Kongres V PDIP di Bali Berdampak Perubahan Peta Koalisi dan Strategi Jelang Pilkada Serentak 2020
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Kongres V PDIP di Bali menarik perhatian berbagai kalangan, terutama para pengamat politik.
Karena hasil dari Kongres V PDIP di Bali ini diyakini akan berdampak pada peta politik nasional hingga daerah.
Pasalnya, dalam Pemilu 2019, PDIP merupakan partai pemenang pemilu, sekaligus berhasil mengantarkan pasangan Jokowi-Maruf Amin memenangi Pilpres 2019, bersama beberapa partai pengusung lainnya.
Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi mengatakan, hasil Kongres V PDIP yang digelar di Bali saat ini, sedikit banyak akan mempengaruhi peta politik tanah air, baik di pusat atau nasional maupun daerah.
Sebab, salah satunya, akan menentukan nasib koalisi hingga tingkatan daerah.
"Pertama, bagaimana perencanaan strategi yang dimainkan PDIP, apakah akan tetap mempertahankan lingkaran koalisi yang ada atau lebih fleksibel," katanya, kepada TribunJatim.com (Grup Tribunmadura.com), Jumat (9/8/219).
• PDIP Minta Jatah Kursi Menteri Terbanyak, Nasdem Ingatkan Masih Banyak Kualifikasi Sosok Bagus
• Kongres PDIP Bali Bertabur Bintang, Tokoh Nasional dan Parpol Jadi Satu: Dari Prabowo Hingga Paloh
• Apakah Prananda Prabowo atau Puan Maharani yang Menjadi Ketua Harian PDIP, Begini Kata DPC Surabaya
Dalam artian, PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2019, akan mengkonsolidasikan kekuatan setidaknya untuk lima tahun ke depan.
Selain itu, akankah PDIP tetap mempertahankan lingkaran koalisi yang telah terbentuk atau bahkan membuka ruang masuk kepada partai lain di luar lingkaran koalisi.
Sebab, bukan tidak mungkin, PDIP, kata Fahrul Muzaqqi akan membuka pintu masuk dari partai penantangnya di Pemilu 2019 lalu, untuk bersama mendukung pemerintahan kabinet Jokowi jilid 2.
"Bisa jadi memungkinkan untuk membuka masuknya partai-partai di luar koalisi yang ada," terangnya.
Sementara bagi politisi di daerah, lanjut Fahrul Muzaqqi, Kongres V PDIP di Bali ini juga menarik untuk terus diikuti. Lantaran akan menentukan peta politik pada gelaran Pilkada Serentak 2020.
Terkait koalisi, ia menyebut, kebutuhan politik di daerah dan di pusat bisa saja tak selaras.
"Bisa jadi nanti PDIP ternyata dibawah berkoalisi dengan partai di luar lingkaran koalisi itu, katakanlah mungkin berkoalisi dengan Gerindra. Ini bisa jadi dan tidak menutup kemungkinan," ulas Fahrul Muzaqqi.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan nonaktif Puan Maharani mengungkapkan, dalam Kongres V PDIP di Bali terdapat satu komisi yang membahas koalisi, baik di daerah maupun di pusat.
"Pemenangan pemilu itu kan biasanya terkait dengan pilkada dan menuju 2024 jadi dengan siapa kita akan berkoalisi, dengan siapa kita akan bersama tentu saja itu akan dibahas di dalam komisi itu," kata Puan Maharani dikutip dari Kompas.com. (TribunJatim/Yusron Naufal Putra)