Berita Blitar
Kerajinan Menghias Benda Menggunakan Tisu Mulai Digemari Masyarakat Kota Blitar
Nina, panggilan akrab Nina Yaroh, menggunakan media peralatan dapur berbahan kayu untuk kerajinan decoupage.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Kerajinan decoupage atau seni menghias benda menggunakan tisu, mulai digemari masyarakat Kota Blitar.
Satu di antaranya yaitu Nina Yaroh (32), ibu muda warga Jalan Kelud, Kelurahan Kepanjenlor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Nina, panggilan akrab Nina Yaroh, menggunakan media peralatan dapur berbahan kayu untuk kerajinan decoupage.
Sejumlah peralatan dapur seperti telenan, centong, dan sendok, dikreasi menjadi kerajinan untuk hiasan ruangan yang cantik.
• KPU Sampang Buka Pendaftaran Relawan Demokrasi Pemilu 2019, Tes Diuji Langsung oleh Syamsul Muarif
"Untuk kerajinan ini, saya memang fokus menggunakan media peralatan dapur," kata Nina ditemui di rumahnya, Selasa (15/1/2019).
Rumah itu menjadi bengkel sekaligus galeri untuk memajang kerajinan karyanya.
Di bagian depan rumah, disulap menjadi galeri berdindingkan kaca.
Sejumlah kerajinan karyanya yang dipajang di galeri bisa langsung terlihat dari luar.
• Pelayanan Kantor Dinas PPKAD Kabupaten Gresik Tampak Berjalan Normal usai OTT Kejari
"Kalau proses pembuatannya di ruang belakang," ujarnya.
Nina mengaku, mulai menekuni membuat kerajinan itu sekitar tiga tahun belakangan.
Sebelumnya, dia membuat kerajinan aksesoris untuk jilbab.
Dia tertarik membuat kerajinan decoupage karena waktu itu masih jarang ada di Kota Blitar.
• Pemkab Tuban Target Retribusi Parkir Berlangganan Capai Lebih dari Rp 8 Miliar pada Tahun 2019
Selain itu, modal untuk membuat kerajinan seni menghias benda menggunakan tisu cenderung lebih murah.
Lalu, dia belajar membuat kerajinan itu dari salah satu temannya di Kabupaten Blitar.
Nina hanya mengeluarkan modal awal sebesar Rp 500 ribu untuk membuat kerajinan seni menghias benda menggunakan tisu.
Modal itu, dia belanjakan untuk membeli perlengkapan dapur, tisu khusus decoupage dan perlengkapan lainnya.
• Pavel Smolyachenko Berencana Buat Tato Bergambar Singa di Lengan Kiri usai Resmi Gabung Arema FC
Awalnya, dia hanya memproduksi 10 buah kerajinan saja dengan memblok semua kayu menggunakan cat.
Ternyata, hal itu malah mengurangi nilai seni dari kerajinan itu.
Dia mendapat saran dari pelanggannya agar ada bagian kayu yang warna aslinya dipertahankan.
Kemudian, dia mencoba mempraktikan saran dari pelanggan itu.
• Gabung Arema FC, Robert Lima Guimaraes Mengaku Tak Sabar Bunuh Lini Belakang Lawan
Dia hanya memblok bagian depan saja yang ada lukisan sedangkan di bagian belakang tetap dibiarkan warna asli kayu.
Dia juga menambahi lukisan di ruang-ruang kosong media kerajinan agar terlihat lebih cantik.
"Ternyata ada hasilnya, pesanan mulai banyak berdatangan. Malah saya juga memasok kerajinan decoupage di salah satu pusat oleh-oleh di Bali. Kalau pemasarannya, saya pakai sistem online," katanya.
• Oknum PNS di Malang Mengaku Gunakan Sabu untuk Penambah Semangat Kerja, Setahun Aktif Jadi Pemakai
Saat ini, produksi kerajinan decoupage milik Nina bisa mencapai 100 buah per bulan.
Tetapi, saat musim liburan, produksi kerajinannya bisa meningkat berlipat-lipat.
Saat musim liburan, dia bisa memproduksi sekitar 800 buah kerajinan dalam sebulan.
• Pemkab Banyuwangi Gelar Panggung Kreasi Banyuwangi Culture Everyday untuk Tarik Minat Wisatawan
"Produksi kerajinan itu paling banyak untuk memasok pesanan di pusat oleh-oleh. Selain di Bali, saya juga memasok kerajinan di salah satu tempat wisata di Blitar," ujarnya.
Harga kerajinannya juga terbilang sangat terjangkau. Dia menjual kerajinan itu mulai harga Rp 35.000 sampai Rp 50.000.
"Untuk bahan peralatan dapurnya saya beli di Batu. Sedangkan tisu khusus kerajinan decoupage saya pesan di Bandung," katanya. (sha)
• Orderan Sepi, Sopir Travel di Pasuruan Nyambi Jualan Sabu, Sebulan Bisa Raup Untung Rp 500 Ribu