Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Keluarga almarhum Syukron Mahbub (42) menuntut pengembalian sisa dana jemaah haji ke salah satu Travel di Kabupaten Sampang, Madura.
Ini setelah keluarga jemaah haji asal Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan itu mengetahui Syukron Mahbub meninggal di gurun Saudi Arabia saat hendak pergi ke Makkah naik haji melalui jalur non prosedural atau ilegal pada Jumat (27/5/2025).
Tokoh Masyarakat Desa Blumbungan, Junaidi mewakili keluarga Syukron Mahbub meminta jasa travel dari Sampang agar ikut bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Kata dia, almarhum memiliki anak yatim dan meminta sisa biaya dari almarhum saat pemberangkatan haji dikembalikan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihak keluarga, Syukron Mahbub berangkat ke Makkah pakai visa umrah.
Hanya saja dari travel penyedia jasa haji ini mengimingi-imingi lewat jalur khusus.
"Biaya keberangkatannya itu bayar 2 tahun lalu. Informasi yang kami dapat dari keluarga Rp 105 juta," kata Junaidi, Kamis (5/6/2025).
Atas dasar peristiwa ini, Junaidi meminta sisa uang yang dibayarkan dari Rp 105 juta itu agar dikembalikan untuk pemenuhan kebutuhan hidup anak almarhum.
Sebelum dikabarkan meninggal di Makkah, Syukron Mahbub berangkat haji dari Pamekasan pada Minggu, 25 Mei 2025.
Sekitar 10 harian dari pemberangkatan haji itu, pihak keluarga mendapat informasi bahwa Syukron Mahbub meninggal di Makkah.
"Informasi yang kami terima meninggal karena kepanasan setelah keluar dari Taxi," ujar Junaidi.
Menurut Junaidi, Mahbub berangkat ke Makkah bersama dengan tantenya.
Kepada travel penyedia jasa keberangkatan haji ini, Mahbub dan tantenya membayar uang tunai senilai Rp 210 juta.
Sementara ini, kondisi tante Mahbub di Makkah mengabarkan dalam keadaan selamat dan sehat.
"Kemarin telepon ke keluarga dalam kondisi baik," ungkap Junaidi.
Informasi yang Junaidi terima, jenazah almarhum rencananya akan dibawa pulang ke Pamekasan, Madura.
Hanya saja dari pemerintah Saudi Arabia belum mengizinkan.
"Rencana jenazah almarhum oleh keluarga mau dipulangkan. Tapi tidak mampu secara ekonomi sehingga sepakat akan dikubur di Makkah," bebernya.
Lebih lanjut, Junaidi berharap jenazah almarhum dipulangkan dari Makkah ke Pamekasan dan ada perhatian dari Pemerintah Indonesia atas peristiwa ini.
Sebab dari sisi ekonomi, keluarga Mahbub tidak mampu untuk membiayai kepulangan jenazah dari Makkah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com