Penanganan kebakaran hutan di Gunung Arjuno menggunakan water boom, mengingat kasus itu sudah ditetapkan status tanggap darurat
TRIBUNMADURA.COM, BATU - Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim mengungkap, merencanakan penanganan kebakaran hutan Gunung Arjuno menggunakan water boom.
Achmad Choirur Rochim menyebut, pemadaman api di Gunung Arjuno menggunakan water boom dilakukan mengingat kasus itu sudah ditetapkan status tanggap darurat.
"Keputusan (waterboom) itu mengingat dan memperhatikan keselamatan kerja, karena medan yang cukup curam," kata Achmad Choirur Rochim, Rabu (31/7/2019).
• Pemilik Warung Bebek di Kota Malang Ditagih Grab Puluhan Juta, Mengaku Jadi Korban Order Fiktif
"Di satu sisi, peralatan untuk menghadapi kebakaran hutan dan lahan masih terbatas," sambung dia.
Hingga kini, kebakaran hutan Gunung Arjuno sudah memasuki hari keempat.
Prakiraan sementara, luasan keseluruhan lahan di Gunung Arjuno yang terbakar mencapai 70 Ha.
Ia menambahkan, Tahura Malang Raya juga belum memiliki pos pantau, dan rencananya akan segera dibangun pos pantau Gunung Arjuno.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah peningkatan kapasitas porter yang berada di Jalur Desa Sumbergondo, Kota Batu.
• Diduga Punya Ilmu Hitam, Pria Sumenep Ditembak Pembunuh Bayaran, Pengusutan Kasus Lebih dari Setahun
"Adanya porter ini perannya juga pentung. Porter dapat membantu untuk pemadaman api jika terjadi kebakaran hutan," ungkap dia.
"Gerak cepat dari porter yang memang tahu medan menuju hutan di Arjuna," imbuhnya.
Anggota tim TRC BPBD Batu, Gunawan menambahkan, medan yang dituju ke lokasi kebakaran, sangat curam.
Kemiringan bisa mencapai 60 derajat. Oleh karena itu peralatan yang digunakan juga sangat terbatas.
"Tidak bisa banyak-banyak personel saat pemadaman, karena medannya sangat curam," ungkapnya.
"Kami mengutamakan keselamatan, namun tetap berusaha memadamkan api," pungkas dia.
• Pemkot Surabaya Pastikan Pembangunan MRT Tetap Berlanjut Meski Ada Pergantian Wali Kota