Ahli THT Inggris: 'Studi Kasus, Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona'
TRIBUNMADURA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah memperingatkan kemungkinan penularan virus corona melalui udara atau airborne.
Bahkan, social distancing mulai digerakkan untuk meminimalisir penularan Covid-19.
Namun, perlu diketahui bagi siapapun yang mendadak tidak bisa mencium bau adalah pembawa virus corona tak kasatmata.
Dalam kondisi ini, mereka biasanya tidak memiliki gejala umum Covid-19, seperti demam dan batuk.
Studi ini diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris.
Di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.
• Aming Kesal Lihat Orang Pakai Alat Perlindungan Diri di Supermarket: Staf Medis Makin Kekurangan APD
• PENGUMUMAN Hasil SKD CPNS 2019 Kemenkumham dan Kemenag, Cek Kemenag.go.id dan Cpns.kemenkumham.go.id
• Nikita Mirzani, Janda Tajir dari Lahir Miliki Gaya Hidup Mewah, Ganti Tisu Toilet Pakai Segepok Uang
Menurut ahli THT di Inggris, kondisi ini dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata President of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan President of the British Association of Otorhinolaryngology, Professor Nirmal Kumar.
Dilansir Business Insider, Senin (23/3/2020), para profesor mengatakan bahwa banyak pasien di seluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.
Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.
"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien Covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata peneliti dalam sebuah keterangan.
"Iran telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia. Selain itu, banyak pasien dari AS, Perancis, dan Italia Utara yang juga memiliki pengalaman sama," imbuhnya.
Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri dan tidak mengarantina diri.
Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.
• Bosan Work From Home? Coba 5 Rekomendasi Film Thailand, Mulai Film Bad Genius hingga The Billionaire
• Menilik Cara Risma Hentikan Penyebaran Virus Corona, Pesan Bilik Sterilisasi hingga Turun ke Jalan
• Daftar Harga HP Oppo Terlengkap 23 Maret 2020, Oppo Find X 2 Rp 14 Jutaan, Oppo Reno 3 Rp 5,1 Jutaan
Orang muda mungkin tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum
Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News bahwa pasien berusia muda justru menunjukkan tanda tidak dapat mencium bau atau mengecap rasa.
Mereka tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum, seperti demam tinggi atau batuk terus-menerus.
"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam. Namun, mereka mungkin kehilangan indera penciuman dan pengecapan, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.
Para profesor menyerukan kepada siapa saja yang memiliki gejala kehilangan indera penciuman dan perasa untuk mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona"