Postingan Instagram Terakhir Ani Yudhoyono Meninggal, "Ya Allah, Semoga Kesehatanku Semakin Pulih"
TRIBUNMADURA.COM - Ani Yudhoyono meninggal dunia pada pukul 11.50 waktu Singapura pada Sabtu (1/6/2019).
Seperti yang diketahui sebelumnya, Ani Yudhoyono yang merupakan istri dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menjalani perawatan selama tiga bulan, di National University Hospital, Singapura.
Ani Yudhoyono yang merupakan ibu negara pada periode SBY menjabat sebagai Presiden RI ke-6 ini sempat mengunggah foto terakhirnya di Instagram, saat menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Wanita yang hobi fotografi itu mengunggah momen dirinya yang sempat diperbolehkan keluar dari ruang perawatannya.
• 181 Wanita di Tuban Terancam Jadi Janda Usai Lebaran 2019, Begini Penjelasan Pengadilan Agama Tuban
• Sahur Bersama di Gereja yang Kena Bom Bunuh Diri di Surabaya, Istri Gus Dur Cerita Hal Tak Terduga
• BREAKING NEWS - Ani Yudhoyono Istri Presiden SBY Meninggal Dunia pada Bulan Ramadan di Singapura
Bu Ani, begitu dia akrab disapa, sempat mengunggah foto dengan mengucap rasa syukur di akun Instagramnya @aniyudhoyono.
Dalam postingan 16 Mei 2019, terdapat delapan foto yang diunggahnya. Foto-foto tersebut menggambarkan kebahagiannya bisa keluar dari ruang perawatan.
Tampak Susilo Bambang Yudhoyono, suami tercintanya, menemani dengan setia.
Tampak pula menantunya Annisa Pohan mendampingi Ani.
"Alhamdulillah setelah 3 bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit dan segarnya udara walau hanya 1-2 jam." #alhamdulillah Begitu caption dari foto yang diunggahnya di Instagram, dua pekan lalu.
Dalam postingan tersebut, banyak netizen yang mendoakan kesembuhannya.
Namun, Allah memberi kesembuhan abadi kepada ibu dari Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Warganet pun mengucapkan rasa dukanya.
Di Twitter, meninggalnya Ani Yudhoyono menjadi trending topics Indonesia dengan tagar #RIPAniYudhoyono dan #SelamatJalanBuAni.
• Intip Korbannya Sembunyikan Kunci Rumah di Bawah Sapu, Pria ini Gasak Harta Korban Saat Tarawih
Ani Yudhoyono Meninggal
Ani Yudhoyono meninggal dunia di Rumah Sakit National University Hospital Singapura pada hari ini, (1/6/2019) tepat pukul 11.50 waktu Singapura yang juga bertepatan pada bulan Ramadan.
Ani Yudhoyono meninggal dunia usai berjuang melawan kanker darah yang menggerogoti kondisi tubuhnya.
Seperti yang diketahui, Ani Yudhoyono memiliki nama lengkap Hj Kristiani Herrawati, ia lahir di Yogyakarta pada 6 Juli 1952.
Ibu negara sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014 ini merupakan istri dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dilansir dari WIkipedia.org, Ani Yudhoyono merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, dari pasangan Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Hj. Sunarti Sri Hadiyah.
Ani Yudhoyono kemudian menikah dengan SBY pada tanggal 30 Juli 1976.
Saat pernikahan itu, SBY baru saja dilantik menjadi Perwira TNI dan menjadi lulusan terbaik.
Terkait jenjang pendidikannya, Ani Yudhoyono sempat mengenyam pendidikan kedokteran di Jurusan Kedokteran di Universitas Kristen indonesia, Namun pada tahun ke tiga, Ani meninggalkan bangku kuliah, karena pindah untuk mengikuti Ayahnya yang ditunjuk menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan.
Setelah pulang ke Indonesia, ia menikah dengan SBY.
Ani melanjutkan kuliahnya di Universitas Terbuka dan lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Politik pada tahun 1998.
Jenjang karirnya, Ani pernah mengemban jabatan sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, sementara itu ia juga aktif dalam kegiatan sosial di Persit Kartika Chandra Kirana (Persatuan Istri Tentara), Dharma Pertiwi, dan Dharma Wanita selama SBY menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada era Pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan era Pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Sempat beredar hoax Ani Yudhoyono Meninggal Dunia
Kondisi kesehatan istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono yang dikabarkan terus menurun, malah dimanfaatkan orang yang tak bertanggung jawab untuk menyebarkan hoax.
Ani Yudhoyono yang saat ini sedang dirawati di ICU, malah terkena kabar hoax yang menyebutkan bahwa Ani Yudhoyono meninggal.
Padahal, saat ini kondisi Ani Yudhoyono masih dalam perawatan di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura atau National University Hospital (NUH) Singapura.
Tetapi, para pengurus Partai Demokrat kemudian memberikan klarifikasi atau penjelasan kabar terkini Ani Yudhoyono.
Sebelum Ani Yudhoyono meninggal dunia pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura, Mereka membantah adanya kabar yang menyebutkan Ani Yudhoyono telah meninggal dunia.
Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik secara tegas menyebutkan bahwa informasi Ani Yudhoyono meninggal dunia adalah hoax atau kabar bohong.
"Tidak benar Ibu Ani wafat. Itu Hoax. Ibu Ani masih terus berjuang melawan kanker darah," tulis Rachland Nashidik di akun twitternya.
Menurut Rachland Nashidik, keluarga ibu Ani Yudhoyono kini sudah berkumpul di Singapura untuk mendampingi mantan ibu negara tersebut.
Bantahan juga disampaikan Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.
Seperti diberitakan WartaKotaLive.com (TribunMadura.com grup), Imelda Sari bantah Ani Yudhoyono meninggal dunia.
Kabar istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meninggal dunia disebut Imelda Sari, hoax.
"Terkait informasi yang beredar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak benar kalau Ibu Ani sudah wafat saat ini. Itu Hoaks. Ibu Ani masih terus berjuang melawan kanker darah di ruang perawatan ICU," papar Imelda dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2019) seperti ditulis Kompas.com ( TribunMadura.com grup).
Imelda Sari menambahkan, saat ini seluruh keluarga bersatu mendampingi perjuangan Ani Yudhoyono dengan berikhtiar dan berdoa.
"Mohon doa yang tulus untuk Ibu Ani. Terima kasih atas doa dan atensi seluruh masyarakat Indonesia," lanjut dia. Kondisi terakhir kesehatan Ani Yudhoyono mengalami penurunan.
Maka dari itu, istri dari Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut harus dirawat di ruang Intensive Care Unit ( ICU) National University Hospital (NUH) Singapura.
Seluruh anggota keluarga besar SBY pun sudah berkumpul di Singapura.
"Pada hari Rabu (29/05/2019), Ibu Ani Yudhoyono harus dirawat secara intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU), di NUH Singapura. Tindakan itu diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi penurunan kesehatan Ibu Ani yang masih belum stabil," ujar Agus Harimurti Yudhoyono, putra pertama SBY dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (30/5/2019).
Agus menuturkan sang ibunda memerlukan penanganan ekstra.
Saat ini keluarga besar Yudhoyono sedang berkonsentrasi pada upaya pemulihan kembali kondisi kesehatan Ani Yudhoyono.
"Selain Bapak SBY, saat ini saya, Annisa, Ibas, Aliya dan cucu-cucu juga berada di Singapura, mendampingi Ibu Ani dalam proses penyembuhan ini," ucap Komandan Satuan Tugas Bersama Demokrat itu.
Selama tiga bulan terakhir, Ani Yudhoyono harus jalani perawatan di ruang karantina khusus untuk menghindari terjadinya infeksi virus dan bakteri yang berpotensi mengganggu proses pengobatan yang sedang dilakukan.
Ani diketahui divonis mengidap kanker darah.
Kanker darah merupakan jenis kanker yang memengaruhi produksi dan fungsi sel darah.
Artinya, jika seseorang mengidap penyakit ini, produksi atau fungsi sel darah pada tubuhnya tidak normal.
Wawasan mengenai Leukemia atau kanker darah
Seperti dikutip Wartakotalive.com (TribunMadura.com grup) dari Intisari.Grid, berikut ini beberapa tahapan penderita leukimia, seperti yang diderita Ani Yudhoyono meninggal dunia:
1. Stadium A
Pada tahap ini terjadi pembersaran kelenjar getah bening, (limafedenopati) yang mana kurang dari tiga kelompok sel darah putih yang tinggi.
2. Stadium B
Pembesaran kelenjar getah bening pada lebih dari tiga kelompok/lokasi dalam jumlah sel darah putih tinggi.
3. Stadium C
Pada fase ini terjadi pembesaran pada kelompok kelenjar getah bening atau limpa di suatu bagian tubuh, jumlah sel darah putih tinggi dan jumlah sel darah merah trombosit rendah.
Pada setiap fase, kelompok kelenjar getah bening diartikan sebagi kelenjar getah bening di suatu area tertentu seperti di leher, ketiak, atau pangkal paha.
