Virus Corona di Pamekasan

Tak Betah Diisolasi, 1 PDP di Pamekasan Ngamuk, Ancam Ingin Bunuh Diri hingga Kabur, Lihat Endingnya

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana ruang isolasi RSUD dr. H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura, Sabtu (11/4/2020).

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 yang pernah dirawat di RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Madura sebelum dipulangkan sempat megancam ingin bunuh diri.

Hal itu diutarakan oleh Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr. Syaiful Hidayat kepada TribunMadura.com, Sabtu (11/4/2020).

Pria yang karib disapa Dokter Syaiful ini mengatakan, mulanya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berusia 51 tahun tersebut direncanakan akan dipulangkan Sabtu (4/4/2020) lalu.

Inilah Perbedaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan Lockdown yang Mampu Mencegah Virus Corona

 

BREAKING NEWS: 5 Kayawan di PT ENERO Mojokerto Jadi Korban Kecelakaan Kerja, 3 Orang Tewas

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kecelakaan Kerja yang Merenggut 3 Nyawa Karyawan PT ENERO Mojokerto

Dia mengaku, waktu itu Tim Medis Penanggulangan Covid-19 RSUD Pamekasan sudah melakukan koordinasi dengan pihak keluarga pasien untuk melakukan persiapan penjemputan, sebab pasien akan dipulangkan karena kondisinya sudah membaik dan dinyatakan negatif virus corona.

Namun saat koordinasi tersebut sudah matang, ternyata ada kendala komunikasi antara tim medis dengan tim Satgas Covid-19 kabupaten.

"Tim Satgas Kabupaten waktu itu ternyata tidak mengizinkan untuk dipulangkan, disuruh menunggu dulu hingga benar-benar tidak sakit," kata dr. Syaiful Hidayat.

"Akhirnya keluarga pasien datang ke RSUD Dr H Slamet Martodirdjo sempat mengamuk menanyakan; katanya mau pulang. Terus kami jelaskan kalau Tim Satgas Kabupaten belum mengizinkan," sambungnya.

"Ya mungkin mereka mengamuk karena sudah persiapan pulang tapi malah tidak jadi," tambah dia.

Syaiful Hidayat mengungkapkan, sejak awal pasien PDP perempuan itu dirawat di ruang isolasi RSUD Pamekasan sudah menunjukkan gerak-gerik yang tidak betah.

Polres Pamekasan Bagikan Sembako di Tengah Pandemi Covid-19, Sasar Ojek Online hingga Tukang Becak

Satu PDP di Bojonegoro yang Meninggal di RSUD Dr Sosodoro Djatikoesoemo Dipastikan Positif Covid-19

Rumah Sakit Universitas Brawijaya Ditunjuk Jadi Tempat Tes Corona, Ruang Laboratorium Akan Ditambah

Sampai-sampai pasien tersebut kata dia sempat emosi dan marah-marah kepada perawat kalau tidak mau diisolasi.

Hingga akhirnya, pihak RSUD Dr H Slamet Martodirdjo waktu itu terpaksa mendatangkan Polisi dan Tentara untuk menenangkan pasien tersebut agar mau diisolasi.

"Memang dari awal pasien PDP itu sudah bermasalah. Dia mengamuk tidak mau dirawat di sini," ujarnya.

Syaiful melanjutkan, sewaktu Sabtu lalu tepatnya sore hari saat pasien PDP itu dinyatakan gagal pulang oleh Tim Satgas Covid-19, pasien tersebut sempat kabur dari ruang isolasi RSUD Dr H Slamet Martodirdjo.

Sontak kala itu, perawat dan dokter sempat panik sebab luput dari pengawasan.

Tak berlangsung lama, semua tim medis bergerak untuk mencari pasien tersebut ke semua sisi ruangan rumah sakit.

Namun untung saja pasien ini masih ditemukan.

Saat itu Pasien PDP tersebut sudah berada di depan RSUD Dr H Slamet Martodirdjo dan sedang menunggu angkutan umum.

Tapi berkat kesigapan dari Satpam rumah sakit, pasien PDP yang hendak kabur itu bisa dicegat.

"Waktu kabur keluar dari ruang isolasi itu, selang jarum suntiknya dicopot," ungkapnya.

"Perawat waktu itu menjaga dari jauh di ruang khusus mantau dari balik kaca. Mungkin waktu itu perawat kami sedang ngapain gitu, jadi si pasien ini langsung kabur," tambahnya.

Sewaktu berhasil diamankan, kata Syaiful, pasien PDP itu sempat memberikan perlawanan kepada tim medis lalu mengancam akan bunuh diri.

Pasien itu bersikukuh tidak mau dirawat di ruang isolasi.

"Lalu kami tenangkan pasien itu, kami bilang kalau ibu masih belum boleh pulang. Tapi dia memberontak memaksa ingin pulang," bebernya.

"Malah dia membalas bilang gini: mending saya dibunuh daripada saya dirawat di ruang isolasi ini," ucap dr. Syaiful Hidayat menirukan perkataan pasien PDP tersebut.

Tidak mau ambil resiko, akhirnya kata Syaiful, tim medislah yang harus mengalah dan mengambil solusi jalan tengah.

Waktu itu pasien PDP tersebut langsung dirawat di kamar lain.

"Waktu itu pasien sudah negatif corona. Namun pihak satgas di sini masih ingin memastikan hasil yang lab yang dari Jakarta," jelasnya.

Pemkot Surabaya Bagikan Kebutuhan Perlengkapan ODP dan PDP Covid-19 yang Isolasi Mandiri

TKHI Bangkalan Positif Covid-19 Menulari Suami, Kadinkes Sindir: Diisolasi Malah Keluyuran ke Pasar

Satu Dokter di Tulungagung Positif Covid-19, Masyarakat yang Pernah Bertemu Diminta Isolasi Mandiri

"Hasil lab yang di Surabaya waktu itu sudah turun, karena takut terjadi seperti yang kasus anak PDP itu jadi menunggu yang dari Jakarta," tambahnya.

Lebih lanjut Syaiful mengaku lega saat pasien tersebut waktu itu bisa ditenangkan.

Pada, Senin (6/4/2020) lalu, pasien PDP tersebut dinyatakan sudah bisa pulang.

"Waktu di IGD saat kami tenangkan itu dia sempat juga ngamuk-ngamuk ngancam mau bunuh diri. Kan ngeri juga kami. Itu suka-dukanya kami waktu merawat," ceritanya.

"Nanti malah ada berita satu pasien PDP tidak mau diisolasi lalu bunuh diri. Kan gak lucu," tutupnya sembari tertawa.

Berita Terkini