Dugaan 4 Jenderal ini Jadi Sasaran Pembunuh Bayaran, Mulai Faktor Persaingan Hingga Keamanan Jokowi

Pengamat menyebut, dugaan bisa datang dari berbagai faktor, diantaranya soal keamanan negara, keamanan presiden, hingga soal persaingan pribadi.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase Instagram, Tribunnews dan Wikipedia
Gories Mere, Budi Gunawan, Luhut Panjaitan dan Wiranto, keempat jenderal ini menjadi sasaran pembunuh bayaran 

TRIBUNMADURA.COM - Motif utama dari rencana pembunuhan terhadap 4 jenderal yaitu Menko Polhukam Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, masih terus didalami oleh pihak terkait.

Meski begitu ada berbagai spekulasi dan dugaan mengapa 4 jenderal itu menjadi sasaran dari pembunuh bayaran.

Pengamat menyebut, dugaan bisa datang dari berbagai faktor, diantaranya soal keamanan negara, keamanan presiden, hingga soal persaingan pribadi.

Bahkan pengamat juga menyebut, faktor sakit hati terhadap Jokowi bisa juga masuk dalam dugaan penyebab itu.

Rencana Pembunuhan 4 Jenderal, Begini Pribadi Tersangka Tajudin (TJ) Mantan Marinir di Mata Tetangga

Izin Terbang Pilot Vincent Raditya Dicabut Kemenhub RI, Begini Penjelasan Sang Kapten

Bukan Messi, Ronaldo Menyebutkan 3 Pemain yang Pantas Menerima Ballon dOr, ada Nama Bek Terbaik

Namun, terlepas dari banyaknya dugaan penyebab 4 jenderal itu menjadi sasaran, polisi sampai sekarang masih terus berusaha mengungkap apa yang ada di balik kasus itu.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan empat pejabat yang menjadi target pembunuhan saat kerusuhan 22 Mei 2019.

Seorang pimpinan lembaga survei juga menjadi sasaran, kata Tito, meski ia enggan menyebutkan identitasnya.

"Dasar kami sementara ini hanya BAP (Berita Acara Pemeriksaan) ya. Berita acara itu resmi. Pro justitia, hasil pemeriksaan kepada tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan berdasar informasi intelijen, beda," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Menko Polhukam (28/05).

"Yang jelas, kami selalu sejak awal, begitu ada informasi, selalu memberikan pengamanan dan pengawalan kepada yang bersangkutan," katanya.

Sebelumnya, pihak kepolisian mengungkapkan mereka telah menangkap enam orang yang diduga terlibat dalam rencana dan selaku pembunuh bayaran.

Polisi juga menyita empat senjata dari kelompok itu.

Meski begitu, hingga kini, siapa dalang di balik gerakan tersebut belum diungkapkan polisi.

Tito mengatakan pihak kepolisian masih mencari pihak yang menggerakan massa untuk melakukan kerusuhan.

Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere.
Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere. (Tribunnews.com)

"Selangkah menyentuh Jokowi"

Peneliti pertahanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhamad Haripin mengatakan Presiden Joko Widodo tidak menjadi sasaran utama karena sulit bagi kelompok itu untuk menembus pengamanan Paspampres yang ketat.

Sementara, kata Haripin, empat orang pejabat itu menjadi sasaran karena posisi mereka yang strategis dan penting di pemerintahan.

Posisi Budi Gunawan (BG), misalnya, kata Haripin sangat vital bagi suatu negara.

"Ada teori yang bilang intelijen itu garis pertama dari pertahanan. Jadi kalau ngejebol suatu negara dengan perang atau invasi, yang pertama dijebol dulu ya intelijen. Misalkan Pak BG 'kejadian', berarti rezim Jokowi (tinggal) beberapa langkah lagi menuju situasi kekacauan," kata Haripin.

Posisi Gories sebagai staf ahli presiden, kata Haripin, juga sama krusialnya.

Jika Gories menjadi korban, kata Haripin, itu akan mengirim sinyal yang sangat kuat pada pemerintahan Jokowi bahwa para lawan hanya tinggal selangkah lagi untuk 'menyentuh' Jokowi.

Kepala BIN Budi Gunawan (kiri), Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ( kanan) mengikuti rapat terbatas mengenai terorisme di Kantor Presiden,Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/5). Presiden meminta pendekatan
Kepala BIN Budi Gunawan (kiri), Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ( kanan) mengikuti rapat terbatas mengenai terorisme di Kantor Presiden,Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/5). Presiden meminta pendekatan "hard power" dan "soft power" dipadukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terorisme. (Warta Kota/henry lopulalan)

Friksi di tubuh purnawirawan TNI?

Haripin juga menyoroti kemungkinan adanya friksi pada tubuh TNI yang melatarbekalangi kasus ini, mengingat Luhut dan Wiranto adalah purnawirawan TNI.

Sebelumnya, Eks Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko dituding terlibat dalam penyelundupan senjata api ilegal dari Aceh, yang diduga akan digunakan untuk demo tanggal 22 Mei.

Haripin menduga ada faktor persaingan antara Luhut dan Soenarko yang sama-sama berlatar belakang sebagai Danjen Kopassus.

Sementara, Haripin, juga menyorot pertikaian-pertikaian yang terjadi antara Wiranto dan Kivlan Zen, purnawirawan pendukung Prabowo, yang kini ditetapkan sebagai tersangka makar.

Warga Bangkalan Kaget Semburat, Setelah Ledakan Mirip Bom Ciptakan Lubang Besar di Arena Pacuan Kuda

Hendak Buka Puasa Bersama, Ibu dan Dua Anak ini Alami Kecelakaan Maut dengan Gerobak Modifan (Edet)

Baik kubu Jokowi dan Prabowo sama-sama didukung sejumlah purnawirawan.

Menurut Iqbal, pada 14 Maret 2019, tersangka HK menerima uang Rp150 juta, dan TJ mendapat bagian uang sebesar Rp25 juta Rupiah dari seseorang - yang identitasnya sudah dikantongi oleh kepolisian.

Selain Luhut dan Wiranto, Jokowi didukung purnawirawan lain, seperti Moeldoko.

Sementara, kubu Prabowo didukung Jenderal (Purn) Djoko Santoso hingga Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijatno.

Ia menyebut keberadaan purnawirawan di kedua kubu masih sangat berpengaruh.

Meski bukan lagi prajurit, Haripin mengatakan masih banyak purnawirawan yang menduduki posisi strategis baik di pemerintahan atau perusahaan.

Jokowi
Jokowi (Instagram/jokowi)

Latar belakang mereka sebagai prajurit di orde baru, tambah Haripin, membuat para purnawan itu tetap ingin berperan dalam pemerintahan.

"Di satu sisi ada kepentingan politik, di sisi lain, kalau kita mau agak positif, mereka mempunyai romantisme ideologi masa lalu, terkait dwifungsi ABRI" kata Haripin.

Sementara, pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan dia tidak melihat kasus ini terkait dengan pertentangan antar satuan.

"Saya lihat ini kelompok sakit hati, yang tidak suka Jokowi, dan menyasar orang-orang dekatnya Pak Jokowi," katanya.

Belum terungkap motifnya

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan motif rencana pembunuhan empat orang pejabat itu belum terungkap meski keenam tersangka tengah diperiksa.

"(Dari) enam pelaku itu, satu (adalah) koordinator lapangan, yang lima kaki tangan dan operator lapangan. Nanti kalau mengarah ke aktor intelektual baru akan terungkap semuanya," kata Dedi.

Ia mengatakan kelompok yang diduga akan mengeksekusi pejabat itu adalah kelompok tersendiri dan belum terlihat afiliasinya ke kelompok lain seperti misalnya, Gerakan Reformis Islam (Garis), yang berafiliasi dengan ISIS.

Dedi menyebut sebelum menangkap enam orang itu, polisi telah menangkap empat orang lainnya pada tanggal 18 hingga 19 Mei yang diduga akan mencari "martir" pada demo tanggal 21 dan 22 Mei.

Polisi, kata Dedi, akan memeriksa keterkaitan kelompok-kelompok itu dengan lebih dari 400 orang yang ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diduga Ini Penyebab Wiranto, Luhut, Budi Gunawan dan Gories Mere Jadi Sasaran Pembunuhan

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved