Berita Surabaya
Ketua NU Surabaya Imbau Ansor dan Banser tak Gegabah Sikapi Buntut Kerusuhan Mahasiswa Papua
Muhibbin menilai konflik yang terjadi di asrama mahasiswa Papua terlalu pelik sehingga membutuhkan pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Aqwamit Torik
Momen peringatan hari kemerdekaan Indonesia adalah momen penting dalam memanggil memori masyarakat tentang merah putih, Indonesia, dan ideologi Pancasila.
"Maka saya ingin ajak, internal harus dibangun konsolidasinya. Final. Kompreshensif," tegasnya.
Kesetaraan perlakuan harus diberikan pada seluruh warga bangsa.
Bahkan termasuk warga dunia yang ada di Jawa Timur.
Banyak warga asing baik mahasiswa karyawan maupun pekerja manager yang dipekerjakan oleh sektor privat di Jawa Timur.
Semua harus merasa aman untuk tinggal di Jawa Timur dengan penjagaan kondusivitas kemanaan di daerahnya.
"Ayo sampaikan ke dunia siapapun yang hidup di Jawa Timur harus mendapatkan perlindungan yang baik," tegas mantan Menteri Sosial itu.
Selain itu ia juga mengingatkan Pemda agar membangun komunikasi intensif dengan mahasiswa Papua.
Menurutnya komunikasi yang dibangun tidak harus secara formal.
Tapi lewat pendekatan kemanusiaan.
• Deretan Rekomendasi HP Gaming Terbaik Harga Rp 2 Juta - Rp 4 Jutaan, dari Redmi, Samsung Sampai Vivo
• Kesehatan Tubuhnya Sering Terganggu, Istri Curiga dan Pasang CCTV di Rumah, Hasilnya Mengejutkan
"Saya pernah bersapa dengan mereka di beberapa pertemuan.
Saat setelah kampanye damai saya ijin KPU Bawasalu untuk bersalam.
Lalu juga saat ada mahasiswa Papua yang sedang menggalang bantuan untuk banjir bandang Sentani, saya bahkan minta khusus ke protokol agar mereka didatangkan ke Grahadi," ucapnya.
Karena itu ia menyebut komunikasi dalam bentuk non formal juga sangat bisa dilakukan untuk menghindari gesekan.
"Komunikasi tidak harus dibangun secara formal.
Tapi kita bisa bangun komunikasi hati ke hati dengan mereka. Bahkan saya kalau diminta nyanyi lagu papua juga hafal," pungkasnya.