Liga Indonesia

Pendukung Arema FC Laporkan Akmal Marhali ke Polres Malang Kota, Ini Isi Pengaduannya

Pendukung Arema FC, Aremania, mengadukan koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, ke Polres Malang Kota.

Penulis: Benni Indo | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
SURYA/BENNI INDO
Aremania, Achmad Ghozali, menunjukkan barang bukti yang ia gunakan untuk mengadukan koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali di Polres Malang Kota, Sabtu (22/12/2018). 

“Saya juga baru tahu. Kalau menurut saya gagal paham kali ini teman-teman dengan pernyataan saya," ujar Akmal Marhali saat dihubungi.

Pemkot Batu Bagikan 2 Ton Apel Anna kepada Wisatawan Selama 2 Hari, Berikut Lokasi-lokasinya

"Jangan-jangan, dia juga tidak mengetahui dan tidak memiliki rekaman apa yang saya sampaikan. Tapi baut saya tidak apa-apa, kalau memang itu harus ditempuh, tidak masalah buat saya,” sambung dia.

Akmal menegaskan, dia bisa mempertanggungjawabkan semua ucapannya.

Namun, ia juga menyayangkan jika aduan yang dilayangkan tidak memiliki landasan hukum dan bukti yang kuat.

Justru akmal mengancam akan melakukan gugatan balik karena selama ini dirinya juga mendapatkan teror serta perundungan.

Menteri Perdagangan Nikmati Nasi Bungkus Rp 5000 di Pasar Tradisional Banyuwangi

“Kasihan juga teman-teman Aremania kalau datanya mentah karena salah paham menginterpretasikan,” kata Akmal.

Dijelaskan Akmal, saat itu ia sedang bicara soal rangkap jabatan, yang mana ia menilai posisi itu harus disudahi karena akan membuat konflik.

“Apalagi di partai-partai krusial. Sehingga ke depannya setiap pertandingan akan dikaitkan dengan orang-orang yang di PSSI,” kata Akmal.

Dengan adanya persepsi seperti itu, kata Akmal, perjuangan pemain di lapangan tidak ada maknanya karena segala sesuatunya dikaitkan dengan rangkap jabatan pengurus klub yang ada di PSSI.

Liburan Akhir Tahun, Trafik Layanan Data XL Axiata Diprediksi Meningkat 15 - 20 Persen

“Orang berfikir ini semua ada orang di PSSI. Karena itu rangkap jabatan ke depan harus disudahi. Mereka harus memilih antara megang klub atau mengurus PSSI. Itu saja. Tidak ada soal match fixing dan sebagainya,” tegasnya.

Ditanya terkait ucapannya tentang Arema dan PSIS, Akmal menjelaskan kalau saat itu ia sedang memberi contoh terkait banyaknya anggapan orang tentang rangkap jabatan.

Saat itu ia menyontohkan kondisi Arema dan PSIS, sehingga bukan menuduh kedua klub tersebut.

“Ya kan kita lagi contoh perjuangan Arema dan PSIS yang akhirnya menjadi tidak sempurna karena semua orang beranggapan seperti itu," ucapnya.

Liburan Akhir Tahun, Trafik Layanan Data XL Axiata Diprediksi Meningkat 15 - 20 Persen

"PSIS awal musim di bawah bersama Arema, kemudian ketika mereka selamat dari degredasi akhirnya orang berkesimpulan, jangan-jangan ada orang dalam nih. Padahal itu semua hasil perjuangan pemain,” imbuh dia.

Menurut Akmal, orang-orang wajar jika berpikir seperti itu karena masih ada orang berpengaruh di dalam PSSI.

“Profesionalisme sepakbola di Indonesia belum sepenuhnya bisa dijalankan. Makannya untuk menghilangkan itu semua, rangkap jabatan disudahi,” tegasnya.

Disulap Jadi Kebun Binatang Surabaya Mini, Pos Polisi Polsek Wonokromo Jadi Spot Foto Wisatawan

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved