TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Tradisi Rebo Wekasan merupakan tradisi turun temurun masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Dua tumpeng raksasa dan beberapa tumpeng mini diarak mulai dari Balai Desa Suci hingga Sendang Sono atau sumber mata air warisan Sunan Giri.
Tokoh masyarakat Desa Suci, Khoirul Huda mengatakan, tradisi ini tidak hanya organisasi keagamaan, tapi juga organisasi pemuda sebagai simbol persatuan.
Mereka berjalan sejauh lebih dari 1 KM dimulai dari Balai Desa Suci Hingga Masjid Suci bagian utara bernama Mambaut Tho'at sebelah Sendang Sono.
"Semua ini tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur hari lahirnya Desa Suci, karena Rebo Wekasan juga dituliskan sebagai hari turunnya 320.000 bala'," kata Huda sapaan akrabnya, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Pengasuh Pondok di Gresik Dapat Telfon Misterius Jelang Subuh, Berujung Nemu Bayi di Depan Pondok
Informasi lengkap dan menarik Berita Gresik lainnya hanya di GoogleNews TribunMadura.com
Kepala Desa Suci, Achmad Rizal mengatakan tradisi ini juga disebut dengan tegal deso atau silaturahmi kedua setelah hari raya Idul Fitri.
"Momen Rebo Wekasan adalah momen membahagiakan berkumpul bersama keluarga. Masyarakat dari berbagai daerah biasanya akan mengunjungi famili atau sahabatnya di Desa Suci, mengincipi lezatnya makanan khas Lontong Bumbu Ladan. Selain itu, budaya yang masih ada saat ini yakni mandi di dalam Sendang Sono setiap hari Selasa malam Rabu jam 12 malam, masyarakat percaya dapat membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit," kata dia.