Pemadaman Listrik di Madura

Pasokan Listrik di Madura Kembali Aman, Ketua DPRD Bangkalan Ungkap yang Dibutuhkan Pulau Madura

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan, Muhammad Fahad (kiri) berkomunikasi secara intens bersama General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Lasiran selama terjadi pemadaman bergilir di Madura

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan, Muhammad Fahad mengapresiasi pihak PLN dalam upaya mengoptimalkan normalisasi daya pasokan listrik ke Madura setelah terjadi gangguan berupa flashover (terbakar) kabel transmisi 150 kV di Jembatan Suramadu sisi Surabaya.

Akibatnya, terjadi defisit beban sebesar 15 MW pada siang hari dan 60 MW pada malam hari. Kondisi itu memaksa PLN menerapkan kebijakan pemadaman bergilir karena beban daya hanya ditopang oleh 1 Line.  

Pola pemadaman bergilir di sejumlah wilayah di Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep berlangsung selama 9 hari.

Terhitung sejak terjadinya gangguan pada Sabtu (26/2/2022) pukul 21.44 WIB hingga Senin (7/3/2022) pukul 03.07 WIB.

“Namun kita harus berkaca dari permasalahan flashover kabel pada salah satu Line Transmisi 150 kV, butuh penguatan sistem jaringan. Madura butuh perangkat cadangan pasokan listrik,” ungkap politisi Partai Gerindra yang akrab disapa Ra Fahad itu kepada Surya, Senin (7/3/2022).

Data yang dihimpun Surya dari PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pamekasan, selama ini total daya pasokan listrik ke Pulau Madura sebesar 320 MW. Daya sebesar itu hanya dipasok melalui 2 Line dengan sistem interkoneksi 150 kV yang disalurkan melalui SKTT Ujung- Bangkalan dan SKTT Kenjeran-Gili Timur dengan masing-masing kemampuan suplai sebesar 165 MW.

Dalam kondisi normal, beban harian kebutuhan pasokan listrik di Pulau Madura mencapai kisaran 280 MW hingga 300 MW. Sedangkan puncak tertinggi kebutuhan pasokan listrik pada malam hari mencapai 311 MW.

Defisit daya sebesar 73,35 MW akibat flashover kabel pada salah satu Line transmisi 150 kV itu, sedikitnya  963.671 pelanggan dari total 1.009.789 pelanggan di empat kabupaten di Madura terdampak pemadaman bergilir.

Baca juga: Kepastian Pemadaman Listrik di Madura Kembali Normal, Pengasuh Ponpes di Bangkalan Merasa Kena Prank

Selama 9 hari penerapan pola pemadaman bergilir, Ra Fahad mengapresiasi langkah-langkah Tim Teknis Transmisi  dan Tim Recovery System PLN dalam melakukan investigasi titik kerusakan, menyewa genset berdaya 14,2 MW, menyalurkan bantuan lampu darurat, hingga kembali normalnya 100 persen pasokan listrik ke Madura.

Ra Fahad menambahkan, penambahan jaringan dengan membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) yang bisa dioptimalkan di sepanjang jalur pantai utara Madura diharapkan tidak mengganggu pasokan listrik ketika ada kerusakan pada saluran-saluran kelistrikan yang telah ada.

“Dukungan masyarakat melalui kritikan harus melecut PLN untuk terus berbenah. Dengan tambahan cadangan Line transmisi, permasalah serupa tidak akan terjadi lagi di Madura di masa mendatang. Ada sistem penguatan dan pengawasan jaringan,” pungkas Wakil Ketua DPC Partai Gerindra itu. 

Sejauh ini, beban daya sebesar 330 MW ke Madura hanya disalurkan melalui 2 Line Transmisi 150 kV berdaya masing-masing 165 MW. Memaksimalkan 1 Line lainnya, tidak mampu menopang beban harian kebutuhan pasokan listrik di Pulau Madura yang mencapai kisaran 280 MW-300 MW dan beban puncak tertinggi mencapai 311 MW pada malam hari,

Manajer PLN UP3 Pamekasan, M Farqi Faris mengungkapkan, sebelum peristiwa flashover kabel transmisi 150 kV tersebut, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada sejumlah warga di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan terkait penguatan sistem kelistrik di Madura melalui pembangunan SKTT 3 dan 4 oleh Unit Induk Proyek.

“Saya menginformasikan, karena sebetulnya ini bukan kebijakan saya, bahwa memang (SKTT 3 dan 4) telah masuk proses perencanaan. Kami juga termasuk telah berkoordinasi dengan stakeholdersetempat,” ungkap Farqi kepada Surya melalui sambungan seluler.

Namun karena keterbatasan kewenangan, Farqi tidak mengetahui secara rinci dan pasti terkait kapan penguatan sistem kelistrikan di Madura melalui pembangunan SKTT 3 dan 4 itu mulai dikerjakan.  

“Saya kurang paham, tapi sosialisasi awal sudah dijalankan. Apabila  sosialisasi awal sudah jalan, kemungkinan sudah ada komitmen untuk kami kerjakan tahun ini,” pungkasnya. (edo/ahmad faisol)

Berita Terkini