Mengenal Virus Corona yang Terus Mewabah Korban Makin Banyak: Menular dan Berdampak ke Tenaga Medis

Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

virus corona - mengenal virus corona yang semakin mewabah yang korbannya semakin banyak: menular antarmanusia dan berdampak ke tenaga medis

TRIBUNMADURA.COM - Munculnya virus jenis baru yang diberi nama virus corona membuat geger dunia, karena dinilai sangat berbahaya.

Persebaran virus yang pertama kali muncul di Kota Wulan China inipun langsung diantisipasi oleh banyak negara di dunia.

Sehingga virus corona sampai saat ini menjadi perhatian serius dunia, terutama dengan semakin banyaknya jumlah korban meninggal akibat virus mematikan tersebut.

Ilmuwan China berhasil mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan sebagai virus corona ( coronavirus ) jenis baru.

Lantas, apa sebenarnya virus corona tersebut?

Simak penjelasan selengkapnya:

virus corona adalah sejenis virus umum yang menyebabkan infeksi pada hidung, sinus atau tenggorokan bagian atas.

Melansir Web MD, Selasa (21/1/2010), sebagian besar dari virus corona tidak berbahaya, namun beberapa tipe sangat serius.

Salah satu tipe yang berbahaya, yakni virus corona tersebut pernah menjadi penyebab meninggalnya 475 orang di Timur Tengah.

Virus tersebut menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS)pada 2012 di Arab Saudi.

Kemudian pada 2015, sejumlah orang dilaporkan meninggal akibat sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2003.

Biasanya, virus corona menyebabkan gejala pilek biasa yang dapat diobati dengan mudah dengan obat-obatan dan istirahat yang cukup.

Virus corona pertama kali teridentifikasi pada tahun 1960-an. Akan tetapi, virus ini tidak diketahui dari mana asalnya. Umumnya, virus ini menginfeksi hewan dan manusia.

Bhanu Sud MD, seorang spesialis penyakit menular di St. Jude Medical Center di Placentia, California mengatakan corona berarti mahkota.

"Sehingga virus ini tampak seperti mahkota ketika dilihat di bawah mikroskop elektron," ujar Sud melansir Healthline, Selasa (21/1/2020).

Penyebaran virus corona sama seperti flu

Menurut dia, kebanyakan dari virus corona tidak berbahaya. Virus ini biasanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian atas ringan, seperti flu biasa.

"Sebagian besar orang akan terinfeksi virus ini setidaknya sekali dalam hidup mereka," ungkap Sud.

Kendati virus corona dipandang lebih baik, namun Sud menekankan bagi sebagian besar orang yang terinfeksi ini, strain SARS dan MERS jauh lebih serius.

Tingkat kematian orang yang terinfeksi SARS sekitar 10 persen, sedangkan mereka yang terinfeksi MERS tingkat risiko kematiannya mmencapai 30 persen.

"Hanya saja apa yang tidak diketahui saat ini adalah penggolongan virusnya," kata Sud.

Baca juga: Virus Corona Misterius China Diduga Telah Menginfeksi 1.700 Orang

Menurut Sud, virus corona pada manusia paling umum menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui berbagai cara.

Virus ini dapat menular dengan mudah melalui udara dengan batuk dan bersin. Namun, bisa juga melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, menyentuh benda dan lain sebagainya.

"Di Amerika Serikat, orang biasanya terinfeksi virus corona pada musim gugur dan musim dingin. Namun infeksinya dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun," jelas Sud.

Kebanyakan orang akan terinfeksi satu atau lebih dari virus corona sepanjang hidupnya.

Sud merujuk pada wabah SARS dan MERS yang penularannya dari kontak hewan ke manusia. SARS, kata dia, kemungkinan besar ditularkan dari kelelawar dan MERS melalui unta.

"Karena organisme penyebab infeksi adalah virus, hingga saat ini, kami tidak memiliki obat antivirus khusus," sambung Sud.

Menular Antarmanusia Tenaga Medis Terdampak

Sementara itu, Kementerian Kesehatan China telah mengonfirmasi penularan virus misterius yang disebut mirip SARS antar-manusia.

Virus ini telah menyebar di seluruh negeri dan memicu kecemasan tentang kemungkinan memburuknya wabah besar ini.

Apalagi, jutaan orang akan melakukan perjalanan untuk perayaan tahun baru Imlek.

Mengutip The Guardian, Ahli Pernapasan dan Kepala Tim Komisi Kesehatan Nasional, Zhong Nanshan, yang menginvestigasi wabah ini, mengonfirmasi adanya dua kasus infeksi di Provinsi Guangdong, China.

Kasus tersebut disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia dan tenaga medis pun turut terinfeksi.

Sebelumnya, pihak berwenang sempat melaporkan adanya 139 kasus baru dari jenis virus corona baru.

Untuk itu, jumlah total pasien yang terinfeksi menjadi 217 sejak virus tersebut pertama kali terdeteksi bulan lalu di pusat Kota Wuhan.

Selain itu, juga terkonfirmasi adanya laki-laki berusia 89 tahun yang meninggal dunia akibat virus tersebut di Wuhan.

Meninggalnya lelaki ini pun menambah daftar kematian akibat virus corona menjadi empat kasus.

Kasus-kasus mewabahnya virus corona telah terkonfirmasi di Beijing, Shanghai, dan Guangdong.

Kondisi ini semakin menambah kekhawatiran saat libur tahun baru Imlek, yaitu saat lebih dari 400 juta orang akan melakukan perjalanan domestik maupun internasional.

Virus ini membawa kekhawatiran tersendiri karena hubungannya dengan sindrom pernafasan akut parah atau SARS yang pernah menewaskan hampir 650 orang di seluruh daratan China dan Hongkong pada tahun 2002 hingga 2003.

Seorang laki-laki diisolasi di Brisbane, Australia, setelah dicurigai terjangkit virus setelah kembali dari kunjungan ke Wuhan.

Komisi Kesehatan Nasional China mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim ke seluruh provinsi untuk mengawasi pencegahan wabah. Mereka menggambarkan bahwa situasi masih terkontrol.

Virus corona ditularkan antara hewan dan orang. Wabah di Wuhan dihubungkan dengan pasar makanan laut yang kini telah ditutup, di mana hewan-hewan hidup dijual.

World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa hewan menjadi kemungkinan terbesar sumber virus berasal dari hewan dengan penularan terbatas antar-manusia yang melakukan kontak intens.

WHO mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan sebuah pertemuan darurat di Jenewa pada Rabu (22/1/2020) untuk mendiskusikan virus corona ini.

Asisten Profesor dari Yale School of Public Health, Xi Chen, mengatakan bahwa kemungkinan penularan dari manusia ke manusia menjadi besar dengan banyaknya kasus wabah yang terkonfirmasi.

"Sulit untuk melihat semua kasus ini bersumber dari hewan-hewan dari pasar yang sama," ungkapnya sebagaimana diberitakan The Guardian. Pihak berwenang masih tidak dapat mengidentifikasi sumber infeksi.

Kondisi ini menjadi penghambat pemerintah untuk mengontrol wabah. Sementara itu, sejak 1 Januari 2020, pasar makanan laut Huanan telah ditutup.

Akan tetapi, sejumlah kasus justru dialami oleh para pasien yang tidak pernah mengunjungi pasar tersebut.

"Apa yang menjadi perhatian saya adalah sumber infeksi. Kita tidak tahu. Padahal, itu adalah hal yang terpenting. Tanpa mengetahuinya, kita tidak tahu bahayanya dan seberapa sulitnya ia," ungkap Chen. 

Pengamat dan warga khawatir tentang kemungkinan memburuknya wabah ini sebagaimana terjadi pada SARS tahun 2003.

Pihak berwenang telah menyarankan warga menjelang tahun baru Imlek yang jatuh tanggal 25 Januari, untuk memperhatikan gejala seperti demam, batuk, kesulitan pernapasan, dan pneumonia.

Hingga kini, WHO belum merekomendasikan pelarangan perjalanan. Pun, dengan pihak berwenang China.

Sementara, pedagang dari pasar makanan laut yang kini tutup mengatakan bahwa mereka tidak lagi terlalu khawatir.

Mereka melihat virus tersebut hanya sedikit lebih parah dari flu. Salah seorang pedagang bernama Li mengatakan bahwa beberapa pedagang yang mungkin terjangkit virus tidak akan melapor.

Sebab, mereka takut dengan dampaknya pada bisnis dan akan dikarantina.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Virus Corona yang Jenis Barunya Sedang Mewabah?" dan "Virus Corona China: Menular Antar-manusia, Tenaga Medis Terdampak"

Berita Terkini