Setiap daerah dihitung sebagai kelompok, bahkan jika kelenjar getah bening di kedua sisi tubuh membengkak, pasa setiap tahap, leukimia memiliki gejalanya sendiri.
Kemudian, setiap tahap dirasakan sebagai berikut ini :
Tahap A : satu-satunya gejala yang mungkin Anda miliki adalah pembesaran kelenjar getah bening, dan biasanya belum dirasakan oleh Anda.
Tahap B : Anda mungkin akan merasa lelah dan belum memiliki gejala.
Tahap C : Anda akan mengalami anemia dan cepat merasa lelah, pada tahap ini Anda akan memiliki tanda-tanda pembekuan darah abnormal, seperti mimisan atau memar.
Anda akan mengalami infeksi berulang seperti misal penurunan berat badan serta mudah berkeringat pada malam hari.
Apa saja gejala kanker darah?
Gejala kanker darah berbeda-beda tergantung jenisnya. Seperti dialami Ani Yudhoyono termasuk pada leukimia memiliki ciri-ciri khas
Meski begitu, leukimia memiliki banyak gejala yang dapat membantu mendeteksi penyakit ini ini, seperti Anemia
darah sukar membeku, sering mengalami perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar
Rentan terkena infeksi, nyeri pada persendiannya atau di bagian tulang belakang, sakit kepala yang intens, nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan secara drastis, muncul keringat berlebih di malam hari.
Apa yang penyebab kanker darah?
Penyebab kanker darah adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel darah.
Normalnya, sel-sel darah di dalam tubuh mengikuti jalur pertumbuhan teratur, pembelahan, dan kematian tapi sel-sel kanker darah tidak. Sel-sel penyebab kanker darah tidak mati secara otomatis.
Selain itu, sel-sel kanker darah yang tidak normal dapat menyebar ke daerah lain, menekan sel darah normal dan menghambat fungsinya.
Secara umum para ilmuan masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab kanker darah.
Namun, para ahli menduga bahwa perubahan dalam DNA bisa membuat sel-sel darah yang sehat menjadi kanker.
Kanker ini juga memiliki kecenderungan genetik. Jadi, jika keluarga terdekat Anda seperti orangtua, saudara kandung, kakek, ataupun nenek memiliki riwayat penyakit ini, maka Anda pun berisiko memilikinya juga.
Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang bisa jadi penyebab kanker darah. Di antaranya paparan bahan kimia berbahaya, paparan radiasi, serta infeksi virus tertentu.
Apa yang meningkatkan risiko terkena kanker darah?
Tergantung pada jenis kanker darah, faktor risiko juga bervariasi pada masing-masing jenis.
Memahami faktor risiko dapat membantu Anda menemukan solusi terbaik untuk mencegah penyakit ini berkembang.
Faktor risiko kanker darah leukemia meliputi: adanya penyakit keturunan gangguan pada imun tubuh.
Memiliki seorang saudara kandung atau kembaran dengan leukemia.
Riwayat paparan radiasi, kemoterapi, benzena dengan takaran yang tinggi.
Riwayat pada sistem imun seperti transplantasi organ.
Bagaimana mengobati kanker darah?
Pengobatan untuk kanker darah tergantung pada jenis kanker, penyebaran kanker, usia dan kesehatan pasien secara keseluruhan, serta resepon pasien terhadap pengobatan. Beberapa pengobatan kanker darah yang umum termasuk:
1. Kemoterapi.
Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker yang dirancang untuk mengganggu dan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh.
Kemoterapi untuk kanker darah kadang-kadang terdiri dari pemberian beberapa obat bersama dalam satu set pengobatan ainnya.
Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum transplantasi sel punca.
2. Terapi radiasi.
Prosedur ini dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker atau untuk mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman saat gejala kanker darah muncul.
Dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker.
Walaupun terapi radiasi paling sering digunakan sebagai obat kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.
3. Terapi target.
Terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal.
4. Transplantasi stem cell.
Transplantasi stem cell akan menanamkan stem cell pembentuk darah yang sehat ke dalam tubuh. Stem cell dapat dikumpulkan dari sumsum tulang, darah perifer, dan darah tali pusat.
Secara umum, pengobatan yang digunakan untuk kanker darah dapat berupa kombinasi dari beberapa terapi. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pilihan terapi dan obat kanker yang tepat untuk Anda.
Setiap pengobatan penyakit ini memiliki efek samping yang berbeda-beda. Pertimbangkan risiko pengonsumsian obat kanker dengan kondisi Anda.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Allah…" Unggahan Terakhir Ani Yudhoyono di Instagram