Pilkada Surabaya

Calon Indepenpen Maju Pilkada Surabaya Tak Jelas, Sekjen Berkarya Sudah 100 Ribu KTP: Biayanya Besar

Calon Indepenpen Serius Maju Pilkada Surabaya Masih Misterius, Sekjen Berkarya Ngaku Sudah 100 Ribu KTP dan Siap Tancap Gas: Biayanya Besar.

Penulis: Bobby Koloway | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS/DIDIE SW
Ilustrasi - Calon Indepenpen Serius Maju Pilkada Surabaya Masih Misterius, Sekjen Berkarya Ngaku Sudah 100 Ribu KTP dan Siap Tancap Gas: Biayanya Besar 

Pihaknya menegaskan memilih waktu deklarasi setelah menyelesaikan berkas syarat dukungan.

"Kalau belum selesai, terus deklarasi kami kawatir tidak bisa menyelesaikan syarat," kata mantan caleg DPRD Jatim dari daerah pemilihan (Dapil) Pasuruan dan Probolinggo ini.

Apalagi, untuk turun di Pilkada Surabaya 2020 menurutnya bukan hal yang murah. Termasuk, saat mengumpulkan KTP juga memerlukan biaya cukup besar.

"Memang tak ada yang gratis. Semuanya ada maharnya," katanya.

"Hari gini, tak ada makan siang gratis. Ibarat meteran, ini sudah bermeter-meter (biayanya). Kalau cuma centi, mending jangan maju.

Apalagi di Surabaya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia," ungkap Didik tanpa menjelaskan spesifik anggaran yang disiapkan.

Namun, pada proses pengumpulan KTP ini pihaknya diuntungkan sebab berjalan pasca pemilu 2019.

Yang mana, jelang pemilu 2019 lalu, Partai Berkarya sebagai partai baru juga harus melengkapi berkas syarat dukungan KTP.

"Jadi, kami tinggal menghidupkan kembali jaringan yang kemarin mengumpulkan KTP untuk verifikasi Partai Berkarya sebagai partai peserta pemilu.

Tentu, itu juga menjadi modal awal dukungan," katanya.

Belum selesainya syarat dukungan inilah yang membuat pihaknya belum secara terbuka mendeklarasikan diri.

"Saya memilih menahan diri untuk tidak mendeklarasikan diri secara dini.

Nanti kalau deklarasi terus syaratnya nggak cukup untuk maju, pasti malu-maluin. Lebih baik mundur secara gentle," katanya.

Akhmad Junaedi sebelumnya juga menyatakan telah memiliki pasangan sebagai bakal calon wali kota di Pilkada Surabaya 2020 dari unsur religius.

Adalah Ra Bir Aly yang merupakan politisi Partai Berkarya asal Bangkalan.

Ra Bir Aly juga merupakan putra dari ulama karismatik asal Bangkalan, KH Kholilurrahman atau yang biasa disapa Ra Lilur.

Bersama tokoh Madura, pihaknya ingin merebut suara masyarakat Madura yang juga menjadi penduduk di Surabaya.

Ra Bir Aly juga dipercaya bisa menyatukan berbagai latar belakang politik masyarakat Madura.

Menurutnya, hal ini dapat disatukan dengan instruksi ulama.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved