Tak Kalah dari Sedotan Stainless, Sedotan Bambu Dongko Karya Anak Bangsa Tembus Pasar Eropa

Tak Kalah dari Sedotan Stainless, Sedotan Bambu Dongko Karya Anak Bangsa Tembus Pasar Eropa

Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES
Agus Supriyanto (35) bersama karyawannya tengah menata sedotan bambu yang baru selesai diproduksi. 

Tak Kalah dari Sedotan Stainless, Sedotan Bambu Dongko Karya Anak Bangsa Tembus Pasar Eropa

TRIBUNMADURA.COM, TRENGGALEK - Sejumlah perempuan menyetor sedotan bambu ke rumah Agus Supriyanto (35), di Desa Karang Tengah RT 26 RW 7, Kecamatan Dongko. Tidak lama kemudian ribuan sedotan bambu itu dikemas untuk dikirim.

Bukan main-main, sedotan produk Dongko ini dikirim ke Singapura dan Eropa.

Kesadaraan global yang lebih ramah lingkungan untuk menghentikan penggunaan sedotan plastik mendatangkan peluang bagi Agus, yang sudah lama menekuni usaha kerajinan bambu.

Sadis, Suami Posesif Hajar Istri Tiap Dapat Like di Facebook (FB), Rutin Disiksa Sampai Wajah Rusak

6 Fakta di Balik Bonek Tewas Asal Jember yang Terjatuh dari Truk Saat Mbonek Persebaya Vs Arema FC

VIDEO - Ahmad Dhani Bersitegang, Berontak dan Hempaskan Jaksa di PN Surabaya Lalu Teriakkan Takbir

Bahkan Agus sudah menandatangani nota kesepahaman, untuk mamasok sodotan bambu ke Eropa.

"Untuk sampel saya sudah kirim satu juta barang ke Eropa. Ke depan jumlahnya mencapai 50 juta batang," ungkap Agus.

Sementara untuk Singapura, ada pedagang yang memesan sampel sebanyak 100.000 batang. Jika tidak ada perubahan, Agus juga akan memasok jutaan batang. Sedangkan untuk pasar lokal, Agus mengirim ke Bali rata-rata 10.000 batang per bulan.

Menurutnya, peluang sedotan bambu ini sangat terbuka. Apalagi saingan terberat, Tiongkok tengah perang dagang dengan Amerika.

"Ke depan permintaan sedotan bambu ini akan semakin besar. Karena kesadaran dunia untuk menghapus sedotan plastik semakin meluas," sambung Agus.

Agus sebenarnya pengusaha kerajinan bambu yang membuat 300 jenis kerajinan. Lima tahun lalu ia sudah memperkenalkan sedotan bambu. Namun jumlahnya masih terbatas.

Lima Hal yang Perlu Diperhatikan Peserta UTBK SBMPTN 2019, Teliti Tata Tertib Pelaksanaan Ujian

Nikita Mirzani Minta Atta Halilintar Tak Ekspos Viralnya Kasus Audrey Demi Konten, Nikita: Ashiaap

Disambar Petir, Rumah Warga Pamekasan Madura ini Langsung Ludes dan Tinggal Puing-puing Saja

Saat itu penjualan hanya sebatas ke Bali, Inggris, Surabaya dan Malaysia.

Namun setahun terakhir, saat gerakan penghapusan sedotan plastik menguat, permintaan sedotan bambu ikut melonjak. Untuk memenuhi bahan baku, Agus harus menjalin kerja sama dengan para petani di Tulungagung dan Lumajang.

"Bahan bakunya dari bambu uluh yang selama ini dianggap hama. Makanya jumlahnya sedikit dan sulit dicari," tutur Agus.

Ukuran sedotan untuk ekspor ini punya diameter lubang 7 hingga 1,2 milimeter. Sedangkan panjangnya 20 sentimeter, 21 sentimeter dan 25 sentimeter. Untuk mencegah kesulitan bahan baku ke depan, Agus merintis pembibitan bambu uluh.

Dia juga menyadarkan masyarakat, agar tidak mematikan rumpun bambu uluh. Sebab bambu yang dianggap hama ini, ternyata punya nilai ekonomis tinggi. Agus siap membeli dan mengolahnya menjadi sedotan untuk pasar ekspor.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved