TRIBUNMADURA.COM, PACITAN - Sebuah sayembara unik di Pacitan digelar. Adalah sayembara tangkap tikus yang diperuntukkan di 6 Kecamatan di Kabupaten Pacitan.
Sayembara ini digelar seiring dengan mengganasnya penyakit Leptospirosis. Selama Januari hingga Maret, ada 6 warga Pacitan meninggal karena Leptospirosis.
“Sayembara kami lakukan dari tanggal 10 Maret 2023 lalu. Berakhir nanti tanggal 15 Maret 2023,” ujar Ketua Pelaksana Sayembara tangkap tikus, Masnan Yuanto, Senin (13/3/2023).
Sayembara telah digelar di 6 Kecamatan terdampak leptospirosis. Peserta sayembara adalah kelompok tani. Para peserta wajib menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) Agar warga peserta yang ikut sayembara tidak terinfeksi bakteri leptospira.
Hadiahnya, kata dia, cukup menarik. Lantaran petani yang mendapatkan intensif tikus. “Kami berikan insentif Rp. 5000 rupiah perekor. Tikus lazim menyerang saat malam hari, tapi sayembara tidak memungkinkan untuk dilaksanakan malam hari,” bebernya
Baca juga: Ada 5 Kasus Leptospirosis Ditemukan di Sampang, Kenali Gejala dan Antisipasi
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Terpenting, kata dia, semua peserta mematuhi aturan dengan menggunakan APD dan turut serta mengurangi resiko terjangkit leptospirosis. Perolehan tikus ini akan di berikan insentif dengan total hadiah sebesar Rp 500 ribu rupiah.
Kelompok dengan perolehan tertinggi atau sebanyak 500 ekor tikus mendapatkan 250 ribu, 250 ekor 150 ribu dan 150 ekor mendapatkan hadiah insentif senilai 100 ribu rupiah. Tikus yang tertangkap akan dimusnahkan.
Sementara salah seorang anggota kelompok tani, Tukino berburu tikus oleh warga ini dilakukan sebagai upaya mengurangi ancaman penyakit leptospirosis akibat tikus kencing sembarangan. Selain itu basmi tikus agar tidak gagal panen.
"Dari hasil berburu diperoleh puluhan tikus dari pematang sawah dan tanggul saluran air,bahkan bangunan rumah yang biasa menjadi tempat bersarang tikus. Lumayan dapat uang bisa buat nambahi keperluan dapur," pungkasnya.