Berita Viral

Baru 6 Bulan Menjabat, Nasib Bupati Pati Diminta Lengser Sampai Dilempar Sandal Imbas Ucapan Blunder

Warga Pati, Jawa Tengah, akan terus berunjuk rasa hingga Bupati Sudewo lengser dari jabatannya.

Editor: Mardianita Olga
Tribun Jateng/Saiful Ma'sum dan Kompas.com/Dok. Humas Kabupaten Pati
SUDEWO DIMINTA LENGSER - Baru enam bulan dilantik sebagai Bupati Pati, Sudewo kini diminta lengser oleh warganya. Aksi demo di Alun-Alun Pati, Jawa Tengah, dipenuhi ratusan ribu warga yang menuntut Bupati Sudewo turun dari jabatan, Rabu (13/8/2025). 

TRIBUNMADURA.COM - Ratusan ribu warga berkumpul di Alun-Alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menyuarakan kekecewaan terhadap bupati pada Rabu (13/8/2025).

Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan menuntut Bupati Pati, Sudewo, lengser dari jabatannya.

Baru enam bulan dilantik, yaitu pada 20 Februari 2025, Sudewo agaknya sudah gagal memenuhi keinginan dan menampung aspirasi warganya.

Bagaimana tidak? Aksi unjuk rasa ini muncul akibat ucapannya sendiri.

Awalnya, kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebanyak 250 persen yang dicanangkan Sudewo menuai protes dari warga.

Akan tetapi, politikus dari Partai Gerindra itu kukuh dan seolah menutup telinga.

Dia bahkan menantang bahwa kebijakannya tak akan goyah walau diprotes puluhan ribu warga.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Baca juga: Kagetnya Tukimah Tagihan PBB Warisan Ibunya Naik 400 Persen: Mudah-mudahan Ada Perhatian

"Siapa yang mau menolak, saya tunggu, silakan lakukan. Bukan hanya 5.000, 50.000 orang pun saya hadapi. Saya tidak akan gentar, saya tidak akan mengubah keputusan," ucap Sudewo pada Rabu (6/8/2025), melansir dari Kompas.com.

Dan benar saja, gelombang protes muncul seketika. 

Masyarakat langsung menyiapkan aksi besar-besaran sampai membuka donasi logistik.

Posko donasi telah dibuka di bawah proyek pembuatan videotron di alun-alun pada 1 Agustus 2025.

Ratusan kardus air mineral berjejer hampir menutupi seluruh pagar Kantor Bupati Pati.

Puncaknya, sekira 100 ribu warga sudah memenuhi Alun-Alun Kabupaten Pati sejak Jumat (13/8/2025) subuh.

Aksi itu tetap digelar meski Sudewo telah mencabut kebijakan PBB yang naik.

Baca juga: Ismanto Kaget Tetiba Petugas Pajak Datang Tagih Rp2,8 Miliar: Saya Cuma Buruh Jahit Lepas

DEMO DI PATI - Ribuan massa sudah memadati Alun-alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah untuk berdemonstrasi menuntut Bupati Pati, Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu (13/8/2025). Tuntutan agar Sudewo lengser menggema sepanjang demonstrasi. Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein mengatakan ada 100 ribu massa akan mengikuti demo.
DEMO DI PATI - Ribuan massa sudah memadati Alun-alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah untuk berdemonstrasi menuntut Bupati Pati, Sudewo mundur dari jabatannya, Rabu (13/8/2025). Tuntutan agar Sudewo lengser menggema sepanjang demonstrasi. Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein mengatakan ada 100 ribu massa akan mengikuti demo. (Tangkapan Layar Tribun Jateng)

Peserta demo menuntut Bupati Sudewo mundur atau dicopot dari jabatan.

"Bupati harus lengser, bupati lengser," ucap perwakilan massa, melansir dari Tribun Jateng.

"Turun, turun, turun Sudewo, turun Sudewo sekarang juga. Kita di sini mengikuti tantangan Bupati Sudewo, kita datang 50.000 orang bahkan lebih, tapi kenapa Sudewo tidak menampakkan diri. Bupati pengecut," ucap massa di atas panggung.

Mereka bahkan siap melakukan demo berhari-hari sampai Sudewo lengser.

Koordinator Lapangan (Korlap) Penggalangan Donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Teguh Istiyanto menyatakan massa akan terus berunjuk rasa sampai Sudewo lengser.

