TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Pengobatan tradisional berbahan tanaman herbal hingga buah jeruk kini menjadi solusi di tengah keterbatasan persediaan obat-obatan untuk penanganan sapi-sapi suspek ataupun positif terkonfirmasi penyakit mulut dan kaki (PMK) di Kabupaten Bangkalan. Pemberian segelas wedang jeruk sehari sekali, mampu menyembuhkan luka pada mulut sapi.
Dengus suara sapi kembali terdengar merdu memecah keheningan kandang milik Ahmad Hasan (60), warga Desa Petapan, Kecamatan Labang, Kamis (16/6/2022). Perasaan cemas yang membalutnya dalam beberapa hari terakhir pun kini telah berlalu, seiring kembali pulihnya nafsu makan sapi yang dirawatnya.
“Harga sapi ini Rp 10.500.000. Tentu saya khawatir karena sapi ini bukan punya saya, melainkan punya orang. Saya hanya buruh rawat. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh, nafsu makannya kembali normal dan kembali berbunyi (berdengus),” ungkap Hasan kepada Surya sambil tersenyum.
Beberapa hari sebelumnya merupakan momen yang menggetirkan bagi Hasan. Kekhawatiran akan terjadi kematian terhadap sapi itu terus menghantui benaknya. Ia tidak menyangka sapi yang dibawa dari Pasar Tanah Merah tiga minggu lalu, mendadak tidak mau makan hingga muncul luka melepuh pada bagian mulut dan kaki.
“Mulut penuh luka, untuk makan saja susah hingga perlu disuapin. Sekarang sudah pulih, tiga hari terakhir sudah doyan makan setelah tiga kali sehari diberi air rebusan kunyit, jahe, dan temulawak,” pungkasnya.
Terlepasnya sapi tersebut dari jeratan virus PMK tidak lepas dari peran penting Paramedik Kecamatan Labang, Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Mestahul Anam Susanto. Hingga sejauh ini, Anam telah menyembuhkan sedikitnya 70 ekor sapi dengan pengobatan tradisional melalui ramuan berbahan herbal.
Ia mengungkapkan, jamu berbahan herbal dengan komposisi gula merah, kunyit, serai, temulawak, temu hitam direbus hingga mendidih. Ketika air rebusannya sudah mulai hangat, ditambahkan telur minimal satu butir.
“Pemberian herbal itu wajib. Namun tidak kalah penting lagi itu asupan vitamin C yang bisa disajikan berupa wedang jeruk, meskipun diberikan satu gelas dalam sehari kepada sapi. Tujuannya agar luka pada mulut (jampi) akan berkurang, sehingga kembali menormalkan nafsu makan,” ungkapnya.
Tidak cukup hanya pemberian ramuan herbal dan asupan vitamin C, sapi-sapi yang suspek ataupun yang positif PMK harus rajin-rajin dijemur. Dengan harapan tubuh sapi tetap bersih dan mendapatkan asupan vitamin D dari sinar matahari.
“Hidung sapi yang banyak lendir juga harus dibersihkan dengan mengoleskan sedikit minyak kayu putih. Dengan begitu, bakteri yang ada di saluran pernafasan bisa berkurang. Sehingga melonggarkan rongga pernafasan sapi,’ papar Anam.
Ia mengimbau masyarakat pemilik atau peternak sapi agar segera menghubungi petugas paramedik ketika mengetahui nafsu makan sapi mulai menurun, malas berdiri, banyak mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung.
Sehingga, lanjutnya, pihak Paramedik Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan bisa melihat secara langsung dan segera mengambil tindakan atau menentukan langkah pengobatan apa yang akan dilakukan. Hasil pantauannya sejauh ini, rata-rata sapi-sapi di Bangkalan saat ini tinggal menunggu proses penyembuhan pada kaki.
“Tahap awal perawatan pada kaki dibersihkan pakai sabun. Setelah kering lalu disemprot dengan spirtus, bisa dengan alkohol atau juga formalin. Obat anti lalat juga bisa agar tidak lalat menyentuh kaki sapi,” pungkasnya. (edo/ahmad faisol)