Rumah Politik Jatim
Belasan Ribu Santri Pondok Pesantren di Jombang Terancam Tak Bisa Nyoblos Pimpres dan Pileg 2019
Belasan Ribu Santri Pondok Pesantren di Jombang Terancam Tak Bisa Nyoblos di Pemilu 2019.
Penulis: Sutono | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, JOMBANG – Belasan ribu santri dari berbagai pondok pesantren atau Ponpes di Kabupaten Jombang, Jawa Timur terancam tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pileg dan Pilpres 2019 yang digelar 27 April nanti.
Banyaknya kemungkinan santri tidak bisa mencoblos tersebut, karena sampai Senin (18/2/2019) hari ini, baru sebanyak 868 pemilih yang masuk ke KPU Jombang untuk pindah memilih.
Padahal, jumlah santri dan mahasiswa di Jombang jumlahnya mencapai belasan ribu orang, yang mayoritas berasal dari berbagai daerah di luar Jombang.
Hal itu terungkap saat KPU Jombang menggelar rapat pleno rekapitulasi dan penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di kantor KPU setempat, Senin (18/2/2019).
Pleno itu guna memastikan, bahwa jumlah pemilih yang pindah memilih, baik yang masuk ke Jombang maupun yang keluar dari Jombang untuk memilih di daerah lain.
Acara dihadiri seluruh Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) se-Kabupaten Jombang, Bawaslu Kabupaten Jombang, perwakilan parpol serta Dispendukcapil setempat.
• Sehari Jelang Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK Jatim, Arumi Bachsin Keguguran
• Jalin Asmara Dengan Pemuda Usia Beda 49 Tahun, Mbah Mentil Dibunuh Kekasih Brondong Usai Disetubuhi
Dalam acara itu, masing-masing PPK melaporkan hasil rekapitulasi di tingkat kecamatan, meliputi desa atau kelurahan lokasi penyebaran perpindahan memilih.
Meliputi jumlah TPS (tempat pemungutan suara), serta jumlah pemilih yang masuk dan yang keluar Jombang.
Hasilnya, diperoleh data, perpindahan pemilih menyebar di 116 desa dan kelurahan, dengan jumlah TPS sebanyak 233 buah.
Sedangkan jumlah pemilih dari luar yang masuk ke Jombang seluruhnya sebesar 868 pemilih dan yang keluar dari Jombang 282 orang pemilih.
KPU mengakui, jumlah santri dan mahasiswa luar daerah yang pindah mencoblos di Jombang jauh lebih kecil dibanding jumlah santri dan mahasiswa luar daerah yang kini tinggal di Jombang.
“Sehingga potensi mereka yang tidak mencoblos saat pileg dan pilpres 2019 ini masih cukup tinggi jumlahnya,” kata Komisioner KPU Jombang Burhan Abdul Wadud.
• Usai Menyantap Semangkuk Bakso di Surabaya, Pria Lamongan ini Terkulai Lemas Lalu Meregang Nyawa
• Modal Handuk Basah, Dhimas Dengan Mudah Merampok Driver Grab Car, Korban Ditinggal di Perkebunan
Menurutnya, KPU telah berupaya mendorong mereka untuk pindah memilih, namun itu semua sangat bergantung pada semangat pemilih sendiri untuk mengurus perpindahan memilih.
Bawaslu Kabupaten Jombang menyayangkan KPU tidak melakukan jemput bola terhadap pemilih untuk mengurus perpindahan memilih.
Sehingga santri dan mahasiswa masih sangat kecil yang mengurus perpindahan memilih.