Hari ini Kepala Daerah Jatim Dilantik, Pengamat: Khofifah-Emil Ramuan Bagus, Bawa Jatim Dinamis
Dilantiknya Khofifah Indar Parawansa menjadi Gubernur Jatim Rabu (13/2/2019) besok, digadang-gadang akan menjadi energi baru dinamika pembangunan di J
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA- Dilantiknya Khofifah Indar Parawansa menjadi Gubernur Jatim Rabu (13/2/2019) besok, digadang-gadang akan menjadi energi baru dinamika pembangunan di Jatim.
Dimata Falih Suaedi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Khofifah Indar Parawansa bukanlah sosok biasa yang "aji mumpung" menang di Pilgub Jatim yang digelar 27 Juni 2018 lalu.
Namun, sosok Khofifah memiliki modal dasar kepemimpinan yang kuat dan khas, sehingga mampu merebut hati masyarakat Jatim.
Khofifah yang lahir dari lingkungan keluarga Nahdliyin, akan cocok dengan karakteristik masyarakat Jatim yang menjadi basis pesantren dan berkembangnya organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama'.
• Tak Ada Jembatan Penghubung ke Pemakaman, Warga Gresik Hanyutkan Keranda Jenazah untuk ke TPU
• Wanita Paruh Baya Dibogem Dua Lelaki Tak Dikenal, Saat Ditemukan Celananya Sudah Melorot
• Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay akan Merapat Bersama Timnas U-22, Indra Sjafri Putuskan Siang ini
"Jatim adalah basis santri NU dominasi muslim artinya sangat besar," katanya saat ditemui TribunMadura.com di ruangannya Jalan Airlangga No. 4 - 6, Airlangga, Gubeng, Senin (11/2/2019).
Selain itu, pengalaman berkecimpung di dunia birokrasi politik yang dimulai sejak menjabat sebagai Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992–1997), hingga Menteri Sosial Kabinet Kerja Presiden Jokowi (2014–2018).
Dianggap pria 56 tahun asal Bojonegoro itu, menjadi modal yang kuat membangun masyarakat Jatim lima tahun mendatang.
"Modalnya sangat besar dan sudah lama berkecimpung di birokrasi sebagai Menteri, jadi cukup lama jam terbangnya," lanjutnya.
Track record akademis Khofifah, lanjut Galih, tidak bisa diremehkan.
Sempat mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas FISIP Universitas Airlangga Surabaya (1984-1991) dan Universitas Indonesia Jakarta (1993-1997), membuat Khofifah memiliki kemampuan melakukan analisis sosial yang mumpuni.
Ditambah lagi, duetnya bersama Emil Dardak yang dikenal sebagai sosok pemimpin muda kaum milenial yang memiliki track record akademis yang tak bisa diremehkan.
Falih mengaku optimis, duet kepemimpinan keduanya, mampu memberikan nuansa baru pembangunan di Jatim, melanjutkan hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0
"Ini adalah ramuan yang menurut saya sangat bagus dan saya optimistis Jatim akan lebih dinamis," tandasnya. (Luhur Pambudi)