tengah jadi buah bibir dan juga viral di media sosial. Hal ini menjadi sorotan terlebih setelah adanya langkah pemerintah terhadap fenomena ini. Pemerintah dan sejumlah anggota parlemen juga mengecam seruan mengibarkan bendera tersebut. 

Ini lantaran dianggap sebagai tindakan provokatif dan bisa memecah belah bangsa bahkan menuding ini sebagai perbuatan makar. Sebagai sebuah kreativitas, Musaffa sebetulnya menyarankan agar hal ini tidak terlalu dianggap sebagai sesuatu yang mengancam. 

Sehingga, aksi menurunkan bendera, menghapus mural one piece justru bisa membuat kegaduhan baru di masyarakat. Sedianya, kritik dengan cara kreatif itu dibiarkan tumbuh apalagi tidak mengancam kedaulatan negara.

Berbagai bentuk kreativitas seperti mural, bendera, kaos, stiker one piece yang dilakukan warga semacam itu hanyalah kreativitas bukan ancaman bagi negara. 

"Negeri ini butuh ruang publik yang hidup, tempat kritik dan kreativitas berdampingan dengan persatuan.
Selama marwah simbol negara terjaga, ekspresi rakyat seharusnya diterima dengan lapang dada," ungkap Musaffa. 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved