Liga Indonesia
Praktik Pengaturan skor, Vigit Waluyo Pernah Beri Rp 25 Juta ke Oknum Wasit demi PS Mojokerto Putra
Vigit Waluyo membuka dugaan praktik pengaturan skor yang banyak terjadi pada pertandingan sepak bola di Indonesia.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Vigit Waluyo membuka dugaan praktik pengaturan skor yang banyak terjadi pada pertandingan sepak bola di Indonesia.
Menurut Vigit Waluyo, ada keberpihakan oknum dalam memenangkan pertandingan sepak bola untuk sebuah klub yang mengarah pada tindakan match fixing.
Vigit Waluyo mencontohkan adanya juara sejak awal bahkan sudah bisa diprediksi lantaran itu diduga sudah diatur oleh sejumlah oknum yang terlibat kelompok mafia bola.
Pasalnya, dalam penjadwalan itu, tampak sekali siapa yang bertanding di awal dan terakhir biasanya mereka yang didukung untuk prestasi lebih baik.
• Promo Liburan ke Malaysia dari Banyuwangi, Cukup Bayar Rp 250 Ribu per Orang
"Jawaban itu seharusnya dijawab dari PSSI sendiri karena di dalam ini mereka yang lebih paham dari awal penjadwalan sampai penugasan wasit," ungkap Vigit Waluyo di Polda Jatim, Kamis (24/1/2019).
Menurut dia, tudingan pengaturan skor yang dihadapinya saat ini, yaitu saat Liga 2 di mana klub yang dipegangnya, PS Mojokerto Putra, diduga melakukan pengaturan skor.
Pihaknya memastikan tidak melakukan pengaturan skor, namun berkomunikasi bersama oknum wasit saat pertandingan home di Mojokerto.
"Karena yang ada untuk kepentingan klub kami sendiri itu kami ajukan untuk membiayai klub. Kami tidak mengatur skor tidak pernah hanya mencari menang kalah saja," ungkapnya.
• Pelaku Video Mesum di Madiun Mengaku Sakit Hati pada Kekasihnya, Sebarkan Rekaman Intim di Medsos
Vigit Waluyo membeberkan, pihaknya memberi uang senilai Rp 25 juta pada oknum wasit setiap kali klubnya bermain di kandang.
Menurut dia, tidak ada nominal uang besar pada pertandingan Liga 2 sampai detik ini.
"Intinya bahwa uang diberikan itu nominalnya enggak sebesar. Itu bukan untuk mainkan PS Mojokerto Putra ke Liga 1 tidak untuk itu," jelasnya.
• Pemkot Malang Beri Uang Insentif untuk Anggota Linmas, Dapat Rp 75 Ribu Setiap Bulan
Ia menjelaskan, uang itu hanya untuk pakai memberikan kontribusi tekanan yang diberikan beberapa pihak yaitu berapa di wilayah perwasitan tersebut.
"Jadi uang itu hanya untuk menjamin kita tidak dikerjai saja oleh orang itu (oknum wasit)," bebernya
Vigit Waluyo mencontohkan, dikerjai (oknum wasit) seperti kasus di 2017, saat ada kejadian aneh ketika PS Mojokerto Putra melawan Persik Kediri dan Kalteng Putra dengan Mojokerto Putra.
• Ayam Impor Bangkok Jutaan Rupiah Dicuri 2 Pria Asal Lumajang, Seekornya Dijual hanya Rp 100 Ribu
"Setelah pertandingan semua wasit dihukum PSSI. Di saat itu mulai awal kami membuat sinergi karena selama ini kami tidak pernah membuat sinergi dengan beberapa oknum itu," terangnya
Ditambahkannya, pihaknya mulai intens melakukan komunikasi dengan mereka supaya klub bola yang diasuhnya tidak dikerjai dalam laga laga kandang.
"Karena kami enggak pernah di liga 1 kami hanya di liga 2. Di liga 2 ini kami untuk kepentingan sendiri enggak bermain dengan kepentingan klub lain tidak," pungas Vigit Waluyo. (don).
• Tabloid Indonesia Barokah Menyebar ke Ponpes di Kota Mojokerto, Pengurus Ponpes Segera Lapor Bawaslu