KM Santika Nusantara Terbakar
Kisah Penumpang Selamat KM Santika Nusantara Terbakar, Terombang-Ambing di Perairan Masalembu 12 Jam
Seorang penumpang selamat KM Santika Nusantara menceritakan sebelum dan setelah kapalnya terbakar di Perairan Masalembu.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Seorang penumpang selamat KM Santika Nusantara menceritakan sebelum dan setelah kapalnya terbakar di Perairan Masalembu
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sebanyak 56 penumpang KM Santika Nusantara tiba di Terminal Garuda Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak, Sabtu (24/8/2019) sore.
53 penumpang selamat KM Santika Nusantara yang terbakar di Perairan Masalembu, Kabupaten Sumenep itu, mengaku hanya ditolong nelayan.
Seorang penumpang selamat, Diki menceritakan, rencananya ia pulang ke Sangatta, Kalimantan Timur untuk menemui keluarga.
• Gubernur Khofifah Indar Parawansa Gratiskan Perawatan Korban KM Santika Nusantara di RSUD Dr Soetomo
• 5 Penumpang KM Santika Nusantara tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Disambut Langsung Kepala Basarnas
Dia mengaku, saat kejadian dia berada di dek tiga KM Santika Nusantara.
Setelah mendapat makan malam, kebanyakan para penumpang KM Santika Nusantara lainnya beristirahat.
Diki mengungkapkan, para penumpang tiba-tiba mendengar ada informasi kapal terbakar.
Kemudian, dia berusaha menyelamatkan diri turun ke bawah menggunakan tangga darurat.
Ternyata, tangga itu penuh sesak oleh penumpang.
• Belasan Ambulans Disiapkan di Pelabuhan Kalianget untuk Angkut Korban KM Santika Nusantara Terbakar
• Berikut Daftar Nama Penumpang Selamat KM Santika Nusantara yang Dievakuasi, Mayoritas Laki-Laki
Mereka semua panik menyelamatkan diri hingga tangga darurat putus.
Suasana yang semakin panas, karena kepulan asap dari bawah.
Ia langsung melompat menggunakan pelampung.
Menurut Diki, para penumpang KM Santika Nusantara terombang-ambing di Perairan Masalembu.
"11 sampai 12 jam di tengah laut. Semua dibantu nelayan," ungkap Diki.

• Jemaah Haji asal Kota Batu Dijadwalkan Tiba di Kota Apel Besok, Disambut Wali Kota Dewanti Rumpoko
"Kemungkinan yang saya tahu masih banyak yang belum ketemu," sambung dia.
Sama dengan yang dialami, Hadi.
Kernet truk asal Blitar ini harus menaiki perahu karet untuk menyelamatkan diri.
Perahu karet itu ditumpangi 51 orang, sehingga kondisinya sangat rawan tenggelam.
"Sempat dilewati kapal tetapi tidak mau menolong kita teriak-teriak tidak ada yang tolong. Perahu karet diisi 51 orang hampir jebol," tuturnya.
• Wakil Bupati Sumenep Apresiasi Perkembangan Musik Daul yang Mulai Dilirik Dunia Mancanegara
• 4 Bulan Sebelum Penangkapan, Kehidupan Terduga Teroris di Kota Blitar Ditanyai Sosok ini ke RT
Selama 12 jam terombang-ambing di laut, ia mengaku hanya berharap bantuan kapal datang.
Saat itu, kondisi Perairan Masalembu dingin dan gelombang tinggi.
"Jam 08.00 WIB baru ditolong nelayan," kata dia.
Hadi menuturkan, jika tidak ditolong nelayan, maka nyawanya mungkin sudah tidak tertolong.
"Kalau tidak salah yang meninggal cowok semua," ucapnya.
"Semua pakai pelampung mungkin tidak kuat dingin di laut," tutupnya. (wil)
• Terduga Teroris di Kota Blitar sudah 3 Tahun Tinggal di Lingkungan Jatimalang, Buka Bisnis Laundry
• Polisi Bawa Botol Bekas Air Minuman Berisi Cairan setelah Geledah Rumah Pelaku Perampokan Toko Emas