Berita Tulungagung

Indikasi Temuan Antraks di Tulungagung, Hewan Ternak dari Desa Sidomulyo Dilarang Dibawa Keluar Desa

Penulis: David Yohanes
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto.

TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung menggalakan vaksinasi hewan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo.

Selain itu, petugas Disnak Keswan Tulungagung juga melakukan disinfeksi pada kandang yang sebelumnya terdapat sapi mati.

Langkah vaksinasi dan disinfeksi pada kandang ini dilakukan untuk menindaklanjuti indikasi bakteri antraks pada seekor sapi warga setempat yang mati.

"Kami dirikan posko selama 24 jam untuk menerima aduan masyarkat, jika ditemukan masalah pada sapinya," terang Kepala Disnak Keswan Tulungagung, Mulyanto, Senin (7/6/2021).

Mulyanto menuturkan, spora antraks bisa bertahan lama di tanah.

Baca juga: Enam Warga Tulungagung Terindikasi Tertular Antraks, Sebelumnya Ada Sapi Mati Terserang Antraks

Karena itu, upaya disinfeksi digalakkan di sekitar kandang-kandang yang dicurigai.

Untuk mencegah penularan secara luas, hewan ternak dari desa ini dilarang dibawa keluar desa.

"Posko akan kami dirikan 20 hari terhitung sejak 25 Mei 2021, sampai nanti kondisi terkendali," sambung Mulyanto.

Petugas Kesehata Hewan mendatangi setiap kandang milik warga.

Setiap kondisi hewan ternak dipantau untuk menghindari terjangkit bakteri antraks.

Sementara produk susu masih bisa dikonsumsi, setelah dipastikan tidak masuk dalam peta yang dikhawatirkan.

"Sapi kalau sakit otomatis dia tidak memroduksi susu. Dipastikan produk susu tidak terkontaminasi," tegas Mulyanto.

Foto kulit warga Kabupaten Tulungagung yang diduga tertular antraks, Senin (7/6/2021). (TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES)

Di Desa Sidomulyo, terdapat populasi sapi sejumlah 1600 ekor.

Desa ini salah satu penghasil susu di Kabupaten Tulungagung.

Sementara di seluruh Tulungagung populasi sapi potong sejumlah 130.000 ekor.

Sedangkan sapi perah sekitar 20.000, 210.000 ekor kambing dan 7000 domba.

Kasus indikasi antraks di Desa Sidomulyo bermula dari kematian 26 sapi dan 3 kambing secara beruntun.

Hasil uji laboratorium sampel sapi yang mati terakhir menunjukkan indikasi serangan bakteri antraks.

Bakteri ini juga terindikasi menular pada enam orang warga. (David Yohanes)

Berita Terkini