Berita Pamekasan

Ribuan WBP Lapas Narkotika Pamekasan akan Diskrining TBC, Antisipasi Penularan Berisiko Tinggi

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat Kalapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan, Yhoga Aditya Ruswanto bersama seluruh anggota tim kerja rapat di aula Lantai 2 Gedung Utama Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan.

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sebanyak 1.204 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan, Madura akan menjalani proses skrining TBC.

Dalam persiapan pelaksanaan skrining TBC ini, Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan menggelar rapat tim kerja.

Rapat tim kerja ini dipimpin Kalapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan, Yhoga Aditya Ruswanto bersama seluruh anggota tim kerja di aula Lantai 2 Gedung Utama Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan.

Dalam rapat ini membahas teknis alur pelaksanaan Chest X-Ray TB, pengiriman sampel dan laporan hingga rencana penanganan temuan kasus di Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan.

Kalapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan, Yhoga Aditya Ruswanto mengatakan, tujuan digelarnya rapat tim kerja ini agar seluruh anggota yang terlibat memiliki persepsi yang sama dan meminimalkan risiko masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan skrining TBC nanti.

Baca juga: Kakanwail Jatim Tutup Program Rehabilitasi Sosial 150 WBP Lapas Narkotika Pamekasan, Ini Pesannya

Pelaksanaan Chest X-Ray TB ini sebagai tindak lanjut surat edaran : PAS.6-4. PK.06.07 tentang pelaksanaan kegiatan penemuan kasus TBC melalui skrining gejala dan intervensi skrining Chest X-Ray di Lapas, Rutan dan LPKA pada 33 Kanwil Kemenkumham Tahun 2023.

"Berdasarkan surat edaran, kita diberikan target jumlah warga binaan yang akan dilakukan skrining TBC sebanyak 1.204. Hasil skrining nantinya akan menjadi bahan pelaporan," kata Yhoga Aditya Ruswanto, Jumat (10/11/2023).

Yhoga berharap skrining TBC ini dapat terlaksana optimal dalam penemuan angka kasus TBC secara aktif dan masif yang berisiko tinggi penularan TBC bagi warga binaan.

Menurut dia, Tuberkulosis atau TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan oleh kutukan atau guna-guna.

"Penyakit ini dapat menyerang siapa saja. Hanya sekitar 10 persen diantara orang yang terinfeksi akan jatuh sakit, namun, bakteri TBC dapat hidup dalam kondisi non-aktif (laten) seumur hidup dan menjadi aktif saat daya tahan tubuh melemah," pesannya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkini