Berita Viral
Ortu Tak Terima Alat Vital Anak Luka Usai Mainan Sunat: Sekolah Kena Imbas, Walkot Nyaris Terlibat
Orang tua siswa PAUD ini sudah melaporkan kejadian itu kepada Wali Kota Solo, Astrid Widayani.
TRIBUNMADURA.COM - Orang tua di Solo, Jawa Tengah, ini tentu terkejut mendengar kabar alat vital anaknya yang masih PAUD terluka.
Apalagi insiden itu terjadi selama kegiatan sekolah yang masih di dalam pengawasan guru.
Merasa tak terima, orang tua tersebut lantas melaporkannya ke sejumlah instansi daerah, termasuk Wali Kota Solo, Astrid Widayani.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyanto menjelaskan fakta-fakta mengenai kejadian ini.
Korban dan pelaku sama-sama belajar di TK Aisyiyah 10 Sangkrah, Kota Solo.
Siswa yang terluka diduga bermain khitan dengan temannya tanpa diketahui sang guru.
Hal ini berawal dari kegiatan prakarya pada Kamis (11/9/2025) dengan pendampingan guru.
Awalnya berjalan lancar, kegiatan prakarya itu berakhir menjadi musibah.
Baca juga: Sehatkan Generasi Emas, LMI Gelar Khitan untuk Anak TK hingga SD di Madura
Dwi memastikan tidak ada unsur kesengajaan meski mengakui bahwa kejadian itu di luar pengawasan guru.
Entah bagaimana, gunting yang sudah disimpan bisa kembali diakses anak-anak.
“Anak itu tidak sadar bahwa perbuatannya bisa mencelakakan orang lain. Menurut saya, di usia balita mereka memang belum memahami fungsi sebenarnya dari gunting,” jelasnya.
Ia menegaskan, alat yang berpotensi berbahaya harus benar-benar diawasi ketat.
“Kalau anak-anak belum paham fungsi peralatan, harus ada pendampingan guru atau orang tua agar penggunaannya sesuai,” imbuhnya.
Kecelakaan tersebut sempat dilaporkan ke beberapa instansi termasuk Wali Kota Solo.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com
Baca juga: Khitan, Bocah Pamekasan Malah Jadi Korban Malpraktik Mahasiswi, Ortu: Alat Vital Anak Saya Tebal
Namun, masing-masing orang tua sepakat damai dengan pertimbangan korban dan pelaku masih anak-anak.
“Ya awalnya kelihatannya orang tua korban itu sempat melapor ke beberapa instansi, termasuk laporan ke Bu Wakil. Cuma setelah ini kemarin sudah diketemukan lewat sekolah dimediasi, termasuk didampingi oleh Dinas tadi kelihatannya menempuh jalan kekeluargaan karena paham bahwa ini kejadian anak dengan anak,” ujar Dwi, Senin (15/9/2025).
Dwi menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai tindakan yang berisiko membahayakan orang lain.
“Yang perlu dipahamkan tadi tanggung jawab anak yang menjadi pelaku itu harus tahu harus memahamkan anaknya supaya tidak akan terulang kejadian serupa ke depannya. Apa yang diperbuat oleh anak itu kan jadi tanggung jawab orang tua,” jelasnya.
Sebagai bentuk empati, Dwi juga meminta agar orang tua pelaku turut membantu proses pemulihan korban dan menanggung kerugian yang ditimbulkan.
“Kondisi saat ini ya mestinya satu ya berempati pada korban kalau bisa membantu upaya menolong terkait dengan pemulihannya. Yang kedua memberikan pemahaman kepada anaknya supaya tidak melakukan perbuatan yang kemungkinan beresiko mencelakai atau merugikan orang lain gitu. Nah itu kan konsep orang tua yang punya tanggung jawab untuk itu,” tambahnya.
Baca juga: Yayasan PSBB Khitan Massal Gratis untuk 70 Anak, Abah Jamal Ungkap Komitmen untuk Kaum Dhuafa

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
“Kondisinya anaknya sudah sehat secara fisik terus informasi katanya disunat sekalian,” ungkap Dwi saat dihubungi Tribun Solo.
Meski luka yang dialami tergolong parah, Dwi memastikan fungsi alat vital korban masih dapat diselamatkan.
Ia menekankan bahwa pendampingan terhadap korban masih terus dilakukan.
“Asumsi saya, karena itu sudah dilakukan proses penanganan kesehatan oleh tim medis asumsi saya masa depan masih cerah. Tingkat keparahannya tetap parah tapi masih bisa diselamatkan. Kemungkinan masih berfungsi dengan baik,” jelas Dwi.
Baca juga: Curhat Pengantin Wanita Gagal Malam Pertama, Syok Ternyata Suaminya Belum Sunat, Anak Manja
Setelah sempat dirawat di rumah sakit, korban kini telah diperbolehkan pulang.
Untuk mendukung pemulihan kondisi psikologisnya, pendampingan dilakukan oleh Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Surakarta (PTPAS) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Solo.
“Udah pulang. Kalau anaknya korbannya sudah pulang. Cuma mungkin ini masih didampingi dari psikolognya PT. PAS DP3AP2KB,” terang Dwi.
Dwi menambahkan, fokus utama saat ini adalah pemulihan trauma yang dialami korban akibat rasa sakit yang luar biasa.
“Anak yang korban ini perlu didampingi karena dia yang posisinya rentan terkait dengan traumatik, terutama rasa sakit yang luar biasa itu,” jelasnya.
Sekolah pun terkena imbas. Pihak Dwi akan melakukan evaluasi.
Ia meminta para guru lebih cermat dalam mengawasi penggunaan dan penyimpanan alat yang berpotensi membahayakan.
“Evaluasi di sekolah ini terkait pengamanan, baik pra-pembelajaran, saat pembelajaran, maupun pasca pembelajaran, terutama penggunaan peralatan yang berpotensi membahayakan. Guru harus lebih cermat memastikan tempat penyimpanan benar-benar tidak bisa diakses anak-anak, sehingga tidak menimbulkan risiko,” pungkas Dwi.
Baca juga: Unik, Warga Banyuwangi Sunat Kucing dengan Nanggap Kesenian Jaranan, Sudah Nabung Berbulan-bulan
Sementara itu, anak berusia 10 tahun menjadi korban malpraktik sunat laser sampai kesakitan saat buang air kecil.
Kasus ini pun mendapat atensi pihak kepolisian usai pihak korban melaporkan secara resmi kejadian tersebut.
Alhasil polisi kini tengah mendalami unsur-unsur pidana yang terjadi dalam kasus tersebut.
Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi pada tahun kemarin.
Sebenarnya sudah ada itikad baik dari kedua pihak melakukan perdamaian.
Namun seiring berjalannya waktu kasusnya viral.
Saat ini pihak korban memutuskan melapor polisi.
Polres Kerinci resmi melakukan penyelidikan kasus dugaan malapraktik sunat laser bocah usia 10 tahun di Kabupaten Kerinci.
Penyelidikan ini dilakukan setelah pihak korban sudah melakukan laporan resmi ke Polres Kerinci beberapa waktu lalu.
Hal ini diungkapkan Kasat Reskrim Polres Kerinci AKP Very Prasetyawan.
Dia mengatakan, setelah laporan tersebut, kini kasusnya sedang dalam proses.
Bahkan, pihaknya juga telah memeriksa pihak klinik terkait peristiwa ini.
"Masih dalam proses dan sudah diperiksa (pihak klinik)," singkat Very saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin (16/6/2025).
"Sudah (menerima laporan resmi)," tambahnya, saat dikonfirmasi kebenaran laporan tersebut.

Sebagaimana diketahui, BAI menjadi korban dugaan malapraktik sebuah klinik.
Peristiwa ini sebenarnya sudah terjadi sejak delapan bulan lalu, yakni pada Sabtu, 19 Oktober 2024.
Setelah kejadian ini, pihak korban dan klinik sepakat untuk berdamai.
Pihak klinik akan menanggung semua biaya perobatan hingga sembuh.
"Ini kan peristiwanya sudah terjadi 2024 dan laporan awalnya sudah ada perdamaian. Nah, ini viral kembali, makanya kami pelajari dulu permasalahannya," kata Kapolres Kerinci AKBP Arya T Brahmana.
Korban merupakan warga Desa Sangir, Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, Provinsi Jambi.
Dia diduga menjadi korban dugaan malapraktik sunat laser paramedis.
Arya T Brahmana menjelaskan, peristiwa ini bermula pada Sabtu, tanggal 19 Oktober 2024, sekitar pukul 15.30 WIB.
Saat itu, korban diantar oleh orangtuanya ke sebuah klinik yang berada di Desa Sungai Bendung Air, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci.
Kemudian, pihak klinik langsung melakukan sunat laser terhadap korban.
Namun nahas, saat proses sunat berlangsung, korban mengalami pendarahan.
"Terjadi pendarahan aktif (darah tidak berhenti) pada alat kelamin korban, selanjutnya sekitar pukul 17.00 WIB, korban dibawa ke RS Muaro Labuh-Sumbar."
"Sesampainya di RS Muaro Labuh, pihak RS tidak sanggup menangani keadaan tersebut," ucap Arya.
Setelah itu, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Siti Rahmah Padang-Sumbar.
Nahas, kata Arya, pihak Rumah Sakit Siti Rahmah juga menyebut tidak sanggup memberikan tindakan medis sehingga korban kembali dirujuk ke RS M Djamil Padang.
"Barulah bisa dilakukan operasi terhadap korban," katanya.
Lebih jauh lagi, Arya menyebut pasca-kejadian ini, korban sudah menjalani lima kali operasi, dan kondisi terakhir, korban masih merasa kesakitan ketika buang air kecil.
-----
Berita viral dan berita seleb lainnya.
main sunat-sunatan
PAUD
alat vital anak PAUD terluka usai mainan sunat
Solo
Dinas Pendidikan
Jawa Tengah
TribunMadura.com
Tribun Madura
berita viral
Sosok Anggota Dewan Izin Sakit 6 Bulan Malah Liburan, Video Viral, DRPD Bogor: Hati-hati |
![]() |
---|
KRONOLOGI PNS Hilang Misterius Setelah Pamit Tugas Dinas: HP Mati, 2 Pekan Tak Ada Kabar |
![]() |
---|
Pantas Pemilik Dengar Anak Kos Cekcok Dini Hari, Malamnya Teman Nangis di Depan Kamar: Membiru |
![]() |
---|
Padahal Pasien Terbaring Tak Sadar, Dokter dan Perawat Malah Berbuat Tak Senonoh: Maaf |
![]() |
---|
Tetangga Heran Penemuan Kerangka Yuda yang Hilang 2 Tahun Lalu, Ternyata Pernah Bertemu di 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.