Berita Terkini Sumenep

Warga Sumenep Keluhkan Kapal Cepat Ekspres Bahari: Fasilitas Rusak, Perjalanan 3 Jam Jadi 7 Jam

Warga Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspress Bahari yang melayani rute Pulau Kangean–Kalianget.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa/TribunMadura.com
DIKELUHKAN - Kapal cepat Express Bahari 8B saat bersandar di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, 2024. Warga Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspres Bahari yang melayani rute Pulau Kangean–Kalianget, Minggu (2/11/2025) 

Ringkasan Berita:
  • Warga Sumenep mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspress Bahari
  • Kapal disebut sering mengangkut penumpang melebihi kapasitas tanpa kapal pengganti saat perawatan, membuat warga terisolasi dan dirugikan.
  • Masyarakat meminta Kemenhub, Dishub Jatim, dan Pemkab Sumenep meninjau kondisi kapal

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Warga Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan layanan kapal cepat Ekspress Bahari yang melayani rute Pulau Kangean–Kalianget.

Kapal yang seharusnya menjadi sarana transportasi cepat dan nyaman itu kini dinilai jauh dari harapan.

"Kapal cepat ini sudah berubah jadi kapal lambat. Biasanya tiga jam perjalanan."

"Sekarang bisa sampai tujuh jam," keluh Usman, salah satu warga Kecamatan Arjasa pada TribunMadura.com, Minggu (2/11/2025).

Fasilitas Tak Sesuai

Bahkan ia menyebut, sejumlah fasilitas kapal kini dalam kondisi rusak parah.

Pendingin ruangan (AC) tak berfungsi, kursi penumpang banyak yang rusak dan atap bocor saat hujan.

"AC mati, atap bocor, kursi banyak patah. Fasilitasnya hancur. Ini bukan cuma tidak nyaman, tapi juga berbahaya," tambahnya dengan nada kecewa.

Dari pantauan dan keluhan sejumlah penumpang, perjalanan kapal yang biasanya memakan waktu sekitar 3 jam, kini sering molor hingga 4 jam hingga 7 jam.

Baca juga: Legislator Pulau Kangean Sumenep Minta Kapal Cepat Segera Sediakan Tempat Khusus Pasien Rujukan

Ironisnya, tarif tiket kapal masih tetap tinggi, padahal fasilitas jauh dari standar pelayanan.

"Kami merasa seperti cuma diperas uangnya. Tiket mahal, kapal tidak layak jalan," ungkap kecewa.

Tidak hanya soal kenyamanan, warga juga menyoroti dugaan pelanggaran operasional yang dilakukan pihak pengelola kapal.

Kapal disebut kerap mengangkut penumpang melebihi kapasitas, dengan alasan "kursi tambahan" atau "penumpang cadangan".

"Kalau lagi ramai, tetap saja mereka terima penumpang lebih. Dibilang kursi tambahan. Padahal itu bahaya di laut," ujar Usman lagi.

Tak Ada Kapal Pengganti

Masalah lain, lanjut dia, muncul ketika kapal utama sedang docking atau perawatan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved