Berita Trenggalek
Harga Bibit Tembus Jutaan/Benih, Durian Ripto Trenggalek Tetap Diburu Penggemar Durian se Indonesia
Harga Bibit Tembus Jutaan Per Benih, Durian Ripto Trenggalek Tetap Diburu Penggemar Durian se Indonesia.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
Harga Bibit Tembus Jutaan Per Benih, Durian Ripto Trenggalek Tetap Diburu Penggemar Durian se Indonesia
TRIBUNMADURA.COM, TRENGGALEK - Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Jawa Timur mempunyai hutan durian terluas di Indonesia.
Ada ratusan varian durian yang dihasilkan dari kecamatan ini. Namun nama durian Ripto seolah menjadi simbol kualitas durian dari Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur.
Nama Ripto diambil dari pemiliknya, almarhum Suripto yang meninggal akhir 2018 lalu.
Karena kualitasnya, benih durian Ripto ini salah satu yang paling diburu. Benihnya kini dikirim hingga ke luar pulau Jawa.
Durian Ripto ini tidak terlalu besar, hanya 1,5 kilogram hingga 2 kilogram.
Warnanya kuning dengan rasa yang manis serta beraroma harum. Jika sudah masak, warna kulitnya berwarna kekuning-kuningan.
"Ciri khasnya, durian ripto mempunyai cincin di pangkal tangkainya," terang Yoyok Muhtar Rifai (41), pengembang durian ripto asal Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, Rabu (10/4/2019).
• Sopir Trailer Ngegas, Bonek Jember Meregang Nyawa Pegang Barang Berharga, Ini Kronologi Lengkapnya
• Posesif, Suami Beri Pukulan Setiap Istri Dapat Like di Facebook, Wajah Istri Lebam Susah Dikenal
• Kapolres Lewat Lihat Motor Kecelakaan, Awalnya Dikira Laka Biasa, Tak Tahunya Ada Uang Ratusan Juta
Durian Ripto mulai dikenal tahun 2003, sata kontes durian di Kabupaten Trenggalek.
Saat itu durian Ripto keluar sebagai pemenang.
Sampel buah durian ripto kemudian dibawa ke Balai Pengawasan Sertivikasi Benih (BPSB) Provinsi Jawa Timur, untuk mencari bibit unggul.
Sejarah ripto pun digali, letak geografis, serta pohon induk tunggal juga dicari.
Laporan ilmiah itu kemudian dipresentasikan ke Kementerian Pertanian untuk diuji, bersama sampel buah.
Tim penguji saat itu sepakat melepas varietas Ripto.
"Secara resmi varietas ripto mendapat sertifikat dari BPSB tahun 2005. Sejak saat itu orang mulai penasaran dengan ripto," sambung Yoyok.
Durian Ripto pun mulai diburu para penggemar durian dari seluruh wilayah di Indonesia.
Berbekal sertifikat dari BPSB Dinas Pertanian Provinsi, anak bungsu Soeripto, Winoto mulai memroduksi benih.
• Keracunan Air Ketuban, Tubuh Balita di Mojokerto ini Hanya Tinggal Tulang dan Kulitnya Saja
• Nikita Mirzani Minta Atta Halilintar Tak Ekspos Viralnya Kasus Audrey Demi Konten, Nikita: Ashiaap
• Bonek Asal Jember yang Tewas Ternyata Santri Ponpes di Banyuwangi, Pertama Kali Mbonek Tanpa Izin

Benih itu kemudian dijual bebas, dengan label resmi dari BPSP, lengkap dengan SK Gubernur Jatim.
Pada perkembangannya, Winoto menggandeng Yoyok untuk bekerja sama.
Yoyok Muhtar Rifai dianggap mumpuni karena menguasai teknik "top working" atau menyambung tunas. Dua tahun lalu keduanya mulai memroduksi bersama.
"Saya kan butuh legalitas benih yang dimiliki mas Winoto. Sementara saya punya skill dan alatnya," ujar Yoyok.
Kini, dalam satu bulan Yoyok Muhtar Rifai menjual 200 hingga 300 benih ke berbagai wilayah.
Saat masa panen dan masa penan durian, penjualan benih bisa melonjak dua kali lipat.
Harganya pun bervariasi, dari Rp 50.000 hingga Rp 2.000.000 per benih.
Perbedaan harga ini tergantung dari batang bawah yang digunakan.
Secara umum batang bawah diambil dari biji durian yang ditanam.
Setelah tumbuh, batangnya dipotong dan pucuk pohonnya diganti dengan tunas durian ripto.
"Kalau musim durian seperti sekarang, saya menanam benih sebanyak-banyaknya untuk batang bawah. Tahun lalu saya bisa menanam hingga 4000 biji," ungkap Yoyok.
• Angka Perceraian Jatim Tertinggi, Gubernur Khofifah Pusing, Curhat Sehari Teken 17 Berkas Cerai
• BLACKPINK Comeback Kill This Love, Catatkan Rekor Memukau pada Global Top 50 Spotify & Kalahkan BTS
• Diduga Terlilit Utang, Pasutri Akhiri Hidup Gantung Diri, Sang Istri Posisi Menyandar di Dada Suami
Batang bawah dari biji durian yang ditanam ini yang paling murah.
Yoyok Muhtar Rifai juga membuat benih dari pohon durian yang sudah besar, sebesar lengan orang dewasa.
Batang yang besar ini lebih cepat tumbuh besar dan juga cepat berbuah.
Bahkan ada pohon durian berdiamater sekitar 20 sentimeter yang dipotong, dan dijadikan batang bawah.
Batang bawah jenis ini yang paling mahal. Biasanya dalam waktu 3 hingga 4 tahun, bibit ini sudah bisa menghasilkan buah.
"Selama ini memang bibit ripto dianggap agak mahal. Sebab kesulitannya durian ini lebih sulit untuk disambung," katanya.
Durian ripto selama ini juga menjadi buah durian kesayangan para petani.
Buahnya tidak dijual bebas, dan lebih banyak dikonsumsi sendiri. Jika pun ada yang menjual, hanya dilakukan dengan pesanan khusus.
Yoyok Muhtar Rifai mengungkapkan, produksi durian ripto di Slawe dan sekitarnya antara 1000 hingga 1500 buah.
Terbatasnya durian ini membuat semakin dicari. Yoyok selama ini juga banyak mendapat pesanan untuk mengirim buah ini ke Palembang.
"Ada pesanan khusus dari sana, sebanyak apapun diterima. Bahkan kalau tidak ada barang, lima buah pun tetap diterima," ucapnya.
Bagi yang belum mengerti durian ripto, sering memandang rendah.
Sebab selain tidak terlalu besar, bentuknya tidak teratur. Namun reputasi ripto memberi jaminan rasa durian premium.
"Bagi penggemar durian ini buah yang kecil, rasanya enak dan soal harga tidak pernah ada perdebatan. Mereka selalu ikut saja harga yang kami tetapkan," pungkas Yoyok Muhtar Rifai. (David Yohanes)
• Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Optimistis Durian Ngantang Mampu Tembus Pasar Ekspor
• Tinggal Bersama Suami Siri, Sulami Tewas Mengenaskan di Teras Rumahnya Dengan Perut Robek
• Anggota Satpol PP Pergi ke Malaysia Jadi TKI Ilegal, Baru Terungkap Saat Videonya Viral di Whatsapp
• Sering Dianiaya, Dipukul & Lengan Digigit, Istri Siri Laporkan Anggota DPRD Pamekasan ini ke Polisi