Virus Corona di Surabaya

Kota Surabaya Terlepas dari Status Zona Merah, Selama Lima Hari RS Darurat Lapangan Tembak Kosong

Penulis: Bobby Koloway
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Laporan Wartawan TribunMadura.com Network, Bobby Koloway

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Angka Covid-19 di Surabaya terus menurun dalam sepekan terakhir. Status kota Surabaya pun telah berganti dari yang sebelumnya zona merah menjadi zona oranye. 

Selain angka kumulatif kasus positif, penurunan ini tampak dari angka keterisian tempat tidur RS atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah RS. Juga, jumlah pemakaman dengan protokol kesehatan yang juga menurun dibanding bulan sebelumnya. 

Pemerintah Kota Surabaya mengungkap bahwa (bed occupancy rate (BOR) di Surabaya saat ini ada di angka 50-60 persen. Bahkan beberapa di RS darurat khusus Covid-19 milik Pemkot juga kosong. 

Misalnya, pasien di RS Darurat Lapangan Tembak (RSLT) yang telah kosong hampir sepekan. "Alhamdulillah di 5 hari kemarin nggak ada penghuni. Kami harap nggak akan dihuni lagi," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Sabtu (14/8/2021)

Pun demikian juga dengan pasien RS Darurat Indoor Gelora Bung Tomo (RSGBT) yang menurun tajam. "RS GBT hari ini 8 pasien OTG dan akan kami pindahkan ke Hotel Asrama Haji (HAH)," lanjutnya. 

HAH yang berkapasitas 899 orang, kini "hanya" diisi 252 orang OTG. "Ini keadaan yang bisa dibilang bagus. Tapi kami minta masyarakat tidak lengah," katanya. 

Pun demikian dengan pasien gejala ringan dan berat di RSUD milik Pemkot juga menurun. Tempat isolasi di RSUD dr M Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) masing-masing ada 174 ruang dan ruang 50 yang kosong. 

Demikian angka pemakaman menggunakan prokes yang kini berada di kisaran 20 kasus. Padahal, pada Juli lalu mencapai ratusan orang perharinya. 

"Contoh kemarin di 12 Agustus, ada 18 permakaman dengan protokol kesehatan. Itu total di dua TPU (Keputih dan Babad Jerawat)," katanya. 

Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 dinilai efektif menekan laju penularan. Selain itu, upaya pemkot dengan memperbanyak tempat isolasi dan memasifkan tracing dan vaksin sukses mengantisipasi munculnya klaster. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan perubahan zona di Surabaya dari merah ke zona oranye menambah semangat pihaknya. Pekan depan, pihaknya bersama jajaran terkait akan membahas strategi percepatan menuju zona kuning.

Pihaknya menargetkan, Surabaya harus jadi zona kuning dalam waktu sebulan. “Hari Senin depan kami akan mengadakan rapat dengan semua Forkopimda,” kata Cak Eri dikonfirmasi terpisah. 

Dengan menjadi zona kuning, pihaknya berharap perekonomian kembali bergerak. Sehingga, kesejahteraan warga Surabaya semakin baik. 

"Gotong-royong bersama adalah semangat bagi kami. Fainsyallah kami dengan Forkopimda akan berjuang mati-matian,” papar dia.

Belajar dari ledakan kasus di Juli, pihaknya telah meramu sejumlah strategi penanganan. Baik dari mengantisipasi sumber kluster maupun menyiapkan banyak tempat isolasi. 

Jajaran Forkopimda akan turun untuk melakukan sosialisasi. Mereka memberi pengertian kepada warga untuk tetap disiplin protokol kesehatan (prokes). 

Kemudian, pihaknya juga menyiapkan sejumlah fasilitas kesehatan khusus Covid-19. “Kalau hulunya kita potong dan hilirnya kita siapkan Insyaallah selesai,” urainya.

Tenaga kesehatan yang ada saat ini juga cukup. Pihaknya akan berkolaborasi dengan jajaran terkait. 

"Nakes di Surabaya tidak hanya dari pemkot saja. Tetapi gabungan dari TNI, Polri dan klinik kejaksaan, lalu ada juga nakes dari RS se-Surabaya. Ini lah kegotongroyongan,” jelas dia.

Semua upaya ini tak bisa berbuah manis apabila tanpa dukungan masyarakat. Oleh karenanya, pihaknya meminta masyarakat konsisten dalam proses. 

“Kami mohon doanya panjenengan semua. Kita merah putihkan hati kita. Kami jajaran pemkot terus berjuang bersama Forkopimda dalam menyusun langkah ke depan bagaimana zona kuning dan hijau, sehingga ekonomi Kota Surabaya bisa bergerak lagi,” pungkasnya.

Simak artikel lain terkait Kota Surabaya

Simak artikel lain terkait zona merah

Simak artikel lain terkait Covid-19

FOLLOW JUGA:

Berita Terkini