TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya memberikan klarifikasi soal mobil fogging di lingkungan Kedondong Kidul, Kelurahan Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya.
Menurut Febria Rachmanita, Kepala Dinkes Kota Surabaya mobil yang berkeliling di lingkungan Kedondong Kidul, Rabu (20/2/2019) adalah mobil Ultra Low Volume (ULV).
"Kalau yang mobil itu bukan fogging tapi Ultra Low Volume (ULV). ULV dilakukan bila area sangat luas. Ini sudah lama sekali, sudah puluhan tahun sejak ada program pemberantasan Demam Perdarah Dengue (DBD). Manfaatnya sama seperti fogging membunuh nyamuk dewasa, metodenya saja yang berbeda," terangnya, Rabu (20/2/2019).
• Emil Dardak Belum Bisa Pastikan Pasang Kamera CCTV di Sungai Bengawan Solo Awasi Pembuangan Sampah
• Festival Imlek Banyuwangi Suguhkan Akulturasi Budaya dan Toleransi Warga Banyuwangi
• Tambah Cabang Baru, Bakso Boedjangan Hadir di 4 Tempat Berbeda di Kota Surabaya
Seperti yang diberitakan sebelumnya, mobil ULV terlihat melakukan penyemprotan asap pasca adanya warga Kedondong Kidul yang meninggal dunia lantaran DBD.
Wanita yang akrab disapa Feni itu menjelaskan, pelaksanaan fogging adalah upaya memutuskan mata rantai penularan demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus Dengue.
Apabila pada wilayah tersebut tidak ada kasus DBD, maka upaya pencegahannya melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yaitu memberantas jentik dan telur nyamuk Aedes Aegypti.
Feni menegaskan, penyelenggaraan pengendalian vektor harus memenuhi syarat keamanan, rasionalisasi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.
Pengendalian vektor yang menggunakan bahan kimia, harus dilaksanakan oleh tenaga entomolog kesehatan dan tenaga lainnya yang terlatih dibawah pengawasan tenaga entemolog.
Untuk itu fogging tidak bisa dilakukan sembarangan. Bahkan harus sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian DBD di Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada 2017.
"Ya dilaksanakan setelah Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan hasilnya positif, kemudian ditemukan satu atau lebih penderita infeksi dengue lainnya. Atau ditemukan lebih dari tiga penderita demam tanpa sebab yang jelas. Selain itu juga ditemukan jentik (house index lebih besar dari 5 persen)," tutupnya. (Pipit Maulidiya)