Berita Jember

Sosok Juragan Jeruk yang Dibunuh Anak Ketua RW di Jember, Dikenal Dermawan

Penulis: Imam Nawawi
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JURAGAN JERUK DIBUNUH: Nurhasan Ketua RT di Dusun Sumberejo Desa/Kecamatan Umbulsari Jember, Jawa Timur saat diwawancarai di rumahnya, Kamis (12/6/2025) Dia paparkan sosok juragan jeruk yang dibunuh putra ketua RW di Jember.

Laporan Wartawan TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Imam Nawawi

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER- Inilah sosok Armanu, juragan jeruk di Dusun Sumberejo Desa/Kecamatan Umbulsari Jember, Jawa Timur, tewas mengenaskan ternyata memiliki citra positif di mata masyarakat.

Sebatas informasi, juragan jeruk umur 52 tersebut tewas karena tebasan celurit Iman Nurhakiki, yang diketahui anak buah korban sendiri.

Pelaku pembunuhan tersebut merupakan putra sulung Imam Syafii, ketua Rukun Warga (RW) 24 Dusun Sumberejo Desa/Kecamatan Umbulsari Jember.

Selama masa hidupnya, juragan jeruk itu dikenal sebagai sosok dermawan yang suka bagi terhadap masyarakat sekitar rumahnya dan anak-anak.

Mengingat selain menjadi tukang tebas jeruk, Armanu memiliki usaha jagal daging sapi, bahkan pria tersebut berhasil memperkerjakan 10 orang tanaga kerja, termasuk pelaku pembunuhan itu.

"Dan setiap lebaran itu, selalu mengeluarkan zakat dalam jumlah besar untuk anak buah dan para fakir miskin di lingkungannya," kata Nurhasan, Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, Kamis (12/6/2025).

Menurutnya, setiap kali Jumat manis, keluarga korban pembunuhan tersebut selaku melakukan bagi-bagi uang kepada anak-anak.

"Hal itu membuat anak-anak itu beranggapan kalau pak Armanu itu orang baik," ucap Nurhasan.

Nurhasan mengatakan selama ini, korban selalu memperlakukan anak buahnya masih wajar, semua pekerjaan pasti dikomunikasikan dengan tenaga kerjanya.

"Dan hubungan antara korban dengan pelaku pembunuhan biasa-biasa saja, karena juragan jeruk ini baik orangnya," imbuhnya.

Dia mengaku juragan jeruk tersebut memang terkenal blak-blakan saat bicara dengan anak buahnya, dan itu normal dalam dunia kerja.

"Ceplas ceplos, tapi saya rasa normal kok karena dimana-mana juragan bicara dengan anak buahnya yang saya tahu seperti itu," tuturnya.

Oleh karena itu, Nurhasan mengaku tidak menduga juragan jeruk tersebut akan tewas dalam tebasan celurit anak buahnya bernama Iman Hakiki.

"Karena di siang hari sebelum kejadian tersangka masih kerja di kebun jeruk korban. Lakok malamnya membantai juragannya," ungkapnya.

Nurhasan berharap, tidak ada balas dendam apapun dari kedua belah pihak kejadian berdarah ini, agar kerukunan antara warga tetap utuh.

"Kami akan negosiasikan antara keluarga korban dengan tersangka, agar rukun kembali," tambahnya.

Sebatas informasi, Armanu tewas usai dibacok oleh Iman Nurhakiki dengan sebilah sabit di rumahnya, setelah memberi upah petik jeruk kepada pelaku, Selasa malam (10/6/2025).

Setelah menghabisi nyawa juragannya, tersangka tersebut membacok ayah kandungnya bernama Imam Syafii hingga korban tewas.

Kemudian, tersangka juga menganiaya istrinya bernama Farida, bahkan pelaku menjambak dan membenturkan kepala perempuan tersebut ke dinding rumahnya.

Ketika penganiayaan berlangsung, paman tersangka mencoba melerai, namun malah diserang keponakannya sendiri hingga terluka dibagian kepala dan telinganya.

 
 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkini