Berita Viral

Kisah Paulus Gadaikan HP Demi Kibarkan Sang Pusaka di Istana, Paskibraka Tak Punya Biaya ke Jakarta

Paulus merupakan paskibraka nasional yang berasal dari NTT. Untuk berangkat ke Jakarta mengibarkan sang pusaka, dia sampai menggadaikan HP.

Editor: Mardianita Olga
Instagram.com/direktorat.paskibraka
PASKIBRAKA NASIONAL - Ilustrasi paskibraka nasional yang mengibarkan bendera merah putih di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/8/2025) dalam perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Salah satu anggota dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Paulus Gregorius Afrizal, ternyata mengalami kesulitan biaya untuk berangkat ke Jakarta. 

TRIBUNMADURA.COM - Kesuksesan pengibaran merah putih saat perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/8/2025), tak lepas dari perjuangan paskibraka nasional.

Salah satunya adalah Paulus Gregorius Afrizal yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Murid kelas 11 SMA Katolik Frateran (Smater) Maumere, Kabupaten Sikka ini ternyata memiliki kesulitan tersendiri demi mengibarkan sang pusaka.

Kesulitan itu tak hanya datang dari sesi latihan namun biaya.

Sehari-hari pemuda itu membantu ekonomi keluarga dengan berjualan jagung bakar.

Waktu berdagang dia bagi dengan jadwal sekolah dan latihan karate.

“Saya ingin meringankan beban orangtua saya. Jadi saya menyisihkan waktu untuk berjualan, latihan, dan tetap sekolah. Saya juga seorang atlet karate,” ujar Paulus dilansir dari Kompas.com, Senin (18/8/2025).

Kesempatan menjadi paskibraka nasional sangat digunakan baik-baik oleh Paulus.

Dia menjaga betul kesehatannya agar bisa mengibarkan sang pusaka.

“Latihannya tiap hari kami cukup konsisten dan juga kami jaga kesehatan agar upacara berjalan lancar,” katanya.

Magdalena Juliana (40) sebagai ibunda Paulus merasa bangga dengan pencapaian sang buah hati.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Baca juga: Tangis Ibu Anaknya 2 Hari Tak Kunjung Pulang Latihan Paskibraka, Ditemukan Dikubur di Kebun Sawit

Selama proses seleksi ia menceritakan bahwa putranya mendapat bantuan dari berbagai pihak selama mengikuti seleksi.

Afril, sapaan akrabnya, terlahir dari keluarga sederhana. Ia anak pertama dari enam bersaudara.

Juliana mengaku sempat kebingungan soal biaya Paulus yang hendak berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seleksi di tingkat nasional.

"Setelah lolos provinsi, saya bingung biaya untuk ke nasional. Ada satu kali medical check up yang harus diulang di Maumere. Biayanya Rp 175.000, sementara kami tidak punya uang sama sekali," katanya.

Juliana tak ingin mengecewakan putranya. Ia tetap mengusahakan biaya tersebut dengan menjual perabotan rumah tangga.

Baca juga: Anggota Paskibraka Tewas Ditembak Polisi, Staf Sekolah Sebut Korban Berprestasi dan Cerdas

Paulus Gregorius Afrizal (kiri) merupakan perwakilan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara, Minggu (17/8/2025).
Paulus Gregorius Afrizal (kiri) merupakan perwakilan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara, Minggu (17/8/2025). ()

"Malam itu saya bilang ke Afril, 'Kita tidak punya lagi apa-apa yang bisa dijual. Biar mama jual kompor saja'. Besok paginya saya antar dia ke sekolah, lalu saya ke teman untuk menawarkan kompor," katanya.

Akhirnya, Juliana mendapatkan pinjaman uang. Belum selesai sampai di situ, Juliana juga sempat menggadaikan ponsel milik adik Afril.

"Waktu mau berangkat ke Kupang, kami hanya punya bantuan Rp 500.000 dari Kesbangpol Kabupaten Sikka, tapi itu tidak cukup. Saya terpaksa pinjam uang lagi dan menggadai HP adik Afril, yang penting bisa sampai Kupang," ujar dia. Sosok Afril Saat ini, Afril duduk di kelas XI Sekolah Menengah Atas Katolik Frateran (Smater) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

Walau begitu, Afril selalu membantu sang ibu saat berjualan bakso pentol hingga jagung bakar.

