Rumah Politik Jatim
Efek Ekor Jas Pengaruhi Keseriusan Koalisi, Polmark: Pilpres Untungkan Partai Kandidat Paslon Saja
Lembaga survei Polmark Indonesia menjelaskan bahwa tak semua partai politik peserta pemilu mendapatkan dampak positif dari pemilihan presiden
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Lembaga survei Polmark Indonesia menjelaskan bahwa tak semua partai politik peserta pemilu mendapatkan dampak positif dari pemilihan presiden.
Polmark bahkan menyebut hanya dua partai dari 16 partai politik yang mendapat peningkatan elektabilitas secara langsung pada pemilu serentak yang baru kali pertama digelar ini.
Asumsi ini didasarkan dengan banyaknya calon konstituen yang akan memilih partai yang mempunyai kandidat di pilpres.
• Banyak Dihujat Netizen Usai Operasi Plastik, Roy Kiyoshi Akui Langsung Hapus Komentar: Nggak Kebaca
• Banjir Besar Akibat Hujan Deras Melanda Tuban, Desa di Empat Kecamatan Terendam Banjir
• Pilpres 2019 Kurang Dari 2 Bulan, Lembaga Survei Polmark Indonesia Sebut Golput Hampir di Angka 50%
"Responden yang memilih partai yang punya kandidat di atas 40 persen. Sedangkan hanya 30 persen responden memilih partai yang mengusung," ungkap Eep Saefulloh Fatah, Founder dan CEO Polmark Indonesia kepada Surya.co.id (TribunMadura.com network) ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Rabu (6/3/2019).
Tentu, apabila mempertimbangkan data tersebut, hanya PDI Perjuangan (partai yang menaungi Joko Widodo, Capres nomor urut 01) dan Partai Gerindra (Partai yang menaungi Prabowo Subianto, Capres nomor urut 02) yang diuntungkan. Sedangkan partai lainnya yang berstatus sebagai pengusung/pendukung hanya mendapat sebagian kecil pengaruh.
"Masalahnya, partai yang mengusung dibagi antara PDI Perjuangan dan Gerindra saja. Pemilih yang ceruk pemilihnya lebih besar, dibagi dua partai itu. Ironisnya, ceruknya yang lebih kecil, dibagi oleh partai yang jumlahnya lebih banyak," ujar Eep.
• Parkir Liar Pasar Kolpajung Pamekasan Bermunculan, Pengunjung Pasar Bayar Parkir Dua Kali Lipat
• Berniat Bunuh Diri Lompat Dari Tower Listrik, Nahas Pria ini Tewas Tersengat Listrik Saat Memanjat
• Banjir Capai 5 Meter Hanyutkan 7 Desa di Madiun, Ternak dan Barang Berharga Ikut Hanyut
Tak mengherankan, apabila mempertimbangkan sikap rasional ini, tak semua partai akan serius untuk berkampanye pilpres.
"Melihat hal ini, dampak pilpres terhadap pileg jelas sangat lebih menguntungkan partai yang punya kandidat," kata Eep.
Sebelumnya, golongan masyarakat yang belum menentukan pilihan di pemilu serentak masih cukup besar terungkap pada hasil survei Polmark Indonesia yang dirilis di Surabaya, Selasa (5/3/2019).
Mengutip data Polmark, angka yang berpotensi masih bisa diperebutkan oleh masing-masing paslon di pilpres mencapai 48 persen.
Angka tersebut di berasal dari akumulasi pemilih yang belum mantap memberikan pilihan. Untuk kategori ini, baik paslon nomor urut 01, Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin maupun paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, masing-masing masih mendapat angka di bawah 50 persen.
Jokowi-Ma'ruf mendapatkan pemilih yang mantab di angka 31,5 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga di angka 20,5 persen. Hal ini cukup menarik mengingat angka tersebut juga berada jauh di bawah elektabilitas (tingkat keterpilihan) masing-masing paslon menurut survei tersebut.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mendapatkan angka 40,4 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga berada di angka 25,8 persen.
"Elektabilitas masing-masing paslon ternyata belum berbanding lurus dengan kemantapan memberikan pilihan," beber Eep Saefulloh Fatah, Founder dan CEO Polmark Indonesia kepada Surya.co.id (Tribunmadura.com network) ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Rabu (6/3/2019).
Eep pun mengungkapkan masih besarnya tingkat undecided voters di surveinya kali ini.
• Banjir Sejak Dini Hari, Jalur Madiun ke Arah Ngawi Terputus, Kendaraan Dialihkan ke Jalan Tol
• Meski Menang, Bek Madura United Fachruddin Akui Punya Dua Kendala Saat Lawan PSS Sleman
• Juragan Durian Cari Mantu untuk Putrinya di Facebook, Janjikan Fasilitas Mewah Miliaran Rupiah