TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Demi menekan angka penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) Pemkab Ponorogo menggalakkan fogging dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Heni Lastari, mengatakan untuk hari Jumat (21/1/2022), ada 10 titik yang menjadi fokus fogging.
Mulai dari Kecamatan Balong, Kecamatan Sambit, hingga Kecamatan Ponorogo.
"Sejak awal bulan kita sudah melakukan fogging, sampai hari ini sudah hampir 40 titik," ucap Heni, Jumat (21/1/2022).
Fogging dan PSN ini dilakukan setelah adanya kenaikan kasus DBD di Ponorogo.
Baca juga: Awal Tahun 2022, Kasus DBD di Pamekasan Catatkan 43 Kasus, 3 Diantaranya Meninggal Dunia
Pada tanggal 1-20 Januari 2022 saja Heni memaparkan sudah ada 53 kasus DBD di Bumi Reog.
"Memang (kasus DBD) naik ketimbang tahun kemarin. Karena kemungkinan tahun lalu tidak terdeksi. Masyarakat takut saat periksa ke dokter dicovidkan," lanjutnya.
Berbeda dengan tahun ini, saat Covid-19 sudah mulai melandai, banyak masyarakat yang tak segan memeriksakan diri ke dokter sehingga banyak yang terdeteksi DBD.
"Ada juga yang tipes, demam biasa. Ada penyakit-penyakit lain dengan penurunan trombosit. Tapi yang benar-benar DBD itu yang kita lakukan penyelidikan epidemiologi lalu kita laporkan ke pemerintah provinsi," jelas Heni.
Ia memastikan, kasus DBD di Kabupaten Ponorogo masih terkendali dan belum masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Selain dari jumlah kasus yang masih bisa dikendalikan, Alhamdulillah belum ada kasus meninggal karena DBD tahun ini," lanjutnya.
Untuk itu, Heni mengajak masyarakat semakin giat menggalakkan PSN dan tidak terlalu bergantung pada fogging.
Menurut Heni, PSN lebih efektif dalam memberantas nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan perantara penularan DBD.
"Nyamuk itu bertelur di air yang bersih. Jadi carilah gelas-gelas plastik atau wadah lain yang tergeletak yang menyebabkan tampungan air di situ," ucap Heni.
Jangan sampai ada genangan air lebih dari satu pekan karena sangat berpotensi menjadi tempat bertelur nyamuk Aedes Aegypti.