Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Madura mulai melakukan pendataan wilayah desa yang terdampak bencana kekeringan di musim kemarau tahun ini.
Upaya itu dilakukan sebagai tahap bantuan droping air bersih, mengingat di Agustus ini telah memasuki musim kemarau dengan skala merata di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Sampang.
Bahkan, berdasarkan prediksi BMKG Surabaya puncak musim kemarau bakal terjadi antara September - November 2022 mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Asroni mengatakan bahwa, jauh-jauh hari sebelumnya sudah berkoordinasi dengan pihak 14 kecamatan se Sampang.
Tujuannya agar kondisi desa di masing-masing kecamatan yang terdampak atau berpotensi mengalami bencana kekeringan untuk di data dan diserahkan ke BPBD.
"Di kondisi cuaca saat ini saja, sudah ada warga di beberapa desa di Kecamatan Kedungdung, Sampang kesulitan air," ujarnya.
"Maka kami akan berupaya secepat mungkin untuk melakukan bantua air karena semakin cepat semakin baik," imbuhnya.
Di samping itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan PDAM selaku bagian pendistribusian air bersih ke desa terdampak kekeringan.
Akan tetapi, untuk jadwal realisasi droping air bersih tersebut masih belum bisa ditentukan.
Sebab harus mengetahui terlebih dahulu jumlah desa terdampak agar dapat menentukan nominal anggaran kedaruratan.
"Setelah dilakukan kesepakatan bersama jumlah desa yang terdampak kekeringan, baru di SK-kan ke Bupati Sampang terkait bantuan droping air bersih ini," pungkasnya.