TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Sebaran kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka mengkhawatirkan.
Hingga periode 1-20 Januari 2022, tercatat sejumlah 14 kasus kematian, tiga kasus di antaranya terjadi di Kabupaten Pamekasan dan satu kasus kematian di Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan Analisa Situasi Kasus DBD yang diterima Surya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, total kasus DBD di Jawa Timur pada triwulan keempat pada Januari 2022 ini terdata sejumlah 808 kasus.
“Untuk jumlah kasus DBD di Kabupaten Bangkalan periode 1-20 Januari terdata 27 kasus dengan 1 kasus kematian. Pasien perempuan, berusia 7 tahun,” ungkap Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Bangkalan, Mariamah, Rabu (26/1/2022).
Lonjakan secara signifikan kasus DBD di Kabupaten Bangkalan terjadi pada 2016 hingga sejumlah 814 kasus dengan total kematian sebanyak 9 orang. Setahun kemudian kasus DBD turun drastis sejumlah 77 kasus dengan 1 kasus kematian.
Pada Tahun 2018 sejumlah 111 kasus dengan 1 kasus kematian, tahun 2019 sejumlah 171 kasus dengan 1 kasus kematian, tahun 2020 sejumlah 104 kasus, dan pada tahun 2021 sejumlah 139 kasus dengan nol kasus kematian.
“Ini menunjukkan bahwa trend DBD adalah siklus, musiman dan kasusnya pasti akan naik pada periode November hingga Maret. Melewati periode itu insya Allah sudah turun,” jelas Mariamah.
Karena itu, lanjutnya, pihak Dinkes Kabupaten Bangkalan mengimbau masyarakat agar memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar rumah. Itu dimaksudkan untuk memperkuat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan mengubur, menutup, dan menguras.
“Itu sebagai upaya pencegahan secara dini. Apalagi DBD memang rentan terhadap usia anak karena daya tahan mereka tidak sekuat orang dewasa. Upayakan semisal bermain di luar rumah, anak-anak tidak sampai digigit nyamuk,” imbaunya.
Mariamah kemudian mengingatkan kepada masyarakat agar segera membawa anak atau anggota keluarga lainnya ke puskesmas atau rumah sakit ketika kondisi panas tubuh tidak turun hingga dua hari berturut-turut.
Ia menyebut, gejala DBD berbeda dengan gejala tifus yang kondisi tubuhnya panas di malam hari dan turun ketika siang hari.
“Kalau DBD suhu tubuh hingga mencapai 39 derajat celcius. Badan terasa linu-linu semua, di belakang bola mata terasa panas, dan di ulu hati juga sakit. Kita harus waspada, lingkungan harus diperhatikan, PSN harus dikuatkan,” pungkasnya. (edo/ahmad faisol)