“Jika Sudewo tidak mundur, aksi berlanjut sampai dia mundur.

Dua hari, tiga hari, tetap kami layani. Kami tunggu di sini sampai mundur.

Karena kesimpulannya memang seperti itu. Kami tidak mau jadi objek uji coba pemimpin.

Pemimpin harus yang betul-betul paham, tahu kondisi masyarakat bawah, sehingga ada rasa empati dan simpati dengan rakyat,” ucap Teguh.

Baca juga: Sempat Ditantang Bupati, Warga Demo Kenaikan PBB Malah Diusir Sampai Dibentak Meski Sudah Izin

Demo semakin memanas karena sang bupati tak kunjung keluar menemui massa.

Padahal dia berjanji tak akan kabur seperti yang diisukan.

Melansir Kompas.com, dia memastikan akan tetap di Pati dan bahkan dijadwalkan menemui massa.

Berdasarkan agenda resmi yang diperoleh dari sumber internal Pemkab Pati, Sudewo direncanakan memantau dan menyaksikan rangkaian Aksi Damai 13 Agustus.

"Saya tanggal 17 Agustus itu jadi inspektur upacara. Tidak mungkin saya tinggal umrah. Isu itu tidak benar sama sekali," kata Sudewo kala itu.

Sekira pukul 12.16 WIB, Bupati Pati itu akhirnya menampakkan diri.

Mengenakan kemeja putih lengan panjang, kacamata hitam, dan peci hitam, Sudewo keluar dari mobil rantis polisi.

“Assalamualaikum wr wb. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat lebih baik,” ucap Sudewo dilansir dari Tribun Jateng.

Polisi sempat meminta massa untuk tertib. Namun, saat menyapa dari mobil, Sudewo justru dilempari air minum kemasan dan sandal oleh massa.

Ajudan dan anggota Brimob yang berada di dekatnya segera melindungi Sudewo menggunakan tameng.

Lemparan dari massa terus mengarah hingga Sudewo terpaksa kembali masuk ke dalam mobil rantis.

Potret Bupati Pati, Sudewo, yang menemui massa aksi pada 13 Agustus 2025 di Alun-Alun Pati, Jawa Tengah. Dia berakhir dilempar sendal dan air mineral.
Potret Bupati Pati, Sudewo, yang menemui massa aksi pada 13 Agustus 2025 di Alun-Alun Pati, Jawa Tengah. Dia berakhir dilempar sendal dan air mineral. (Tribun Jateng/Mazka Hauzan)

Baca juga: Masih Ingat Ratna Sarumpaet? Seniman 7 Kontroversi: Ngaku-ngaku Dianiaya hingga Dipolisikan Cucu

Selain kenaikan PBB, Sudewo juga sempat membuat keputusan yang dianggap kontroversial.

1. Pemangkasan pegawai honorer RSUD Soewondo

Pada Maret 2025, ia memerintahkan pengurangan tenaga non-ASN di RSUD RAA Soewondo karena dinilai berlebih.

"Pengurangan pegawai non-ASN atau pegawai honorer di Rumah Sakit Soewondo harus dilakukan karena jumlahnya terlalu banyak. Banyak yang nganggur. Jumlahnya (tenaga honorer) sangat berlebih. Ada 500-an. Padahal seharusnya cukup hanya 200-an," kata Sudewo, Sabtu (22/3/2025).

2. Larangan sound horeg

Pada Mei 2025, Sudewo melarang penggunaan sound horeg di Pati. Kebijakan ini memicu protes hingga akhirnya dicabut.

3. Kenaikan PBB 250 persen

Kebijakan ini menjadi puncak kontroversi. Sudewo berdalih kenaikan PBB untuk meningkatkan pendapatan daerah demi perbaikan infrastruktur.

Setelah menuai penolakan, kebijakan ini dibatalkan.

4. Pernyataan tak gentar didemo

Ucapan Sudewo pada 6 Agustus 2025 menambah tensi politik di Pati. Meski sudah meminta maaf, masyarakat tetap menggelar aksi pada 13 Agustus 2025.

5. Wacana lima hari sekolah

Sudewo menerbitkan surat edaran sekolah lima hari dengan alasan memberi ruang pengembangan potensi anak.

Kebijakan ini ditolak karena dianggap mengganggu kegiatan TPQ dan madrasah diniyah, lalu dicabut.

----- 

Berita viral dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved