Virus Corona di Jawa Timur

Kasus Virus Corona Semakin Tinggi, Pengamat Sebut Keterkaitan dengan Ekonomi dan Minim Pengetahuan

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Angka kasus virus corona di Jawa Timur semakin tinggi.

Tentu angka yang mengkhawatirkan itu menjadi sorotan banyak pihak.

Pengamat melihat ada keterkaitan antara ekonomi, pendidikan dengan meningkatnya kasus virus corona.

Tingginya angka kematian pasien Covid-19 di jatim mendapat sorotan para pakar kesehatan, salah satunya tim medis bagian paru RSUD Dr Soetomo.

Dalam Webinar Medtrain  yang diadakan Fakultas Kedokteran Universits Airlangga, Staf Medis Ilmu Penyakit Paru RSUD Dr Soetomo, dr Tutik Kusmiati SpP(k) menyebut ada keterkaitan antara faktor ekonomi yang rendah dengan minimnya pengetahuan terkait Covid-19.

Terkini, Daftar Harga iPhone di Akhir Mei 2020, Mulai dari iPhone 7, iPhone 11 Hingga iPhone SE

Daftar Harga HP Samsung, Realme, Vivo, Oppo dan Redmi, Spesifikasi Mantap dan RAM Besar

Hal ini menyebabkan ledakan jumlah pasien beberapa hari terakhir di Jatim.

"Minimnya pengetahuan menyebabkan pasien datang ke rumah sakit saat mengalami sesak napas sehingga penanganan dan pengobatan menjadi lebih sulit.

Pasien rata-rata datang dalam kondisi stadium lanjut ditambah adanya penyakit komorbit membuat angka kematian menjadi lebih tinggi,"urainya.

Berbeda dengan pasien yang berpendidikan yang mengalami batuk,demam hanya satu sampai dua hari langsung datang ke rumah sakit. Hal ini membuat penanganan pasien lebih cepat dan tidak membutuhkan ventilator.

Sementara itu,satgas Covid 19 RSUD Dr Soetomo, dr Arief Bakhtiar SpP memaparkan kebanyakan pasien dibawa ke rumah sakit memang dalma kondisi yang telah berat. Dan di rumah sakit pemprov Jatim ini, sudah ada 17 pasien meninggal per 5 Mei 2020.

Jumlah ini hanya 18 persen dari pasien terkonfirmasi Covid-19 atau PDP yang ada di RSUD dr Soetomo. Sisanya masih dilakukan perawatan ataupun sudah sembuh.

"Yang meninggal dengan usia diatas 40 tahun sebanyak 88 persen, sisanya pasien dibawah 40 tahun dengan penyakit bawaan,"lanjutnya.

Nonton Crash Landing on You Sub Indo Episode 1 - 16 (End), Bisa Streaming Drama Korea Lewat HP

Dr Arief memaparkan 50 persen pasien meninggal dalam kondisi memakai ventilator. Sedangkan sisanya tidak memakai ventilator atau memang sedang mengantri ventilator.

"Yang tidak pakai ventilator meninggal gagal nafas, hanya dua orang yang meninggal tanpa gagal nafas,"urainya.

Sejumlah penyakit yang biasanya memperburuk kondisi pasien Covid-19 dikatakan Dr Arief yaitu diabetes, penyakit paru, hipertensi dan obesitas.

Berita Terkini