Berita Sumenep

Abuya Busyro Karim Beber Perbedaan Karier Politik Zaman Dulu & Sekarang Jelang Pilkada Sumenep 2020

Bupati Abuya Busyro Karim menceritakan awal mula karier politiknya di Kabupaten Sumenep.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDZ SYAHBANA
Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim saat ditemui di rumah dinasnya, Minggu (13/10/2019) 

Bupati Abuya Busyro Karim menceritakan awal mula karier politiknya di Kabupaten Sumenep

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Menjelang pelaksanaan Pilkada Sumenep 2020, Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim menceritakan perjalanan politiknya.

Abuya Busyro Karim mengungkapkan, perjalanan politiknya dimulai pada tahun 1998 lalu.

Menurut Abuya Busyro Karim, karier politik tokoh saat ini dan dulu, sangatlah berbeda.

Ungkapan Hendi Suhendi setelah Dicopot dari Jabatan & Ditahan karena Unggahan Istri di Media Sosial

5 Fakta Anggota TNI Dicopot dari Jabatannya, Air Mata Istri Pecah hingga Tanggapan Kolonel Hendi

"Politik sekarang ini berbeda eranya. Ketika dulu tahun 1998, saya memimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," kata Abuya Busyro Karim saat ditemui TribunMadura.com di rumah dinasnya, Minggu (13/10/2019)

Mantan Ketua DPRD 2 periode ini mengaku jika berhenti sebagai Ketua Tanfidz DPC PKB dua tahun lalu.

Abuya Busyro Karim menuturkan, pada eranya dulu, politik ketokohan dan calon pemimpin banyak diisi oleh tokoh yang didukung masyarakat banyak.

"Jadi akhirnya saya menjadi Ketua DPRD dan semacamnya," ungkap Abuya Busyro Karim.

"Itu karena memang eranya pada saat itu adalah politik ideologi ketokohan. Itu dulu kita menyatu," tuturnya.

Dokter AD & Bidan MY Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Perselingkuhan, Terbukti Lakukan Hubungan Badan

4 Pasangan Bukan Suami Istri dan Pasangan Sejenis Terjaring Razia Kamar Kos di Tulungagung

Mantan Ketua DPC PKB ini mengatakan, sistem politik saat ini sudah berbeda, misalnya suara terbanyak sekarang.

"Kalau dulu kan untuk menjadi legislatif itu langsung kami yang menunjuk Ketua PKB, Ketua Dewan Syuro dan lainnya," ujar Abuya Busyro Karim.

"Siapa yang nomor 1, 2, 3, itu hasil dari rapat internal. Kalau sekarang ,meskipun nomor 1, itu akan sulit ketika masih modelnya memakai ketokohan," sambung dia.

"Karena memang masyarakat sudah berbeda, bergeser, politik masyarakat sudah pragmatis," paparnya.

Abuya Busyro Karim menilai, jika politik saat ini tetap memakai model ketokohan, tidak lagi cukup hanya dengan menonjolkan ketokohan untuk menjadi pemimpin menggantikannya sebagai Bupati Sumenep.

Akibat Bersenggolan di Diskotik Surabaya, Pemuda Dikeroyok 5 Orang Tak Dikenal saat Pesan Bakso

Gudang Penyimpanan Kayu di Jalan Tambak Mayor Terbakar, PMK Surabaya Terjunkan 14 Unit Mobil Pemadam

"Tapi harus beralih menjadi politik geriliya. Siapapun yang bisa bergerilya kepada masyarakat , tampaknya bisa diterima oleh masyarakat," ucap Abuya Busyro Karim.

"Ini yang harus diantisipasi oleh PKB seperti sekarang. Misalnya ketika mau mencari calon yang dari PKB, itu tidak boleh hanya mengandalkan ketokohan," katanya.

"Tapi harus mau turun bersusah payah dan harus bergerilya dari satu tempat ke tempat lain," jelasnya.

"Saya kira itu baru menjawab tantangan yang akan datang," tambahnya.

Ditanya siapakah yang ingin Abuya Busyro Karim kandidat calon bupati dan wakilnya nanti pada Pilkada Sumenep 2020, ia mengatakan tidak ingin mendahului keputusan dari PKB.

Pemuda di Surabaya Diserang Kelompok Remaja Tak Dikenal, Alami Luka Terbuka Bagian Kepala Belakang

BPBD Kota Batu Siapkan Langkah Antisipasi Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno Merambat ke Kota Batu

"Biarkan saja PKB nanti yang menetapkan, dan era ini harus ditanggapi oleh PKB, bahwasanya PKB tidak lagi hanya mencalonkan karena ketokohan," katanya.

"Sekarang ini teorinya saya lihat ada dana dan ditambah dengan jaringan itu sama dengan kekuasaan," ucap dia.

"Dan orang yang memiliki jaringan yang kuat dan ditambah dengan dana yang kuat, insyaalah itu mempunyai kekuasaan," kata Abuya Busyro Karim.

"Jangan bermimpi, salah satunya cuma yang ada dan terus mau menjadi saya kira ini sulit," jelasnya.

"Jadi harus jaringan dan di tambah dana, itu sama dengan kekuasaan. Itu yang harus dipikirkan oleh PKB, saya kira apa yang sudah dilakukan beberapa tahun ini masih punya pasangan di relevan untuk dilanjutkan program-program yang ada," ujarnya.

"Karena bagaimanapun juga, ini program yang sudah berjalan tahun ini sudah hasil evaluasi dari program program yang lalu. Ini yang pertama," pungkas dia.

Dinas Sosial Gresik Coret 22.250 Jiwa dari Kepesertaan BPJS Kesehatan, Begini Alasan Pencoretannya

Sementara itu, Ketua DPC PKB Sumenep, Imam Hayim menyampaikan, kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Sumenep 2020 yang akan diusung PKB, tidak harus dari kiai.

Menurut Imam Hasyim, sosok yang cocok calon pemimpin dengan PKB adalah yang benar-benar sepemikiran dengan kiai dan ulama.

"Karena Kabupaten Sumenep ini berbasis pesantren," kata Imam Hasyim saat dikonfirmasi TribunMadura.com.

Saat ini, kata Imam Hasyim, PKB masih melakukan survei siapa calon kandidat yang paling khas.

Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno Meluas, Api Telah Mencapai Kecamatan Karangploso Malang

"Sampai saat ini masih belum rampung yang kami terjunkan ke bawah itu, nanti kalau itu sudah selesai kami akan presentasikan," ucap Imam Hasyim.

"Insyaallah dalam waktu dekat ini, awal November, sudah kelihatan siapa kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Sumenep dari PKB," paparnya.

Ditanya yakin dan tidak jika yang akan memimpin sumenep tetap PKB di Pilkada 2020, Imam Hasyim menyapaikan jika Sumenep PKB pemenang suara terbanyak.

"Dan kami mengusung kandidat dari PKB, maka kami tetap harus optimis ke depan," katanya.

BPBD Kota Batu Siapkan Langkah Antisipasi Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno Merambat ke Kota Batu

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved