Berita Bangkalan

Pedagang dan Peternak Sapi di Bangkalan Mulai Gelisah, Arus Distribusi Hewan Ternak Macet Karena Ini

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan melakukan pemeriksaan dan pemberian antibiotik kepada 138 sapi di kandang Balai Karantina, Pelabuhan Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, Sabtu (14/5/2022)

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Kabar tentang hasil uji laboratorium atas sampel darah sapi-sapi hingga saat ini bukan hanya masih menjadi misteri bagi pihak Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan namun juga para peternak dan pedagang sapi. Pasalnya, sejumlah 141 ekor sapi terisolasi di kandang Balai Karantina, Pelabuhan Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi sejak 6 Mei 2022.

Pihak Balai Karantina yang berada langsung di bawah Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan pengetatan sebagai upaya pencegahan terkait penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah. Seperti sapi, kerbau, hingga kambing.

Akibatnya, arus distribusi hewan ternak, khususnya sapi dan kambing di Pelabuhan Kelas III tujuan Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi itu hingga saat ini macet. Sebelum hasil uji sample darah sapi Bangkalan yang dikirim ke Laboratorium Balai Besar Veteriner, Jogyakarta keluar.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, drh Ali Makki mengungkapkan, total sapi di kandang Balai Karantina sejumlah 141 ekor sapi yang hingga saat ini terisolasi sejak kebijakan pengetatan arus pengiriman sapi diberlakukan.  

“Sampai sekarang kami belum menerima hasil laboratorium sehingga (pengiriman) sapi-sapi tidak bergerak sejak tanggal 6 Mei. Kami tidak mau menunggu karena ada beberapa indikasi peternak dan pedagang mulai gelisah melihat perkembangan dari suspect ternak-ternak yang ada kondisi semakin memburuk,” ungkap Makki kepada Surya, Senin (16/5/2022).

Baca juga: Antisipasi Penularan PMK, Dinas Peternakan Bangkalan Tutup Sementara Pengiriman Sapi di 2 Titik Ini

Kumpulan Berita Lainnya seputar  Bangkalan

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Ia menjelaskan, seharusnya kondisi sapi-sapi di kandang Balai Karantina kondisi semakin membaik dengan catatan ditangani dengan baik. Namun kegelisahan para peternak dan pedagang dipicu karena melihat kondisi sapi semakin memburuk sehingga terpaksa menyembelih.

Sementera pihak karantina, lanjut Makki, kurang terbuka dan tidak pernah terus terang hingga pihak Dinas Peternakan Bangkalan menawarkan diri bahkan menanyakan kebutuhan apa yang menjadi keperluan untuk penanganan 141 ekor sapi itu.

“Jawabannya masih mbulet, bilangnya akan dikoordinasikan dengan pimpinan. Terpaksa kami mengambill keputusan dengan menurunkan semua tim dokter hewan sejumlah delapan orang, lengkap dengan obat-obatan. Karena sapi itu tidak cukup hanya diberi vitamin tetapi disuntik dengan antibiotik,” tegasnya.

Dari 141 ekor sapi yang ada di kandang Balai Karantina, sejumlah 138 ekor di antaranya ditangani Tim Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Sabtu (14/5/2022). Kandang Balai Karantina terdiri dari 4 blok. Sejumlah 22 ekor sapi persilangan dari luar Madura, ditempatkan terpisah.

Menurut pihak karantina, lanjut Makki, sejumlah 12 ekor sapi di antaranya diduga memiliki tanda-tanda klinis yang mengarah ke PMK. Maka dari itu sampel darah telah diambil namun hingga sekarang hasilnya belum diumumkan.

“Delapan dokter hewan turun semua bersama pihak kepolisian. Kami bagi karena ada 4 blok kandang, satu kandang untuk (sapi) kondisinya parah-parah. Masing-masing kandang dipantau dua atau empat dokter. Kami tekankan tidak ada dokter yang pindah kandang hewan, biar lebih fokus,” pungkasnya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Ahmat Hafid mengungkapkan, saat ini terdapat sejumlah 37 sapi di kandang Balai Karantina dinyatakan suspect atau diduga terpapar virus PMK.

“Belum positif karena masih menunggu hasil uji laboratorium dari Badan Karantina Pusat,” ungkap Hafid kepada Surya.

Ia mengimbau para peternak dan pedagang sapi untuk tidak panik karena kondisi itu bisa ditangani dan bisa disembuhkan dengan penanganan sejak dini oleh petugas peternakan dan para dokter hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan.  

“Sebagian besar sapi dari luar Bangkalan. Setelah mendapatkan penanganan cepat dari petugas,  Insya Allah sekarang sudah mulai pulih kembali,” pungkasnya.

Berita Terkini