"Selain dia (Afril) membantu saya di rumah, dia juga membantu saya mencari maksudnya untuk kebutuhan sehari-hari di rumah toh," kata Juliana.

Afril pun mencari uang tambahan untuk keluarga dengan menjadi tukang ojek setelah pulang sekolah.

Baca juga: Bupati Pamekasan Kukuhkan Paskibraka Tahun 2023, Pesan Jadi Pemuda yang Bisa Membangun Persatuan

Di sekolah, Afril merupakan anak yang pintar. Dia selalu mendapat peringkat atau rangking di kelasnya bahkan masuk dalam lima besar.

"Setiap hari Sabtu itu kan mereka eskulnya (ekstra kulikuler) bahasa Jerman. Terus setiap sore setiap hari setelah pulang sekolah dia istirahat di rumah sebentar, lalu dia menyelesaikan pekerjaan rumah seperti masak, beres rumah, itu baru dia pergi karate," ujar dia.

Sementara itu, paskibraka di Mamasa, Sulawesi Barat, menangis usai bendera merah putih yang dikibarkan terbalik.

Saat itu, Pemerintah daerah setempat menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di Lapangan Kondosapata, Mamasa.

Dalam pelaksanaannya, ada insiden yang menjadi sorotan.

Bendera Merah Putih terbalik saat hendak dikibarkan anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).

Ketua Panitia Peringatan HUT RI Pemkab Mamasa Welem, menyampaikan permohonan maaf.

Welem mengatakan hal ini merupakan ketidaksengajaan dan kesalahan teknis dari anggota Paskibraka.

Baca juga: Peserta Upacara Panik Bendera Tidak Naik-naik, Petugas Upacara Tanggung Jawab Panjat Tiang 8 Meter

TANGIS PASKIBRAKA - Anggota paskibraka menangis usai bendera Merah Putih terbalik saat hendak dikibarkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di Lapangan Kondosapata, Mamasa, Sulawesi Barat, Minggu (17/8/2025).
TANGIS PASKIBRAKA - Anggota paskibraka menangis usai bendera Merah Putih terbalik saat hendak dikibarkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di Lapangan Kondosapata, Mamasa, Sulawesi Barat, Minggu (17/8/2025). (KOLASE Dok Warga Mamasa dan Tangkapan layar video Instagram Fakta.Indo)

Welem menyebut persiapan para anggota Paskibraka sebelum upacara kemerdekaan sudah sangat matang setelah para anggota menjalani latihan selama 12 hari.

"Nah, itu sebetulnya saat latihan dia (anggota Paskibraka) tampil prima, tapi di saat banyak orang mungkin dia tampil gugup dan terjadilah seperti itu," ujar Welem dikutip dari Kompas.com.

Welem mengatakan, bendera terbalik yang dibentangkan para anggota Paskibraka belum sempat dikibarkan.

Saat itu terjadi, Welem juga langsung turun ke lapangan dan memperbaiki posisi bendera.

Namun, peristiwa ini menguras emosi para pengibar bendera.

Dalam video lain yang beredar di media sosial, terlihat para anggota Paskibraka tak kuasa menahan air mata sehingga menangis setelah upacara selesai.

Welem mengungkapkan bahwa Bupati Mamasa bersama panitia langsung menenangkan dan menyemangati para anggota Paskibraka yang masih berstatus pelajar SMA.

"Memang membuat anak-anak trauma sehingga Bapak Bupati memberikan penguatan dan kami-kami panitia membuat penguatan bahwa kita adalah manusia yang tentu punya kelemahan dan ini kan betul-betul di luar daripada kesengajaan kita," ujar Welem.

Setelah insiden itu, upacara berlangsung lancar.

Begitu pun dengan upacara penurunan bendera di sore hari, para anggota Paskibraka melaksanakan tugasnya dengan sangat baik.

"Sesudah diperbaiki posisi talinya, maka kembali bendera dikibarkan dengan baik."

"Begitu pun pada sore harinya, sudah tampil prima dan sangat sempurna," ujar Welem.

----- 

Berita viral dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved