Berita Terkini Sumenep
Warga Sumenep Keluhkan Kapal Cepat Ekspres Bahari: Fasilitas Rusak, Perjalanan 3 Jam Jadi 7 Jam
Warga Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspress Bahari yang melayani rute Pulau Kangean–Kalianget.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Taufiq Rochman
Ringkasan Berita:
- Warga Sumenep mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspress Bahari
- Kapal disebut sering mengangkut penumpang melebihi kapasitas tanpa kapal pengganti saat perawatan, membuat warga terisolasi dan dirugikan.
- Masyarakat meminta Kemenhub, Dishub Jatim, dan Pemkab Sumenep meninjau kondisi kapal
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Warga Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspress Bahari yang melayani rute Pulau Kangean–Kalianget.
Kapal yang seharusnya menjadi sarana transportasi cepat dan nyaman itu kini dinilai jauh dari harapan.
"Kapal cepat ini sudah berubah jadi kapal lambat. Biasanya tiga jam perjalanan."
"Sekarang bisa sampai tujuh jam," keluh Usman, salah satu warga Kecamatan Arjasa pada TribunMadura.com, Minggu (2/11/2025).
Fasilitas Tak Sesuai
Bahkan ia menyebut, sejumlah fasilitas kapal kini dalam kondisi rusak parah.
Pendingin ruangan (AC) tak berfungsi, kursi penumpang banyak yang rusak dan atap bocor saat hujan.
"AC mati, atap bocor, kursi banyak patah. Fasilitasnya hancur. Ini bukan cuma tidak nyaman, tapi juga berbahaya," tambahnya dengan nada kecewa.
Dari pantauan dan keluhan sejumlah penumpang, perjalanan kapal yang biasanya memakan waktu sekitar 3 jam, kini sering molor hingga 4 jam hingga 7 jam.
Baca juga: Legislator Pulau Kangean Sumenep Minta Kapal Cepat Segera Sediakan Tempat Khusus Pasien Rujukan
Ironisnya, tarif tiket kapal masih tetap tinggi, padahal fasilitas jauh dari standar pelayanan.
"Kami merasa seperti cuma diperas uangnya. Tiket mahal, kapal tidak layak jalan," ungkap kecewa.
Tidak hanya soal kenyamanan, warga juga menyoroti dugaan pelanggaran operasional yang dilakukan pihak pengelola kapal.
Kapal disebut kerap mengangkut penumpang melebihi kapasitas, dengan alasan "kursi tambahan" atau "penumpang cadangan".
"Kalau lagi ramai, tetap saja mereka terima penumpang lebih. Dibilang kursi tambahan. Padahal itu bahaya di laut," ujar Usman lagi.
Tak Ada Kapal Pengganti
Masalah lain, lanjut dia, muncul ketika kapal utama sedang docking atau perawatan.
| Golkar Sumenep Lakukan Pembenahan Internal, Fokus pada Regenerasi Kader Muda |
|
|---|
| KNPI Jatim Sorot Lambannya Penanganan Dugaan Pemerasan Mucikari Sumenep: Kapolres Harus Turun Tangan |
|
|---|
| Peran SPPI di Sumenep Diapresiasi, Jadi Ujung Tombak MBG |
|
|---|
| Wujudkan Lingkungan Sehat, Sumenep Bangun MCK dan SPAM di Daerah Rawan Kekeringan dan Gizi Buruk |
|
|---|
| AMDK Purnama Mdr Diresmikan di Sumenep, Siap Jadi Motor Penggerak Ekonomi Lokal |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.